Sultan Mahmud Badaruddin II, Harimau Palembang yang Menolak Tunduk hingga Diasingkan

Jum'at, 01 Mei 2020 - 05:00 WIB
Inggris kemudian mengangkat Raden Husin Diauddin (Adik SMB II) menjadi Sultan Palembang dengan gelar Sultan Ahmad Najamuddin II, pada 14 Mei 1812.

Bangka yang telah dikuasai Inggris diganti namanya Duke of York s Island, yang kemudian dinamakan Minto (saat ini dikenal dengan nama Mentok), di pulau ini ditempatkan Jenderal Meares sebagai Residen Palembang.

Meares berambisi menangkap SMB II yang telah mengungsi ke pedalaman dan menyusun kekuatan di Muara Rawas. Pada 28 Agustus 1812, ia membawa pasukan dan persenjataan yang diangkut dengan perahu untuk menyerbu Muara Rawas.

Dalam sebuah pertempuran di Buay Langu, Meares tertembak dan akhirnya tewas setelah dibawa kembali ke Mentok. Kedudukannya digantikan oleh Mayor Robinson. Pengganti Meares ini kemudian melakukan serangkaian perundingan.

SMB II kembali ke Palembang dan naik takhta kembali pada 13 Juli 1813, hingga Agustus 1813. Sementara itu, Robinson dipecat dan ditahan Raffles karena mandat yang diberikannya tidak sesuai.

Setelah Konvensi London 13 Agustus 1814 yang mengharuskan Inggris menyerahkan kembali kepada Belanda semua koloninya di seberang lautan sejak Januari 1803, pada 19 Agustus 1816 Palembang diserahkan kembali pada Belanda.

Penyerahan ini terjadi dan Raffles diganti oleh John Fendal (Belanda) yang kemudian mengangkat Edelheer Mutinghe sebagai komisaris di Palembang. Tindakan pertama yang dilakukannya adalah mengangkat kembali SMB II naik tahta pada 7 Juni 1818.

Sementara itu, Husin Diauddin yang pernah bersekutu dengan Inggris justru diasingkan oleh Mutinghe untuk keluar dari Palembang menuju Batavia.



Awal Mula Perang Dahsyat di Palembang
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More