Kisah Kota Malaka, Pelabuhan Dagang Terbesar dan Pintu Masuk Perdagangan Nusantara
Selasa, 19 Desember 2023 - 06:05 WIB
KESULTANAN Malaka menjadi salah satu kerajaan Islam di Nusantara kala itu. Lokasinya cukup strategis karena menguasai salah satu bandar dagang terbesar di dunia. Hal ini membuat para pedagang asing dari beberapa negara singgah dan bahkan ada yang membuat perwakilan kantor di sini.
Lambat laun Malaka berkembang menjadi kota pelabuhan internasional besar. Banyak di antara pedagang-pedagang besar asing, yang mempunyai perwakilan di Kota Malaka. Mereka menetap di situ demi kepentingan dagang.
Mereka tidak menjadi warga negara Malaka, tetapi tetap orang asing. Di Malaka, mereka mencari keuntungan. Pedagang asing dari tiga jurusan yang membuat padat bandar Malaka, yakni India, Cina dan Jawa, tidak ikut campur dalam urusan kenegaraan Malaka.
Kota Malaka adalah kota dagang internasional, yang hidup dalam kota dagang internasional adalah semangat dagang. Segala kekuatan Malaka dipusatkan di Kota Pelabuhan Malaka.
Mau tidak mau, semangat dagang itu menjiwai kehidupan rakyat Malaka, dikutip dari "Runtuhnya Kerajaan Hindu - Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara" dari Prof. Slamet Muljana.
Perhitungan di sana didasarkan untung rugi. Semangat perjuangan yang dipupuk oleh Sultan Parameswara pada awal perkembangan negara Malaka, kemudian dilanjutkan oleh Tun Perak.
Oleh Tun Perak, ia berhasil membuat negara Malaka menempati kedudukan penting dalam dunia dagang dan pemerintahan, lambat laun terdesak ke belakang oleh semangat dagang.
Lambat laun Malaka berkembang menjadi kota pelabuhan internasional besar. Banyak di antara pedagang-pedagang besar asing, yang mempunyai perwakilan di Kota Malaka. Mereka menetap di situ demi kepentingan dagang.
Mereka tidak menjadi warga negara Malaka, tetapi tetap orang asing. Di Malaka, mereka mencari keuntungan. Pedagang asing dari tiga jurusan yang membuat padat bandar Malaka, yakni India, Cina dan Jawa, tidak ikut campur dalam urusan kenegaraan Malaka.
Kota Malaka adalah kota dagang internasional, yang hidup dalam kota dagang internasional adalah semangat dagang. Segala kekuatan Malaka dipusatkan di Kota Pelabuhan Malaka.
Mau tidak mau, semangat dagang itu menjiwai kehidupan rakyat Malaka, dikutip dari "Runtuhnya Kerajaan Hindu - Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara" dari Prof. Slamet Muljana.
Perhitungan di sana didasarkan untung rugi. Semangat perjuangan yang dipupuk oleh Sultan Parameswara pada awal perkembangan negara Malaka, kemudian dilanjutkan oleh Tun Perak.
Oleh Tun Perak, ia berhasil membuat negara Malaka menempati kedudukan penting dalam dunia dagang dan pemerintahan, lambat laun terdesak ke belakang oleh semangat dagang.
tulis komentar anda