Kisah Istana Kerajaan Mataram di Plered Dibangun Menghadap ke Arah Sungai Opak
Rabu, 16 Oktober 2024 - 06:12 WIB
Sedangkan kedua lapangan dalam, yaitu Kemandungan dan Srimenganti, yang harus dilalui sebelum tiba di Prabayeksa atau Istana Raja Mataram. Lokasinya berada di dalam dikelilingi tembok.
Tapi sang utusan Belanda Jan Vos ketika berkunjung ke Kerta hanya dapat melihat Srimenganti, maka antara lapangan dalam ini dan alun-alun masih disisipkan lagi Kemandungan.
Sementara ada sebuah sketsa peta keraton itu berdasarkan sisa-sisa reruntuhan yang masih dapat terlihat pada tahun 1889.
Pada peta itu digambarkan Srimenganti sebuah bangunan yang dikelilingi tembok, yaitu Suranatan. Sedangkan di sebelah barat alun-alun digambarkannya sebuah masjid.
GP Rouffaer, seorang Belanda memberikan keterangan bahwa tembok-tembok keraton itu yang sebelum tahun 1889 diratakan dengan tanah, dahulu setinggi lima sampai enam meter dan tebalnya 1,5 meter.
Dibangun seluruhnya dari batu bata, dan disisipi di sana-sini (dengan) bata alam. Permukaan tembok di atas diberi penutup persegi tiga, seluruhnya terbuat dari batu alam putih yang diberi bentuk seperti batu bata yang lebar.
Sultan Amangkurat I konon memerintahkan untuk resmi memindahkan keraton ke Plered dengan audiensi besar. Saat itu audiensi besar itu dilakukan di hari Senin, sebagaimana sumber dari Babad B.P., sebagaimana pemindahan keraton sesuai kehendak ayahnya.
Lihat Juga: Raja Charles III Cari Asisten Rumah Tangga untuk Jaga Istana, Tawarkan Gaji dan Tunjangan Besar
Tapi sang utusan Belanda Jan Vos ketika berkunjung ke Kerta hanya dapat melihat Srimenganti, maka antara lapangan dalam ini dan alun-alun masih disisipkan lagi Kemandungan.
Sementara ada sebuah sketsa peta keraton itu berdasarkan sisa-sisa reruntuhan yang masih dapat terlihat pada tahun 1889.
Pada peta itu digambarkan Srimenganti sebuah bangunan yang dikelilingi tembok, yaitu Suranatan. Sedangkan di sebelah barat alun-alun digambarkannya sebuah masjid.
GP Rouffaer, seorang Belanda memberikan keterangan bahwa tembok-tembok keraton itu yang sebelum tahun 1889 diratakan dengan tanah, dahulu setinggi lima sampai enam meter dan tebalnya 1,5 meter.
Dibangun seluruhnya dari batu bata, dan disisipi di sana-sini (dengan) bata alam. Permukaan tembok di atas diberi penutup persegi tiga, seluruhnya terbuat dari batu alam putih yang diberi bentuk seperti batu bata yang lebar.
Sultan Amangkurat I konon memerintahkan untuk resmi memindahkan keraton ke Plered dengan audiensi besar. Saat itu audiensi besar itu dilakukan di hari Senin, sebagaimana sumber dari Babad B.P., sebagaimana pemindahan keraton sesuai kehendak ayahnya.
Lihat Juga: Raja Charles III Cari Asisten Rumah Tangga untuk Jaga Istana, Tawarkan Gaji dan Tunjangan Besar
(shf)
tulis komentar anda