Kisah Raja Wisnuwardhana Tumpas Pemberontakan Mengerikan di Kerajaan Singasari
Sabtu, 17 Februari 2024 - 07:06 WIB
Raja Wisnuwardhana merupakan seorang raja sakti yang berhasil menyatukan kembali faksi di Kerajaan Singasari. Kondisi pemberontakan kudeta dan pembunuhan mewarnai beberapa raja sebelumnya.
Hal itu di awali dari Ken Arok yang membunuh Tunggul Ametung ketika masih menjadi wilayah kekuasaan Kediri.Setelahnya wilayah Kerajaan Singasari penuh dengan tragedi karena diwarnai aksi saling bunuh.
Ken Arok yang naik menjadi raja pertama Singasari, sekaligus mendeklarasikan diri wilayah Tumapel kala itu sebagai wilayah berdikari dari Kerajaan Kediri juga harus tewas dengan tragis. Ken Arok tewas di tangan anak tirinya sendiri Anusapati.
Dia murka karena tahu ulahnya membunuh Tunggul Ametung, ayah kandung Anusapati saat menikahi Ken Dedes. Berlanjut kepada tragedi pembunuhan Anusapati oleh Tohjaya, anak kandung Ken Arok hasil pernikahan dengan Ken Dedes.
Setelah itu beberapa kali muncul faksi di Kerajaan Singasari hingga akhirnya berhasil disatukan dua keturunan itu di masa Raja Wisnuwarddhana. Hal itu sebagaimana dikutip dari “Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno”.
Konon penyatuan dua keturunan Singasari itu dikisahkan pula pada prasasti di Desa Maribong peninggalan Raja Wisnuwarddhana.Tapi sayang tak begitu detail menjelaskan apa isi dari prasasti itu.
Tapi yang jelas dalam prasasti itu disebutkan bahwa nama abhisekanya Śri Jayawisnuwarddhana Sang Mapañji Smining Rāt, dan disebutkan pula kakeknya yang telah menenteramkan dan mempersatukan dunia (swapitāmahā stawanā bhinaśrantalokapālaka).
Hal itu di awali dari Ken Arok yang membunuh Tunggul Ametung ketika masih menjadi wilayah kekuasaan Kediri.Setelahnya wilayah Kerajaan Singasari penuh dengan tragedi karena diwarnai aksi saling bunuh.
Ken Arok yang naik menjadi raja pertama Singasari, sekaligus mendeklarasikan diri wilayah Tumapel kala itu sebagai wilayah berdikari dari Kerajaan Kediri juga harus tewas dengan tragis. Ken Arok tewas di tangan anak tirinya sendiri Anusapati.
Baca Juga
Dia murka karena tahu ulahnya membunuh Tunggul Ametung, ayah kandung Anusapati saat menikahi Ken Dedes. Berlanjut kepada tragedi pembunuhan Anusapati oleh Tohjaya, anak kandung Ken Arok hasil pernikahan dengan Ken Dedes.
Setelah itu beberapa kali muncul faksi di Kerajaan Singasari hingga akhirnya berhasil disatukan dua keturunan itu di masa Raja Wisnuwarddhana. Hal itu sebagaimana dikutip dari “Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno”.
Konon penyatuan dua keturunan Singasari itu dikisahkan pula pada prasasti di Desa Maribong peninggalan Raja Wisnuwarddhana.Tapi sayang tak begitu detail menjelaskan apa isi dari prasasti itu.
Tapi yang jelas dalam prasasti itu disebutkan bahwa nama abhisekanya Śri Jayawisnuwarddhana Sang Mapañji Smining Rāt, dan disebutkan pula kakeknya yang telah menenteramkan dan mempersatukan dunia (swapitāmahā stawanā bhinaśrantalokapālaka).
Baca Juga
tulis komentar anda