Jejak Raden Paku Sebarkan Islam Lewat Perdagangan hingga Bangun Pesantren

Kamis, 21 Maret 2024 - 07:37 WIB
loading...
Jejak Raden Paku Sebarkan Islam Lewat Perdagangan hingga Bangun Pesantren
Raden Paku atau Sunan Giri. Foto/Ist
A A A
Raden Paku menjadi nama asli dari Sunan Giri, salah satu penyebar agama Islam Sekaligus Wali Songo di Pulau Jawa. Sosok Sunan Giri sebagai anak angkat bangsawan dan putra kandung ulama besar.

Sunan Giri sekaligus memiliki hubungan saudara dengan Sunan Ampel yang menjadikan Sunan Giri muda tergolong istimewa.Ketika muda, Sunan Giri juga ikut membantu sang ibu angkatnya Nyai Gede Pinatih untuk berdagang selagi sambil menyebarkan agama islam.

Jalur perdagangan menjadi jalur yang dipilih oleh Sunan Giri untuk menyebarkan agama Islam. Namun waktu demi waktu dirasa Sunan Giri kurang maksimal dalam menyiarkan agama Islam.



Ia pun merasa kurang puas dengan penyebaran agama Islam sambil berdagang yang dilakukannya. Sebab para murid yang ikut dirinya tidak mendapat pelajaran rutin mengenai agama darinya langsung.

Dikutip dari buku “Sunan Giri” karya Umar Hasyim sang santri Sunan Giri merasa kurang nyaman bila tak ditunggui gurunya tersebut.

Dari sanalah Raden Paku berniat mendirikan suatu pesantren pada suatu tempat yang nantinya dihuni secara tetap.Hal itu membuat Raden Paku memutuskan meninggalkan dunia pelayaran dan perdagangan.

Hal ini juga didukung oleh sang ibu angkatnya Nyai Gede Pinatih, karena memang dunia perdagangan dan pelayaran itu kurang begitu menarik hati Raden Paku.

Tetapi sebelum mencari tempat untuk mendirikan sebuah pondok pesantren, Sunan Giri terlebih dahulu pergi ke suatu tempat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Raden Paku atau Sunan Giri melakukan tafakur menyepi dari aktivitas dunia meminta petunjuk kepada Allah SWT.



Selama 40 hari 40 malam itulah Raden Paku bertafakur di sebuah tempat yang kini masuk wilayah Kabupaten Gresik. Konon wilayah itu saat ini masuk Desa Kembangan dan Kebomas.

Saat bertafakur inilah konon Raden Paku teringat akan pesan ayahnya Syeikh Maulana Ishak sewaktu masih belajar agama di Pasai dahulu. Pesan itu yakni ia telah diberi bekal segumpal tanah, segumpal tanah untuk mencari tempat mendirikan pondok pesantren.

Bila daerah atau tempat itu nantinya tanahnya sesuai atau cocok dengan tanah yang dibawanya itu, maka tempat itulah yang sesuai untuk mendirikan pesantren. Raden Paku pun akhirnya pergi mengembara mencari daerah atau tempat yang sesuai untuk mendirikan pesantren.

Desa demi desa dimasuki Raden Paku, hingga melalui sebuah desa yang bernama Margonoto, yang kini masuk daerah Kabupaten Gresik. Di sana Raden Paku sampai pada suatu tempat yang agak tinggi, atau bisa dikatakan sebuah bukit.

Di situlah Raden Paku merasa sejuk dan damai hatinya. Kemudian ia mencocokkan tanah yang dibawanya dengan tanah di tempat tersebut. Saat dicocokkan ternyata sesuai benar dengan segenggam tanah yang diberikan oleh ayahnya dahulu.

Dari sana akhirnya Raden Paku mulai mendirikan pesantrennya. Mengingat tempat itu merupakan tanah yang tinggi atau gunung, maka dinamakanlah tempat itu dengan Giri. Giri sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya gunung.

Tak ayal sebutan Sunan Giri juga melekat pada Raden Paku, karena pesantren atau tempat mengajarkan agama Islam diawali dari tempat yang tinggi.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6149 seconds (0.1#10.140)