Ratusan SPBU di Sumbagsel Telah Terdigitalisasi
Jum'at, 11 September 2020 - 04:35 WIB
PALEMBANG - PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region (MOR) II Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) telah menuntaskan digitalisasi terhadap 225 SPBU dari 468 SPBU yang ditargetkan pemerintah. (Baca: Diadang Pandemi, Target Digitalisasi SPBU Terpaksa Mundur )
Region Manager Comrel & CSR Pertamina Sumbagsel, Dewi Sri Utami mengatakan, SPBU yang telah terdigitalisasi terdiri dari 29 SPBU di Bangka Belitung, 28 SPBU di Bengkulu, 33 SPBU di Jambi, 57 SPBU di Lampung dan 78 SPBU di Sumatera Selatan. Sementara sisanya masih dalam proses persiapan serta pemasangan sejumlah perangkat pendukung.
"Program digitalisasi SPBU ini merupakan upaya Pertamina untuk mengoptimalkan layanan kepada konsumen dengan memantau ketersediaan, penjualan BBM dan transaksi di SPBU dengan data yang realtime," ujar Dewi kepada SINDOnews, Kamis (10/9/2020).
Dijelaskan Dewi, konsep digitalisasi yakni merekam seluruh data transaksi dan stok SPBU secara akurat pada waktu yang faktual, dimana dari setiap nozzle atau selang pengisian BBM ke kendaraan konsumen dibuatkan sesuai sistem sedemikian rupa, sehingga secara langsung dapat memberikan data konsumsi dan penjualan setiap SPBU.
"Data tersebut nantinya dapat dipantau melalui sistem yang bisa diakses oleh pemerintah yang berkaitan dengan data dan pengawasan konsumsi BBM seperti Kementerian ESDM , Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan BPH Migas," jelasnya.
Selain itu, digitalisasi juga akan memberikan kemudahan layanan kepada konsumen, dimana dapat memantau ketersediaan dan stok BBM di suatu SPBU, mengetahui data penjualan jenis BBM dan besaran transaksinya. (Baca: Gubernur Sumsel Dukung Percepatan Digitalisasi SPBU )
"Sistem ini terintegrasi secara nasional, sehingga Kantor Pusat dapat memonitor keseluruhan proses penyaluran BBM secara langsung melalui monitor atau integrated dashboard, terutama data penyaluran BBM bersubsidi dan penugasan. Diharapkan Pertamina dan pemerintah yang berwenang mengakses data tersebut dapat bersama-sama meningkatkan pengawasan penyaluran BBM termasuk BBM bersubsidi agar tepat sasaran sekaligus melakukan pendataan konsumsi," kata Dewi.
Dengan program digitalisasi ini, Pertamina bisa langsung mengetahui jika terdapat SPBU yang akan kehabisan bahan bakar, sehingga dapat ditindaklanjuti dengan upaya pengiriman BBM ke SPBU yang bersangkutan. Digitalisasi juga mewujudkan cashless payment antara Pertamina dengan pemilik SPBU, serta pemilik SPBU dengan konsumen.
"Tujuan utama sistem ini adalah pendataan secara menyeluruh, sehingga Pertamina dapat meningkatkan pelayanan kepada konsumen setianya secara maksimal, memastikan agar konsumen nenerima BBM sesuai dengan haknya. Dan bagi Pertamina dapat memantau stok BBM di tanki penyimpanan SPBU, jumlah BBM yang dikeluarkan melalui nozzle dan revenue penjualan BBM," ucap Dewi.
Region Manager Comrel & CSR Pertamina Sumbagsel, Dewi Sri Utami mengatakan, SPBU yang telah terdigitalisasi terdiri dari 29 SPBU di Bangka Belitung, 28 SPBU di Bengkulu, 33 SPBU di Jambi, 57 SPBU di Lampung dan 78 SPBU di Sumatera Selatan. Sementara sisanya masih dalam proses persiapan serta pemasangan sejumlah perangkat pendukung.
"Program digitalisasi SPBU ini merupakan upaya Pertamina untuk mengoptimalkan layanan kepada konsumen dengan memantau ketersediaan, penjualan BBM dan transaksi di SPBU dengan data yang realtime," ujar Dewi kepada SINDOnews, Kamis (10/9/2020).
Dijelaskan Dewi, konsep digitalisasi yakni merekam seluruh data transaksi dan stok SPBU secara akurat pada waktu yang faktual, dimana dari setiap nozzle atau selang pengisian BBM ke kendaraan konsumen dibuatkan sesuai sistem sedemikian rupa, sehingga secara langsung dapat memberikan data konsumsi dan penjualan setiap SPBU.
"Data tersebut nantinya dapat dipantau melalui sistem yang bisa diakses oleh pemerintah yang berkaitan dengan data dan pengawasan konsumsi BBM seperti Kementerian ESDM , Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan BPH Migas," jelasnya.
Selain itu, digitalisasi juga akan memberikan kemudahan layanan kepada konsumen, dimana dapat memantau ketersediaan dan stok BBM di suatu SPBU, mengetahui data penjualan jenis BBM dan besaran transaksinya. (Baca: Gubernur Sumsel Dukung Percepatan Digitalisasi SPBU )
"Sistem ini terintegrasi secara nasional, sehingga Kantor Pusat dapat memonitor keseluruhan proses penyaluran BBM secara langsung melalui monitor atau integrated dashboard, terutama data penyaluran BBM bersubsidi dan penugasan. Diharapkan Pertamina dan pemerintah yang berwenang mengakses data tersebut dapat bersama-sama meningkatkan pengawasan penyaluran BBM termasuk BBM bersubsidi agar tepat sasaran sekaligus melakukan pendataan konsumsi," kata Dewi.
Dengan program digitalisasi ini, Pertamina bisa langsung mengetahui jika terdapat SPBU yang akan kehabisan bahan bakar, sehingga dapat ditindaklanjuti dengan upaya pengiriman BBM ke SPBU yang bersangkutan. Digitalisasi juga mewujudkan cashless payment antara Pertamina dengan pemilik SPBU, serta pemilik SPBU dengan konsumen.
"Tujuan utama sistem ini adalah pendataan secara menyeluruh, sehingga Pertamina dapat meningkatkan pelayanan kepada konsumen setianya secara maksimal, memastikan agar konsumen nenerima BBM sesuai dengan haknya. Dan bagi Pertamina dapat memantau stok BBM di tanki penyimpanan SPBU, jumlah BBM yang dikeluarkan melalui nozzle dan revenue penjualan BBM," ucap Dewi.
(don)
tulis komentar anda