Kisah Prabu Siliwangi Muda, Kalahkan Prabu Amuk Murugul demi Cinta Subang Larang
Selasa, 25 Juni 2024 - 05:50 WIB
Saat menyamar sebagai Keukeubingan Rajasunu, Prabu Jayadewata mengalahkan Prabu Amuk Murugul dari Kerajaan Japura. Kemenangan ini terjadi saat sayembara memperebutkan Subang Larang, putri Ki Gedeng Tapa, penguasa Kerajaan Sing Apura.
Prabu Jayadewata menikahi Subang Larang dan dari pernikahan ini lahir Raden Walangsungsang (Cakrabuwana), Nyimas Rara Santang, dan Raden Kian Santang. Putri mereka, Nyimas Pakungwati, kemudian menikah dengan Sunan Gunung Jati, putra Nyimas Rara Santang.
Sunan Gunung Jati dan Pangeran Walangsungsang memimpin Kesultanan Cirebon sebagai Sultan Cirebon I dan II.
Setelah mengetahui bahwa Prabu Jayadewata masih kerabat, Prabu Amuk Murugul menemui ayahnya, Prabu Susuktunggal, yang adalah saudara lain ibu Prabu Dewa Niskala, ayah Prabu Jayadewata dari Kerajaan Sunda di daerah Bogor.
Prabu Jayadewata dijodohkan dengan Nyai Kentring Manik Mayang Sunda, putri Prabu Susuktunggal. Dari pernikahan ini lahir Sanghyang Surawisesa, yang kelak menggantikan Sri Baduga Maharaja di Pakuan Pajajaran.
Sanghyang Surawisesa menjadi Adipati di Pesisir Banten, yang dikenal sebagai Banteng Girang. Putranya, Adipati Arya Surajaya, dan putrinya, Nyai Kawung Anten, melanjutkan garis keturunan.
Nyai Kawung Anten menikah dengan Sunan Gunung Jati, menghasilkan Pangeran Sabakingkin atau Maulana Hasanuddin, pendiri Kesultanan Banten pada tahun 1552.
Prabu Jayadewata menikahi Subang Larang dan dari pernikahan ini lahir Raden Walangsungsang (Cakrabuwana), Nyimas Rara Santang, dan Raden Kian Santang. Putri mereka, Nyimas Pakungwati, kemudian menikah dengan Sunan Gunung Jati, putra Nyimas Rara Santang.
Sunan Gunung Jati dan Pangeran Walangsungsang memimpin Kesultanan Cirebon sebagai Sultan Cirebon I dan II.
Setelah mengetahui bahwa Prabu Jayadewata masih kerabat, Prabu Amuk Murugul menemui ayahnya, Prabu Susuktunggal, yang adalah saudara lain ibu Prabu Dewa Niskala, ayah Prabu Jayadewata dari Kerajaan Sunda di daerah Bogor.
Prabu Jayadewata dijodohkan dengan Nyai Kentring Manik Mayang Sunda, putri Prabu Susuktunggal. Dari pernikahan ini lahir Sanghyang Surawisesa, yang kelak menggantikan Sri Baduga Maharaja di Pakuan Pajajaran.
Sanghyang Surawisesa menjadi Adipati di Pesisir Banten, yang dikenal sebagai Banteng Girang. Putranya, Adipati Arya Surajaya, dan putrinya, Nyai Kawung Anten, melanjutkan garis keturunan.
Nyai Kawung Anten menikah dengan Sunan Gunung Jati, menghasilkan Pangeran Sabakingkin atau Maulana Hasanuddin, pendiri Kesultanan Banten pada tahun 1552.
(ams)
Lihat Juga :
tulis komentar anda