7 Faktor Penyebab Keruntuhan Kesultanan Mataram Islam, Apa Saja?
Senin, 12 Agustus 2024 - 14:57 WIB
Pada langkah-langkahnya, tak jarang Belanda turut memakai cara licik. Misal, seperti siasat adu domba yang ditujukan kepada pewaris kerajaan.
Selain tekanan dari Belanda, Mataram Islam juga dihadapkan pada pemberontakan. Wilayah-wilayah yang dulu ditaklukan Sultan Agung mulai berupaya melepaskan diri.
Alhasil, Mataram Islam pun harus lebih sering lagi bertempur. Gerakan pemberontakan ini juga tidak bisa di atasi oleh para pengganti Sultan Agung, sehingga banyak yang resmi melepaskan diri.
Mirisnya, ada penerus Mataram Islam yang justru berkolaborasi dengan VOC. Hal ini tentunya sangat bertolak belakang dari Sultan Agung yang dikenal anti VOC.
Menurut sejumlah sumber, kebijakan itu diambil karena pihak Istana kesulitan memperbaiki kondisi sosial ekonomi rakyat yang dilanda krisis. Amangkurat I dan para pengganti setelahnya memilih bekerjasama dengan VOC untuk menumpas pemberontakan dari wilayah kekuasaan.
Melihat kesempatan, Belanda yang memang berambisi untuk menguasai tanah Jawa menyambut baik uluran tangan dari Mataram. Sejak itu, Mataram dan VOC selalu terlibat dalam perjanjian yang lebih banyak merugikan pihak kerajaan.
Masuknya Belanda dalam kerajaan turut memperkeruh kondisi di Istana. Melalui taktik adu domba, akhirnya terjadi pergolakan internal.
5. Wilayah Kekuasaan Memberontak
Selain tekanan dari Belanda, Mataram Islam juga dihadapkan pada pemberontakan. Wilayah-wilayah yang dulu ditaklukan Sultan Agung mulai berupaya melepaskan diri.
Alhasil, Mataram Islam pun harus lebih sering lagi bertempur. Gerakan pemberontakan ini juga tidak bisa di atasi oleh para pengganti Sultan Agung, sehingga banyak yang resmi melepaskan diri.
6. Penerus Kerajaan Berkolaborasi dengan VOC
Mirisnya, ada penerus Mataram Islam yang justru berkolaborasi dengan VOC. Hal ini tentunya sangat bertolak belakang dari Sultan Agung yang dikenal anti VOC.
Menurut sejumlah sumber, kebijakan itu diambil karena pihak Istana kesulitan memperbaiki kondisi sosial ekonomi rakyat yang dilanda krisis. Amangkurat I dan para pengganti setelahnya memilih bekerjasama dengan VOC untuk menumpas pemberontakan dari wilayah kekuasaan.
Melihat kesempatan, Belanda yang memang berambisi untuk menguasai tanah Jawa menyambut baik uluran tangan dari Mataram. Sejak itu, Mataram dan VOC selalu terlibat dalam perjanjian yang lebih banyak merugikan pihak kerajaan.
7. Perselisihan Pewaris Tahta
Masuknya Belanda dalam kerajaan turut memperkeruh kondisi di Istana. Melalui taktik adu domba, akhirnya terjadi pergolakan internal.
tulis komentar anda