Kota Malang Bangkit dari COVID-19, Tiga P Pulihkan Perekonomian

Selasa, 18 Agustus 2020 - 09:55 WIB
Seorang runner atau pengantar layanan online akun IG @pasarrakyatmalang usai mengantarkan pesanan belanja via Instagram. Foto: IST

”Oleh karena itu dengan semakin popularnya pasar rakyat, maka di era COVID ini, pasar rakyat pun juga semakin membaik kondisinya. Karena itu, pasar rakyat terus kita kembangkan dengan cara berkolaborasi dengan berbagai stakeholder seperti BRI yang juga mengembangkan Pasarrakyat online. Juga dengan bank Jatim, dan Link aja. Ini menjadi sangat menarik karena preferensi masyakarat itu sudah berubah secara signifikan karena mereka lebih prefer untuk menggunakan online daripada berbelanja offline,” kata dosen Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang ini.

Pemulihan ekonomi juga menyentuh sektor restoran. Pemkot Malang menginisiasi Malang Halal untuk melayani konsumen mayoritas muslim. Sampai sekarang sudah ada 70 UMKM lokal yang sudah difasilitasi untuk mendapatkan sertifikat halal. Untuk hotel dan resto, Kota Malang menargetkan 26 pemilik usaha mendapat sertifikat halal pada 2020. Yang sudah terealisasi sebanyak 10 restoran/hotel. Untuk menunjang sertifkasi halal, Pemkot Malang berkolaborasi dengan Bank Indonesia untuk menjadi sponsor juru sembelih halal (juleha ).(Baca juga : Air Mata Wali Kota Malang Menitik Saat Bertemu Pasien COVID-19 )

”Yang ditargetkan pelatihan halal 27 Juleha di RPH milik Pemkot. Dengan adanya Juleha maka diharapkan penyembelih halal semakin banyak karena kebutuhan daging di Kota Malang juga semakin banyak. Awarness masyarakat tentang kehalalan juga semakin tinggi. Dan ini yang terus didorong oleh Pemkot Malang bagaimana pembangunan itu inklusi yang base nya UMKM dan pasar dengan strategi tiga P, pembiayaan (OJK, BI), pendampingan melibatkan komunitas dan dinas-dinas terkait, dan juga pasar dalam konteks membuka pasar lebih luas dengan digitalisasi,” kata Dias.

Pendampingan UMKM, dan Layanan Antar Online

Program pendampingan dan pembukaan akses pasar yang tertutup akibat kebijakan jaga jarak, dilakukan secara simultan.

Diskopindag Kota Malang sejak COVID-19 melanda Indonesia pada Maret 2010 lalu, sudah melakukan pendampingan usaha mikro/industri kecil menengah, training pelaku usaha mikro seperti pembuatan alat pengaman diri (APD), dan menciptakan wirausaha baru dengan menggelar pelatihan satripreneur.

“Saat ini Diskopindag sedang bekerja menyalurkan bantuan sosial kerja untuk usaha mikro yang besarnya Rp2,4 juta/usaha,” imbuh Kabid Perindusrian, Dinkopindag Kota Malang, Fahmi Fauzan AZ.(Baca juga : Rindu Touring, Penggila Motor di Malang Ini Kembali Mengaspal )

Dinkopindag sejak COVID-19 melanda Maret 2020 lalu, sudah melakukan kerja sama dengan berbagai pihak seperti Kemenparekraf, Disperindag Provinsi Jatim, Bank Indonesia, dan Forum Komunikasi Jasa Keuangan. Kerja sama ini untuk menciptakan peluang pasar bagi usaha mikro, dan industri kecil menengah. Seperti kerja sama pengadaan masker dengan CSR Forum Komunikasi Jasa Keuangan. Dinkopindag melibatkan para penjahit di Kota Malang untuk memproduksi masker. Selanjutnya masker dibeli dengan menggunakan dana CSR.”Nah maskernya disalurkan oleh Pemkot Malang kepada masyarakat luas,” kata Fahmi.

Hal yang sama juga dilakukan dalam pengadaan bahan sembako untuk program bantuan sosial. Seperti pengadaan 600 paket sembako. Beras untuk sembako diambil dari kelompok tani, mie untuk sembako juga diambil dari pengusaha Kota Malang. ”Jadi dalam menjalankan program penanganan dampak COVID-19, kami selalu melibatkan pelaku usaha mikro, dan industri kecil menengah, Kota Malang,” kata alumni Universitas Muhammadiyah Malang ini.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content