Nestapa Anak Kedua Susi Susanti hanya Bisa Terbaring Menderita Hidrosefalus
Sabtu, 03 Agustus 2024 - 13:44 WIB
MERANGIN - Dafa Mubarok (6), anak kedua dari pasangan Susi Susanti (32) dan Darwis (36), saat ini hanya bisa terbaring tak berdaya di rumahnya di Desa Koto Rayo, Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin, Jambi.
Ia didiagnosa menderita penyakit Hidrosefalus, sebuah kondisi yang menyebabkan penumpukan cairan di dalam rongga otaknya, menekan otak dan membuat kepalanya membesar. Dafa hanya bisa berbaring tanpa bisa bermain seperti anak-anak seusianya.
Yang bisa ia lakukan hanyalah menangis dan batuk-batuk di pangkuan ibunya. “Berdiri saja tidak bisa. Sekarang hanya bisa berbaring minum susu,” ungkap Susi Susanti dengan mata berkaca-kaca kepada iNews Media Group, Sabtu (3/8/2024).
Dafa lahir dengan kondisi normal, namun pada usia 27 hari, kepalanya mulai membesar dan kondisi ini terus berlanjut hingga usianya menginjak 6 tahun. Susi Susanti bersama suaminya berusaha sekuat tenaga untuk membawa anaknya berobat ke RSU di Sumatera Barat.
Dia berobat dengan biaya sendiri, berharap putranya dapat segera pulih. Namun, harapan itu mulai pudar karena keterbatasan biaya, hingga mereka harus mengandalkan pengobatan tradisional.
Susi Susanti adalah seorang ibu rumah tangga tanpa penghasilan tetap, sementara suaminya bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan yang tidak menentu.
“Penghasilan suami saya tidak cukup untuk keperluan berobat, untuk kebutuhan Dafa saja masih kurang,” tuturnya.
Ia didiagnosa menderita penyakit Hidrosefalus, sebuah kondisi yang menyebabkan penumpukan cairan di dalam rongga otaknya, menekan otak dan membuat kepalanya membesar. Dafa hanya bisa berbaring tanpa bisa bermain seperti anak-anak seusianya.
Yang bisa ia lakukan hanyalah menangis dan batuk-batuk di pangkuan ibunya. “Berdiri saja tidak bisa. Sekarang hanya bisa berbaring minum susu,” ungkap Susi Susanti dengan mata berkaca-kaca kepada iNews Media Group, Sabtu (3/8/2024).
Dafa lahir dengan kondisi normal, namun pada usia 27 hari, kepalanya mulai membesar dan kondisi ini terus berlanjut hingga usianya menginjak 6 tahun. Susi Susanti bersama suaminya berusaha sekuat tenaga untuk membawa anaknya berobat ke RSU di Sumatera Barat.
Dia berobat dengan biaya sendiri, berharap putranya dapat segera pulih. Namun, harapan itu mulai pudar karena keterbatasan biaya, hingga mereka harus mengandalkan pengobatan tradisional.
Susi Susanti adalah seorang ibu rumah tangga tanpa penghasilan tetap, sementara suaminya bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan yang tidak menentu.
“Penghasilan suami saya tidak cukup untuk keperluan berobat, untuk kebutuhan Dafa saja masih kurang,” tuturnya.
tulis komentar anda