Hayam Wuruk, Kisah Titisan Dewa dan Kejayaan Majapahit yang Digambarkan dalam Nagarakretagama

Jum'at, 09 Agustus 2024 - 06:11 WIB
Selanjutnya pada pupuh VIII, Hayam Wuruk dikisahkan sebagai titisan dewa.

Beliau mengusap duka si murba sebagai dewa Indra, yang menurunkan hujan di atas bumi. Sang raja menjaga negara seperti Pertiwi, meresap ke semua tempat laksana hawa, sedangkan rupa beliau laksana bulan. Semua orang tunduk kepada kuasa raja.

Prapanca mengisahkan seluk beluk Kerajaan Majapahit di pupuh VIII - XII. Di pupuh ini keindahan istana Majapahit dijelaskan secara rinci oleh Prapanca.

Bahkan beberapa punggawa dan pegawai kerajaan. Luasan kekuasaan Majapahit digambarkan oleh Prapanca di Pupuh XIII-XIV. Di dalam pupuh tersebut, tercantum pula nama-nama daerah dan pulau yang tunduk kepada Majapahit.

Di pupuh XV hubungan antara Kerajaan Majapahit dengan negara-negara asing terdeskripsikan oleh Mpu Prapanca. Beberapa negara sahabat mulai Siam, Dharmanagara, Singanagari, Campa, dan Kamboja.

Mpu Prapanca juga menjelaskan bagaimana kecakapan Hayam Wuruk saat memimpin kerajaan pada pupuh XVII-LX. Ia kerap berkeliling blusukan ke beberapa tempat bersama rombongannya.

Desa-desa penting disaksikan Hayam Wuruk, ia turun untuk melihat kondisi masyarakatnya. Hal ini dilakukannya pada tahun 1359 di beberapa wilayah di Jawa Timur.

Berikutnya pupuh LXI-LXII, di mana perjalanan Raja Hayam Wuruk pada tahun 1361 ke Desa Simping, memperbaiki candi makam karena menaranya yang rusak terekam di Kitab Negarakertagama.

Candi tersebut merupakan makam pembangunan negara Majapahit Kertarajasa Jayawardhana.

Selanjutnya kematian nenek Hayam Wuruk dan proses selamatannya digambarkan oleh Mpu Prapanca di Pupuh LXIII-LXVII. Dimana saat itu nenek Hayam Wuruk Rajapatni, Gayatri wafat.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content