Kisah Keturunan China Jadi Penguasa Kerajaan Islam Pertama di Jawa
Minggu, 14 Juli 2024 - 06:54 WIB
Menurutnya, Raden Patah merupakan ayah dari Arya Damar.
Tapi meskipun ada perbedaan dalam asal usul Raden Patah. Seluruh versi itu sepakat bahwa Raden Patah merupakan raja pertama dan pendiri kesultanan Islam pertama di Pulau Jawa. Ia memerintah pada 1478-1518 M di Demak.
Selama memerintah di Demak, Raden Patah memiliki tiga orang istri, yakni Nyi Gedhe Maloka atau Ratu Asyikah binti Sunan Ampel.
Seorang putri Sultan Ampel yang kelak melahirkan putra bernama Raden Surya dan Raden Trenggana.
Raden Trenggana kelak menjadi sultan Demak (1521-1546 M) pasca pemerintahan yang Pati Unus (1518-1521 M).
Istri keduanya disebut merupakan putri dari Randu Sanga yang kelak melahirkan Raden Kanduruwan.
Istri ketiganya yakni putri dari Bupati Jipang yang kelak melahirkan Raden Kikin atau Pangeran Sekar Seda Lepen dan Ratu Mas Nyawa.
Raden Kikin merupakan ayah dari Arya Penangsang yang merupakan Adipati Jipang.
Lihat Juga: Kisah Kyai Cokro, Pusaka Andalan Pangeran Diponegoro Melawan Kebatilan dan Kezaliman Belanda
Tapi meskipun ada perbedaan dalam asal usul Raden Patah. Seluruh versi itu sepakat bahwa Raden Patah merupakan raja pertama dan pendiri kesultanan Islam pertama di Pulau Jawa. Ia memerintah pada 1478-1518 M di Demak.
Selama memerintah di Demak, Raden Patah memiliki tiga orang istri, yakni Nyi Gedhe Maloka atau Ratu Asyikah binti Sunan Ampel.
Seorang putri Sultan Ampel yang kelak melahirkan putra bernama Raden Surya dan Raden Trenggana.
Raden Trenggana kelak menjadi sultan Demak (1521-1546 M) pasca pemerintahan yang Pati Unus (1518-1521 M).
Istri keduanya disebut merupakan putri dari Randu Sanga yang kelak melahirkan Raden Kanduruwan.
Istri ketiganya yakni putri dari Bupati Jipang yang kelak melahirkan Raden Kikin atau Pangeran Sekar Seda Lepen dan Ratu Mas Nyawa.
Raden Kikin merupakan ayah dari Arya Penangsang yang merupakan Adipati Jipang.
Lihat Juga: Kisah Kyai Cokro, Pusaka Andalan Pangeran Diponegoro Melawan Kebatilan dan Kezaliman Belanda
(shf)
tulis komentar anda