Kisah Pengkhianatan dan Persahabatan, Momen Anak Penguasa Pajang Ditipu Senopati

Senin, 26 Februari 2024 - 07:51 WIB
Ketegangan menyelimuti hubungan antara Kesultanan Pajang dan Mataram. Sultan Pajang Hadiwijaya dilanda keraguan atas kesetiaan Panembahan Senopati, penguasa Mataram yang merupakan bawahannya. Foto/Ilustrasi/Ist
Ketegangan menyelimuti hubungan antara Kesultanan Pajang dan Mataram . Sultan Pajang Hadiwijaya dilanda keraguan atas kesetiaan Panembahan Senopati, penguasa Mataram yang merupakan bawahannya. Keraguan ini semakin memuncak ketika Senopati tak kunjung menghadap ke Pajang dan laporan tentang penghimpunan kekuatan di Mataram bermunculan.

Bahkan hal ini diperkuat dengan laporan-laporan dari para bupati dan adipati di sekitar Pajang dan Mataram yang menjadi wilayah kekuasaan Pajang, bahwa Senopati tengah menghimpun kekuatan untuk melawan Pajang.

Kedatangan dua utusan khusus itu pun disambut baik oleh Senopati. Jamuan makan dan segala kenikmatannya konon membuat sikap kedua utusan ini berbeda, dikutip dari "Tuah Bumi Mataram : Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II". Tumenggung Mancanegara curiga ada maksud dan tujuan tertentu dari sambutan yang diberikan Senopati kepada dua utusan Pajang.



Apalagi pada perjalanannya Mataram mulai mengembangkan kekuatan, dan mulai terbuai dengan sikap permusuhan dengan Pajang. Tapi sikap sebaliknya ditunjukkan oleh anak sang Sultan Pajang Pangeran Benawa, dari hasil pernikahan dengan Ratu Mas Cempaka.



Pangeran Benawa begitu mudah terbuai dan tertipu dengan sikap manis Senopati. Hal ini barangkali karena sejak kecil Pangeran Benawa dengan Senopati sudah berteman akrab, sehingga ia lebih percaya terhadap pemimpin Mataram itu.

Apa yang dikatakan oleh Senopati di hadapan para utusan Pajang tersebut jelas sekedar kamuflase belaka. Dengan kepandaiannya dalam bersilat lidah, dan upayanya untuk menyenangkan hati rombongan dari Pajang itu, Senopati berhasil mengelabui mata dan hati sang pangeran Pangeran Benawa tidak lagi menaruh curiga terhadap Senopati.

Maka setelah kembali lagi ke Pajang, terjadi dua laporan yang berbeda. Pangeran Benawa melaporkan kepada ayahnya bahwa Senopati sebenarnya sangat hormat dan baik sekali terhadap Pajang. Hal ini dibuktikan dengan sambutan agung terhadap dirinya dan rombongannya. Lagi pula, Senopati juga berkata bahwa Mataram adalah milik Pajang.

Tapi ada laporan lain dari Adipati Tuban yang sama persis dengan apa yang diutarakan oleh Tumenggung Mancanegara. Keduanya memberikan laporan kepada Sultan Pajang, bahwa Senopati benar-benar hendak memberontak terhadap pajang. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya benteng dan jagang parit yang sangat dalam di sekitar benteng. Selain itu, Senopati juga telah menyombongkan diri dengan menunjukkan kesaktiannya.
(hri)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content