Kisah Letkol Dhomber, Putra Dayak yang Nyamar Jadi Orang Filipina dalam Upaya Merebut Kalimantan

Sabtu, 05 Oktober 2024 - 06:55 WIB
Letnan Kolonel Dhomber, seorang putra asli suku Dayak dari Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, memiliki cerita perjuangan yang mengesankan dalam sejarah TNI AU. Foto/TNI AU
Letnan Kolonel Dhomber , seorang putra asli suku Dayak dari Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, memiliki cerita perjuangan yang mengesankan dalam sejarah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) . Meski berpangkat Letkol, keberaniannya dalam melawan penjajah Belanda menjadikannya salah satu tokoh terhormat dalam TNI AU, sejajar dengan nama-nama besar seperti Adi Sutjipto, Halim Perdanakusuma hingga Abdulrachman Saleh.

Dhomber yang berjuang mulai dari usia muda, ikut serta dalam berbagai misi berani untuk merebut kembali Pulau Kalimantan dari cengkeraman Belanda, termasuk dengan melakukan penyamaran sebagai orang Filipina.





Dikutip dari situs resmi TNI AU, Sabtu (5/10/2024), kiprah Dhomber dalam perjuangan dimulai ketika ia berumur 15 tahun. Pada usia tersebut ia telah meninggalkan tanah kelahirannya Kalimantan menuju Pulau Jawa untuk bergabung dengan para pemuda asal Kalimantan lainnya dan berjuang bersama rakyat Surabaya mengusir penjajah.

Perjuangan Dhomber bersama para pemuda tersebut untuk merebut Pulau Kalimantan yang dikuasai oleh tentara NICA (Belanda). Pulau Kalimantan menjadi salah satu sasaran atau batu loncatan dari para penjajah untuk menguasai seluruh kepulauan Indonesia.

Pada perang Dunia II, Pulau Kalimantan menjadi rebutan Jepang dengan sekutu dan pada tahun 1943 Jepang berhasil merampas Pulau Kalimantan dari Belanda. Namun kekuasaan Jepang hanya bertahan 2 tahun.

Pada tahun 1945 Jepang kalah perang dengan Amerika, dan Pulau Kalimantan jatuh ke tangan Amerika. Bersamaan dengan masuknya tentara Amerika, tentara Belanda (NICA) ikut membonceng dan memperkuat kedudukannya di Kalimantan. Belanda pun melakukan tekanan-tekanan dengan kekerasan senjata terhadap rakyat Kalimantan.

Pada tanggal 24 Oktober 1945, Amerika menyerahkan Kalimantan kepada Tentara Belanda (Nica). Rakyat Kalimantan yang tidak menyukai tentara Belanda mulai mengadakan perlawanan-perlawan terhadap tentara Belanda (NICA) dan meminta bala bantuan dari Pulau Jawa.

Kemudian dikirimlah ekspedisi-ekspedisi dari Pulau Jawa untuk merebut Pulau Kalimantan dari tangan NICA. Namun karena tidak ada kesatuan komando, ekspedisi-ekspedisi yang dikirim Pemerintah RI dari Pulau Jawa banyak yang gagal.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content