SMASIF SDGs Project 2025, Ajak Santri Praktiklan Ilmu dari Sekolah dan Pesantren
Rabu, 05 Februari 2025 - 08:24 WIB
Mereka belajar tentang peternakan sapi perah secara terintegrasi. Mengetahui tentang pakan sapi, perawatan kandang, pemerahan susu, pengolahan susu hingga pengolahan limbahnya.
Untuk yang outdoor, santri disebar ke daerah Prambon, Sidoarjo dan menginap di rumah warga yang ada di sana. Mereka melakukan pengabdian di Madrasah Ibtidaiyah, panti asuhan dan sebagainya. Mereka mengajar mengaji, mengajari mata pelajaran dan sebagainya. Juga melakukan bakti sosial.
Sementara yang mengikuti program indoor, para santri diajak untuk mengunjungi beberapa tempat. Seperti Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur Surabaya, panti asuhan dan sebagainya.
"Sebelum mereka berangkat mengikuti kegiatan ini, setiap kelompok diwajibkan untuk membuat program kerja. Kegiatan apa yang sekiranya akan dilakukan selama seminggu itu di tempat yang sudah ditentukan. Program itu mereka presentasikan dan yang sekiranya sesuai tema, mereka jalankan," jelas Nasywa.
"Contohnya yang ke RSJ Menur itu agar mereka mengetahui tentang kesehatan mental, berapa pentingnya menjaga kesehatan mental itu," tambahnya.
Salah satu santri, Nazriel Mirza Azzam mengaku senang mengikuti kegiatan ini. Apalagi saat kunjungan ke RSJ Menur Surabaya.
Di rumah sakit khusus pasien yang mengalami gangguan mental itu, dia dan beberapa temannya selain dijelaskan tentang kesehatan mental juga diajak berkeliling ke ruang perawatan pasien, didampingi dokter dan beberapa guru.
Azzam, panggilan santri dari kelas XI A3 Ibnu Khaldun itu mengaku gemetar saat diajak masuk dan melihat ruang perawatan pasien.
"Ya gimana gitu masuk dan melihat pasiennya. Gemeter, takut," katanya.
Dikatakan Azzam, pasien yang dirawat dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin dan usia. "Dari usia muda sampai tua, semua ada. Laki-laki dan perempuan. Dan kami hanya bisa ke pasien perempuan karena kalau ke pasien laki-laki agak membahayakan, kata dokternya," ujarnya.
Untuk yang outdoor, santri disebar ke daerah Prambon, Sidoarjo dan menginap di rumah warga yang ada di sana. Mereka melakukan pengabdian di Madrasah Ibtidaiyah, panti asuhan dan sebagainya. Mereka mengajar mengaji, mengajari mata pelajaran dan sebagainya. Juga melakukan bakti sosial.
Sementara yang mengikuti program indoor, para santri diajak untuk mengunjungi beberapa tempat. Seperti Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur Surabaya, panti asuhan dan sebagainya.
"Sebelum mereka berangkat mengikuti kegiatan ini, setiap kelompok diwajibkan untuk membuat program kerja. Kegiatan apa yang sekiranya akan dilakukan selama seminggu itu di tempat yang sudah ditentukan. Program itu mereka presentasikan dan yang sekiranya sesuai tema, mereka jalankan," jelas Nasywa.
"Contohnya yang ke RSJ Menur itu agar mereka mengetahui tentang kesehatan mental, berapa pentingnya menjaga kesehatan mental itu," tambahnya.
Salah satu santri, Nazriel Mirza Azzam mengaku senang mengikuti kegiatan ini. Apalagi saat kunjungan ke RSJ Menur Surabaya.
Di rumah sakit khusus pasien yang mengalami gangguan mental itu, dia dan beberapa temannya selain dijelaskan tentang kesehatan mental juga diajak berkeliling ke ruang perawatan pasien, didampingi dokter dan beberapa guru.
Azzam, panggilan santri dari kelas XI A3 Ibnu Khaldun itu mengaku gemetar saat diajak masuk dan melihat ruang perawatan pasien.
"Ya gimana gitu masuk dan melihat pasiennya. Gemeter, takut," katanya.
Dikatakan Azzam, pasien yang dirawat dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin dan usia. "Dari usia muda sampai tua, semua ada. Laki-laki dan perempuan. Dan kami hanya bisa ke pasien perempuan karena kalau ke pasien laki-laki agak membahayakan, kata dokternya," ujarnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda