DPRD Kobar Minta Pemkab Kaji Ulang Wacana Sekolah Tatap Muka Dimasa Pandemi COVID-19
Senin, 10 Agustus 2020 - 12:40 WIB
KOTAWARINGIN BARAT - Program belajar di rumah (BDR) di masa pandemi COVID-19 saat ini menjadi pilihan terbaik buat anak didik. Namun disisi lain ada yang beranggapan pihak kurang efektif dan membebani orang tua murid.
Sehingga masyarakat meminta agar proses belajar mengajar secara langsung tatap muka dilakukan kembali.
Namun wacana membuka kembali sekolah oleh Pemkab Kobar ditanggapi berbeda pleh legislatif.
Wakil Ketua I Dewan Dalam Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Mulyadin,menyarankan perlu dilakukan kajian secara mendalam terkait wacana belajar secara langsung tersebut. Jangan sampai kegiatan belajar mengajar secara langsung malah menjadi tempat penyebaran COVID-19.
"Satu sisi pandemi COVID-19 ini berlarut-larut dan berakhirnya kapan kita juga tidak mengetahuinya. Bahkan pasien positif di Kobar semakin meningkat. Saya sendiri menyadari proses belajar mengajar jarak jauh ini tidak efektif dan kadang memberatkan orang tua siswa," jelas Mulyadin, Senin (10/8/2020). (Baca: Bersama Istri, Mantan Anggota Dewan Ini Jadi Sindikat Penggelapan Mobil).
Menurut Mulyadin, bila wacana belajar mengajar secara langsung terealisasi, jangan sampai malah berpotensi menjadi klaster penularan baru. "Banyak persiapan yang harus dilakukan oleh pihak terkait,agar proses belajar mengajar tidak berpotensi membahayakan para siswa dan tenaga pendidik," pungkasnya.
Sehingga masyarakat meminta agar proses belajar mengajar secara langsung tatap muka dilakukan kembali.
Namun wacana membuka kembali sekolah oleh Pemkab Kobar ditanggapi berbeda pleh legislatif.
Wakil Ketua I Dewan Dalam Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Mulyadin,menyarankan perlu dilakukan kajian secara mendalam terkait wacana belajar secara langsung tersebut. Jangan sampai kegiatan belajar mengajar secara langsung malah menjadi tempat penyebaran COVID-19.
"Satu sisi pandemi COVID-19 ini berlarut-larut dan berakhirnya kapan kita juga tidak mengetahuinya. Bahkan pasien positif di Kobar semakin meningkat. Saya sendiri menyadari proses belajar mengajar jarak jauh ini tidak efektif dan kadang memberatkan orang tua siswa," jelas Mulyadin, Senin (10/8/2020). (Baca: Bersama Istri, Mantan Anggota Dewan Ini Jadi Sindikat Penggelapan Mobil).
Menurut Mulyadin, bila wacana belajar mengajar secara langsung terealisasi, jangan sampai malah berpotensi menjadi klaster penularan baru. "Banyak persiapan yang harus dilakukan oleh pihak terkait,agar proses belajar mengajar tidak berpotensi membahayakan para siswa dan tenaga pendidik," pungkasnya.
(nag)
tulis komentar anda