Hama dan Penyakit Baru Ancam Ketahanan Pangan Nasional

Selasa, 29 Oktober 2024 - 21:02 WIB
"Kita harus punya cara melakukan mitigasi dan strategi pengelolaannya. Sekali lagi, gangguan kesehatan tanaman ini penting sekali karena berpotensi secara signifikan terhadap ketahanan pangan,” tegas pakar fitopatologi yang akrab disapa Profesor Asti ini.

Senada, perwakilan Masyarakat Perbenihan dan Perbibitan Indonesia (MPPI) Bambang Budhianto mengatakan, ancaman serangan hama dan penyakit berdampak langsung berupa kehilangan hasil panen.

Sebagai contoh kehilangan hasil panen tanaman hortikultura yang diakibatkan serangan hama berkisar antara 46-100% atau gagal panen. “Ancaman serangan hama dan penyakit ini paling ditakutkan oleh para petani,” ungkapnya.

Menurut Bambang penggunaan benih unggul berkualitas adalah salah satu kunci untuk mencegah serangan penyakit pada tanaman.

Pasalnya, benih unggul dihasilkan dari proses pemuliaan tanaman di mana hasilnya adalah varietas tanaman yang lebih tahan terhadap kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, misalnya tahan terhadap hama dan penyakit tertentu.

Selain itu, benih unggul yang berkulitas juga telah mendapatkan perlakuan khusus atau seed treatment dengan fungisida atau insektisida bahkan kombinasi dari keduanya. Sehingga mendesinfeksi benih dari organisme patogen yang terbawa benih atau yang terbawa tanah.

“Diperkirakan pada 2027 industri seed treatment dunia akan mencapai USD9,2 miliar. Angka ini sangat besar karena meningkatnya kebutuhan benih berkualitas dan setiap negara memiliki kebutuhan untuk menjamin ketahanan pangan mereka,” tegas Bambang.

Namun, kunci pengendalian penyakit baru dan emerging disease tanaman yang mengancam ketahanan pangan tidak hanya pada benih berkualitas. Kolaborasi dan sinergi antar pemangku kepentingan bahkan sangat esensial.

"Dengan membangun jaringan yang kuat dan saling mendukung, kita dapat menciptakan sistem pertanian yang lebih resilien, produktif, dan berkelanjutan. Dengan demikian, kesejahteraan petani dan ketahanan pangan dapat terjaga untuk generasi mendatang," ucapnya.

Petani asal Karawang Adi Suryadi mengaku pernah mengalami gagal panen ketika menanam kacang panjang. Menurut Adi ketika sebagian tanamannya terserang virus, hampir seluruh tanaman yang ditanam di area seluas 1,5 Ha tidak terselamatkan dan rusak.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content