Ritual Mabuk Raja Kertanegara Picu Keruntuhan Kerajaan Singasari di Nusantara

Minggu, 22 September 2024 - 08:00 WIB
Sebagai upaya untuk menghadapi pemberontakan ini, Kertanegara mengurus kedua menantunya, Raden Wijaya Putra Lembu Tak dan Ardharaja, putra Jayakatwang untuk melakukan perlawanan. Tetapi mungkin kekuatannya sangat lemah dibandingkan kekuatan Kediri.

Tak hanya itu ikatan emosional antara Ardharaja dengan sang ayah Jayakatwang membuat pilihannya tak mungkin berpihak ke Kertanegara. Alhasil Ardharaja yang diutus melawan Kediri dibawah pimpinan ayahnya Jayakatwang, balik menyerang ayah mertuanya sendiri.

Jayakatwang sendiri cukup cerdik dalam mengelola strategi perang. Awalnya pasukan Jaran Guyang hanya untuk pancingan untuk mengosongkan ibu kota. Dengan kehadiran pasukan Jaran Guyang, maka seluruh pasukan Singasari yang berjaga akan keluar dari istana.

Sehingga pasukan yang berada di dalam istana ini menjadi kosong.

Maka pasukan Patih Kebo Mundarang bisa masuk dari sisi selatan untuk menduduki istana Kerajaan Singasari. Ironisnya dikisahkan saat penguasaan istana Kerajaan Singasari ini Kertanegara tengah mengadakan pesta minuman keras sebagai salah satu ritual agamanya.

Dalam kondisi mabuk dan tak siap, Kertanegara langsung keluar menghadapi serangan musuh. Saat itu pula dengan tanpa kekuatan dan keamanan pasukan yang memadai, Singasari berhasil ditaklukkan oleh Jayakatwang.

Pemberontakan ini selain mengakhiri hidup Kertanegara yang tewas dibunuh oleh Jayakatwang yang bersekongkol dengan para mantan anak buah Kertanegara seperti, Arya Wiraraja, Mpu Raganata, Patih Kebo Anengah, Panji Angragani, dan Wirakreti.

Kerajaan Singasari akhirnya runtuh seiring dengan tewasnya Kertanegara, sang raja.Usai tewasnya Kertanegara, dikisahkan naskah Negarakertagama Kertanegara dan istrinya dicandikan di Sagala sebagai Wairocana dan Locana, dengan lambang arca tunggal Ardhanareswari.

Namun tak semua anggota keluarga Kertanegara tewas, konon Raden Wijaya yang menjadi pemimpin pasukan bersama menantu Kertanegara Ardharaja, melarikan diri dari Singasari.

Raden Wijaya melarikan ke Sumenep, hingga akhirnya di Sumenep diberikan perlindungan oleh Arya Wiraraja sebagai adipati Sumenep.
Halaman :
tulis komentar anda
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content