Jejak Raden Paku Sebarkan Islam Lewat Perdagangan hingga Bangun Pesantren
Kamis, 21 Maret 2024 - 07:37 WIB
Selama 40 hari 40 malam itulah Raden Paku bertafakur di sebuah tempat yang kini masuk wilayah Kabupaten Gresik. Konon wilayah itu saat ini masuk Desa Kembangan dan Kebomas.
Saat bertafakur inilah konon Raden Paku teringat akan pesan ayahnya Syeikh Maulana Ishak sewaktu masih belajar agama di Pasai dahulu. Pesan itu yakni ia telah diberi bekal segumpal tanah, segumpal tanah untuk mencari tempat mendirikan pondok pesantren.
Bila daerah atau tempat itu nantinya tanahnya sesuai atau cocok dengan tanah yang dibawanya itu, maka tempat itulah yang sesuai untuk mendirikan pesantren. Raden Paku pun akhirnya pergi mengembara mencari daerah atau tempat yang sesuai untuk mendirikan pesantren.
Desa demi desa dimasuki Raden Paku, hingga melalui sebuah desa yang bernama Margonoto, yang kini masuk daerah Kabupaten Gresik. Di sana Raden Paku sampai pada suatu tempat yang agak tinggi, atau bisa dikatakan sebuah bukit.
Di situlah Raden Paku merasa sejuk dan damai hatinya. Kemudian ia mencocokkan tanah yang dibawanya dengan tanah di tempat tersebut. Saat dicocokkan ternyata sesuai benar dengan segenggam tanah yang diberikan oleh ayahnya dahulu.
Dari sana akhirnya Raden Paku mulai mendirikan pesantrennya. Mengingat tempat itu merupakan tanah yang tinggi atau gunung, maka dinamakanlah tempat itu dengan Giri. Giri sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya gunung.
Tak ayal sebutan Sunan Giri juga melekat pada Raden Paku, karena pesantren atau tempat mengajarkan agama Islam diawali dari tempat yang tinggi.
(ams)
tulis komentar anda