Pasar Baru Bandung, Rahim Saudagar Sukses dan Kiblat Busana Muslim

Rabu, 09 September 2020 - 07:03 WIB
Ada juga keluarga saudagar Arab, Achsan. Saudagar perempuan dari keluarga Achsan ini cukup kaya raya. Dia menjadi perempuan pertama dari Bandung yang terdaftar sebagai penumpang pesawat KLM rute penerbangan Batavia–Bandung. (Baca juga: Demonstrasi Antirasisme Memanas di Kota-Kota AS)

Sebagian dari generasi penerus pertokoan ini masih melanjutkan usaha kakek-buyut mereka sampai sekarang. Beberapa nama pengusaha terkenal dari masa lalu itu sekarang terabadikan menjadi nama-nama jalan di sekitar Pasar Baru, Bandung, seperti keluarga H Basar, Ence Ajis asal Palembang, H Durasid, H Pahruroji, Soeniaradja.

Pasar Terbersih Se-Hindia Belanda

Pasar Baru yang merupakan tempat penampungan para pedagang eks Pasar Ciguriang di kawasan barat Pecinan ini, berkembang pesat menjadi pusat perekonomian di Kota Bandung. Pada 1906, pemerintah kolonial Belanda pun mendirikan bangunan baru semipermanen di kawasan Pasar Baru.

Di bangunan baru ini, jajaran pertokoan berada di bagian paling depan dan di belakangnya diisi oleh los-los pedagang. Kemudian pada 1926, dibangun kompleks pasar permanen yang lebih luas dan teratur.

Di bangunan baru ini, terdapat dua buah pos beratap limas yang mengapit jalan masuk menuju kompleks Pasar Baru. Selain sebagai gerbang masuk, kedua pos ini digunakan juga sebagai kantor pengelola pasar dan pos jaga polisi. Namun, ciri khas dua menara itu sudah tidak ada lagi.

Lantaran bersih dan tertib, Pasar Baru Bandung menjadi kebanggaan masyarakat. Bahkan pada 1935, Pasar Baru mendapatkan predikat sebagai pasar terbersih se-Hindia Belanda. Pada 1970-an, perombakan besar-besaran dilakukan di Pasar Baru. Di lokasi tersebut dibangun gedung pasar modern bertingkat yang tidak menyisakan lagi bentuk bangunan lama. Namun, konsep pasar tradisional masih dapat dipertahankan yang menempati area lantai dasar gedung. (Baca juga: Mengenal Penyakit Batu Empedu Sejak Dini)

Gedung Pasar Baru lama kini menjadi bangunan bersejarah dan cagar budaya atau heritage. Gedung bercat putih tersebut kini dilindungi. Meski begitu, bagian bawah gedung tersebut masih digunakan sebagai tempat berdagang.

Sementara di kawasan Ciguriang atau Jalan Kepatihan, saat ini pun masih menggeliat aktivitas usaha. Bahkan kini, kawasan Jalan Kepatihan atau Ciguriang berdiri mal besar, seperti Toserba Yogya dan Kings. Di sekitar kawasan Kepatihan masih terdapat satu ruas jalan kecil bernama Jalan Ciguriang.

Berubah Menjadi Trade Center
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More