Gelombang Tenang Menyimpan Ancaman: Konflik Laut China Selatan dan Kedaulatan Indonesia
Minggu, 10 Maret 2024 - 10:47 WIB
- Patroli Skuadron Jet Tempur dan Penyiagaan Kapal Perang
Selama proses pembangunan pangkalan pesawat tempur Sukhoi Su-27, TNI menggunakan Skuadron jet tempur yang ditempatkan di Pekanbaru, dilengkapi dengan jet tempur jenis F-16 setara Block 52 dan Hawk 100. Selain itu, puluhan kapal perang dari Armada Barat TNI AL, termasuk KRI Slamet Riyadi 352, KRI Kobra, dan KRI Anakonda, telah disiagakan untuk mengamankan wilayah Natuna.
Prabowo menegaskan bahwa LCS dan Selat Taiwan menjadi titik-titik sensitif yang dapat meletus menjadi konflik terbuka kapan saja, dengan ketegangan yang melibatkan China dan Amerika Serikat (AS). Indonesia menyadari pentingnya menjaga stabilitas dunia, sekaligus mengakui posisi China sebagai kekuatan besar dengan kepentingan nasionalnya.
"Walau kami menghormati kepentingan AS sebagai kekuatan utama dalam mengatur dunia, kami juga mematuhi kebijakan One China Policy dan mengakui kepentingan inti Beijing yang sah," ujar Prabowo dalam Forum 17th International Institute for Strategic Studies (IISS) Regional Security Summit: The Manama Dialogue 2021 di Bahrain.
Sementara di LCS, China mengklaim sebagian besar wilayah tersebut, yang mendapat tentangan dari negara-negara lain seperti Filipina, Brunei, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam. Di sisi lain, ketegangan di Taiwan semakin meningkat dengan masuknya ratusan jet tempur China ke wilayah pertahanan pulau itu, yang dianggap oleh Taiwan sebagai tanda invasi yang mendekat.
Menyikapi hal tersebut Menteri Pertahanan Taiwan, Chiu Kuo-cheng, sempat memberikan peringatan tentang kemungkinan invasi Beijing ke wilayah itu pada tahun 2025 mendatang, menyebut situasi ini sebagai yang terberat yang pernah ia alami dalam karir militer selama lebih dari 40 tahun.
Dengan kondisi ini, sikap tegas Indonesia dalam menjaga stabilitas kawasan menjadi semakin penting, sementara pemerintah dunia diharapkan untuk mengambil langkah-langkah yang bijaksana guna mencegah eskalasi konflik yang berpotensi merugikan banyak pihak.
Dalam peta tersebut mempertahankan klaim klasik China atas LCS dengan memperluas sembilan garis putus-putusnya menjadi sepuluh, dengan menambahkan kawasan laut bagian timur Taiwan. Tambahan garis putus ke-10 dalam peta ini juga memperluas klaim China atas wilayah laut yang berbatasan dengan Filipina. Menurut laporan media milik pemerintah China, China Daily, mereka akan menguasai seluruh Kepulauan Spratly, termasuk Kelompok Pulau Kalayaan (KIG).
Selama proses pembangunan pangkalan pesawat tempur Sukhoi Su-27, TNI menggunakan Skuadron jet tempur yang ditempatkan di Pekanbaru, dilengkapi dengan jet tempur jenis F-16 setara Block 52 dan Hawk 100. Selain itu, puluhan kapal perang dari Armada Barat TNI AL, termasuk KRI Slamet Riyadi 352, KRI Kobra, dan KRI Anakonda, telah disiagakan untuk mengamankan wilayah Natuna.
Menhan Prabowo: 'Gajah di Dalam Ruangan'
Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Prabowo Subianto sempat angkat bicara tentang pentingnya menjaga stabilitas kawasan dalam menghadapi eskalasi konflik di Laut China Selatan dan Selat Taiwan. Prabowo menggambarkan situasi ini sebagai 'gajah di dalam ruangan', menyoroti potensi ancaman yang besar bagi stabilitas regional.Prabowo menegaskan bahwa LCS dan Selat Taiwan menjadi titik-titik sensitif yang dapat meletus menjadi konflik terbuka kapan saja, dengan ketegangan yang melibatkan China dan Amerika Serikat (AS). Indonesia menyadari pentingnya menjaga stabilitas dunia, sekaligus mengakui posisi China sebagai kekuatan besar dengan kepentingan nasionalnya.
"Walau kami menghormati kepentingan AS sebagai kekuatan utama dalam mengatur dunia, kami juga mematuhi kebijakan One China Policy dan mengakui kepentingan inti Beijing yang sah," ujar Prabowo dalam Forum 17th International Institute for Strategic Studies (IISS) Regional Security Summit: The Manama Dialogue 2021 di Bahrain.
Sementara di LCS, China mengklaim sebagian besar wilayah tersebut, yang mendapat tentangan dari negara-negara lain seperti Filipina, Brunei, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam. Di sisi lain, ketegangan di Taiwan semakin meningkat dengan masuknya ratusan jet tempur China ke wilayah pertahanan pulau itu, yang dianggap oleh Taiwan sebagai tanda invasi yang mendekat.
Menyikapi hal tersebut Menteri Pertahanan Taiwan, Chiu Kuo-cheng, sempat memberikan peringatan tentang kemungkinan invasi Beijing ke wilayah itu pada tahun 2025 mendatang, menyebut situasi ini sebagai yang terberat yang pernah ia alami dalam karir militer selama lebih dari 40 tahun.
Dengan kondisi ini, sikap tegas Indonesia dalam menjaga stabilitas kawasan menjadi semakin penting, sementara pemerintah dunia diharapkan untuk mengambil langkah-langkah yang bijaksana guna mencegah eskalasi konflik yang berpotensi merugikan banyak pihak.
Peta Baru China atas LCS Picu Kontroversi
Peta baru China yang memperluas klaimnya atas wilayah di LCS menuai kontroversi dan reaksi dari negara-negara yang terdampak, termasuk Filipina, Malaysia, dan India. Peta terbaru itu dirilis oleh Kementerian Sumber Daya Alam China, yang diberi nama 'Peta Standar China 2023' pada Senin 28 Agustus 2023.Dalam peta tersebut mempertahankan klaim klasik China atas LCS dengan memperluas sembilan garis putus-putusnya menjadi sepuluh, dengan menambahkan kawasan laut bagian timur Taiwan. Tambahan garis putus ke-10 dalam peta ini juga memperluas klaim China atas wilayah laut yang berbatasan dengan Filipina. Menurut laporan media milik pemerintah China, China Daily, mereka akan menguasai seluruh Kepulauan Spratly, termasuk Kelompok Pulau Kalayaan (KIG).
tulis komentar anda