Bom Ikan Meledak Saat Dirakit, Nelayan Pangkep Tewas
Minggu, 23 Agustus 2020 - 19:14 WIB
PANGKEP - Nelayan asal Pulau Karanrang, Desa Mattiro Bulu, Kecamatan Liukang Tupabiring Utara meregang nyawa diduga akibat bom yang mereka gunakan mencari ikan. Jasad nelayan malang itu ditemukan di perairan Kabupaten Barru.
Nelayan tersebut diketahui bernama Mahmud Bin Side (15) dan Ilham Bin Side (27). Keduanya merupakan kakak beradik.
Kepala Satpolair Polres Pangkep, Iptu Deki Marizaldi mengatakan, keduanya meninggalkan Pulau Karanrang untuk melaut pada Jumat 21 Agustus lalu menuju sebelah utara Pulau Jangan Jangangngang Taka Cindeanga untuk mencari ikan. Selain membawa bahan peledak, mereka juga membawa mesin kompresor sebagai alat pelengkap saat mencari ikan.
"Keesokan harinya, Sabtu (22/8/2020), orang tua kedua korban menerima telepon dari seseorang di Kabupaten Barru yang mengabarkan bahwa anak mereka ditemukan tewas di atas perahu," terang Deki, Minggu (23/8/2020).
Deki menjelaskan, penyebab tewasnya nelayan ini diduga terjadi saat bom ikan berbahan pupuk amonium nitrat yang dirakit di atas perahu tiba-tiba meledak. Tubuh sang adik, Mahmud ditemukan di atas kapal dengan kondisi sejumlah luka parah di bagian tubuh. Sementara jasad Ilham tak ditemukan.
Pihak keluarga, kata Deki meminta polisi tidak melanjutkan pencarian terhadap jasad Ilham. Keluarga menduga tubuh Ilham sudah hancur saat ledakan, karena keluarga menemukan sejumlah bagian tubuh Ilham di sekitar TKP.
"Saat pemakaman, keluarga tetap menggunakan dua lubang kubur. Yang satu untuk adiknya dan satu lubang lagi untuk bagian tubuh kakaknya yang ditemukan. Keluarga minta pencarian tidak usah dilakukan," urai Deki.
Sementara itu pihak kepolisian, masih mendalami asal muasal bahan peledak yang digunakan para korban. "Kita sedang lidik, dari mana mereka dapatkan bahan peledak itu," ujarnya.
Nelayan tersebut diketahui bernama Mahmud Bin Side (15) dan Ilham Bin Side (27). Keduanya merupakan kakak beradik.
Kepala Satpolair Polres Pangkep, Iptu Deki Marizaldi mengatakan, keduanya meninggalkan Pulau Karanrang untuk melaut pada Jumat 21 Agustus lalu menuju sebelah utara Pulau Jangan Jangangngang Taka Cindeanga untuk mencari ikan. Selain membawa bahan peledak, mereka juga membawa mesin kompresor sebagai alat pelengkap saat mencari ikan.
"Keesokan harinya, Sabtu (22/8/2020), orang tua kedua korban menerima telepon dari seseorang di Kabupaten Barru yang mengabarkan bahwa anak mereka ditemukan tewas di atas perahu," terang Deki, Minggu (23/8/2020).
Deki menjelaskan, penyebab tewasnya nelayan ini diduga terjadi saat bom ikan berbahan pupuk amonium nitrat yang dirakit di atas perahu tiba-tiba meledak. Tubuh sang adik, Mahmud ditemukan di atas kapal dengan kondisi sejumlah luka parah di bagian tubuh. Sementara jasad Ilham tak ditemukan.
Pihak keluarga, kata Deki meminta polisi tidak melanjutkan pencarian terhadap jasad Ilham. Keluarga menduga tubuh Ilham sudah hancur saat ledakan, karena keluarga menemukan sejumlah bagian tubuh Ilham di sekitar TKP.
"Saat pemakaman, keluarga tetap menggunakan dua lubang kubur. Yang satu untuk adiknya dan satu lubang lagi untuk bagian tubuh kakaknya yang ditemukan. Keluarga minta pencarian tidak usah dilakukan," urai Deki.
Sementara itu pihak kepolisian, masih mendalami asal muasal bahan peledak yang digunakan para korban. "Kita sedang lidik, dari mana mereka dapatkan bahan peledak itu," ujarnya.
tulis komentar anda