Kisah Putri Ular, Cerita Rakyat Sumatera Utara Tentang Sumpah Serapah Jadi Kenyataan
Jum'at, 20 September 2024 - 12:15 WIB
Suatu hari, datanglah raja muda dari negeri seberang dengan tujuan melamar putri untuk dijadikan permaisuri. Mendengar itu, sang putri sangat senang, terlebih setelah mengetahui raja muda tersebut juga tampan.
Singkat cerita, proses lamaran diterima. Tak menunggu lama, mereka langsung menjadwalkan pesta pernikahan bulan depan.
Menatap momen bahagia itu, putri ingin tampil cantik pada hari pernikahannya. Untuk itu, ia rajin merawat diri.
Setiap hari, putri mandi di danau kecil yang terletak di belakang istana sebanyak tiga kali. Air mandinya dicampur dengan aneka bunga.
Suatu sore, seperti biasa putri akan mulai mandi. Namun, tiba-tiba ada seekor burung melintas di atas kepalanya. Terkejut, putri berteriak sambil mendongak.
Tak disangka, burung itu malah mematuk hidungnya. Setelah itu, darah pun berceceran dari hidung sang putri.
“Aduhh… hidungku!” teriak Putri. Sambil memegang hidungnya yang berdarah, ia menangis dan kembali ke kamarnya.
Di kamar, putri masih menangis tersedu-sedu. Dia merasa kecewa karena tak bisa menjaga kecantikannya.
“Mana mau raja muda itu menikahi wanita berhidung buruk begini?” ucap putri.
Mendengar itu, Ratu tersenyum dan menghiburnya.
Singkat cerita, proses lamaran diterima. Tak menunggu lama, mereka langsung menjadwalkan pesta pernikahan bulan depan.
Menatap momen bahagia itu, putri ingin tampil cantik pada hari pernikahannya. Untuk itu, ia rajin merawat diri.
Setiap hari, putri mandi di danau kecil yang terletak di belakang istana sebanyak tiga kali. Air mandinya dicampur dengan aneka bunga.
Suatu sore, seperti biasa putri akan mulai mandi. Namun, tiba-tiba ada seekor burung melintas di atas kepalanya. Terkejut, putri berteriak sambil mendongak.
Tak disangka, burung itu malah mematuk hidungnya. Setelah itu, darah pun berceceran dari hidung sang putri.
“Aduhh… hidungku!” teriak Putri. Sambil memegang hidungnya yang berdarah, ia menangis dan kembali ke kamarnya.
Di kamar, putri masih menangis tersedu-sedu. Dia merasa kecewa karena tak bisa menjaga kecantikannya.
“Mana mau raja muda itu menikahi wanita berhidung buruk begini?” ucap putri.
Mendengar itu, Ratu tersenyum dan menghiburnya.
tulis komentar anda