Demo di Gedung Kepresidenan Yogyakarta, Ini Tuntutan Massa

Jum'at, 23 Februari 2024 - 18:07 WIB
Aksi demontrasi menolak pemilu curang di depan Gedung Kepresidenan Yogyakarta, Jumat (23/2/2024). Foto/MPI/Yohanes Demo.
YOGYAKARTA - Puluhan massa yang mengatasnamakan diri Aliansi Rakyat Melawan Kecurangan menggelar demonstrasi di depan Gedung Kepresidenan Yogyakarta pada Jumat (23/02/2024).

Koordinator Aksi, Mariana Ulfah menyampaikan bahwa melihat situasi Pemilu 2024 ini bukan hanya hasil perolehan suara saja yang terindikasi curang.





Namun, menurutnya tercium juga niat jahat melanggengkan kekuasaan melalui mekanisme yang menciderai demokrasi.

"Gagasan perpanjangan tiga periode yang gagal kemudian mengintervensi MK dengan mengakali aturan sehingga bisa meloloskan Gibran sebagai calon wakil presiden," kata Mariana Ulfah.

Selain itu, terkait hasil pemilu yang ditengarai penuh kecurangan. KPU sebagai penyelenggara pemilu justru tidak berdaya atas tekanan yang menginginkan pemenangan calon tertentu.

Menurut dia, bukti kecurangan ini terlihat pada sistem Sirekap KPU yang seolah-olah dimanipulasi. Sehingga bisa mengeluarkan angka perolehan suara yang tidak konsisten dan manipulatif.



"Karena kecurangan yang jelas-jelas di depan mata. Tidak perlu ahli teknologi atau ahli apapun (untuk pembuktian), bahkan dari TPS C1. Kecurangan yang terjadi, kesalahan input data yang berkali-kali itu sudah bukan human error lagi, tapi sudah mengarah kepada kemungkinan yang disebut kecurangan TSM (terstruktur, sistematis dan masif)," katanya.

Oleh sebab itu, dirinya menyatakan dengan tegas menuntut Presiden Joko Widodo (Jokowi) mundur. Selain itu, melalui aksi ini, kata dia, mereka menolak hasil pemilu curang dan meminta KPU untuk melaksanakan pencoblosan ulang tanpa melibatkan Gibran dan mendiskualifikasi paslon 02.

"Untuk diskualifikasi paslon 02 itu tuntutan dari kita, mau pemilu ulang atau bagaimana, itu tergantung mekanisme, mau putaran kedua tanpa 02. Intinya, hasil pemilu curang, kita menolak itu," pungkasnya.
(shf)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content