Cinta Inggit Garnasih Antarkan Indonesia ke Gerbang Kemerdekaan

Minggu, 09 Agustus 2020 - 05:00 WIB
Menikah dengan H Sanusi membuat Inggit mengenal dunia politik dan pergerakan kemerdekaan Indonesia. Saat digelar Kongres Sarekat Islam (1916), Inggit dipercaya memimpin dapur umum, mengatur, dan menerima undangan bagi seluruh perserta dari seluruh Tanah Air.

Namun bahtera rumah tangga Inggit dan H Sanusi berakhir pada 1923. Mereka bercerai dengan baik-baik.



Soekarno (kiri), Inggit Garnasih (duduk), dan H Sanusi (kanan) pada 1920. Foto/Arsip Keluarga H Sanusi/Sampoer Merah

Inggit Garnasih-Soekarno dan Perjuangan

Inggit Garnasih dan Soekarno menikah pada 24 Maret 1923 di rumah orang tua Inggit, Jalan Javaveem (sekarang Jalan Viaduct), Kota Bandung. Pernikahan Inggit-Soekarno dikukuhkan dengan Soerat Keterangan Kawin No. 1138 tertanggal 24 Maret 1923 berbahasa Sunda dan bermaterai 15 sen.

Besarnya penghargaan masyarakat kepada Inggit Garnasih tak lepas dari cinta, kesetiaan, dan pengorbanannya mendampingi Soekarno yang mendapat panggilan sayang Ngkus itu, mengarungi masa-masa sulit perjuangan selama 20 tahun.

Memang, Inggit tak memanggul senjata atau ikut pergerakan perempuan yang menelurkan ide-ide perjuangan. Cinta dan kesetian Inggit di masa-masa sulit, menjadi penguat tekad Soekarno mewujudkan Indonesia merdeka.

Betapa tidak, Inggit sempat membiayai kuliah Bung Karno saat menimba ilmu di Technische Hoge School, sekarang Institut Teknologi Bandung (ITB) dan aktivitas politiknya di Perserikatan Indonesia yang lalu berubah menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI).

Inggit juga menyokong semangat dan materi saat Soekarno dijebloskan ke Lapas Sukamiskin dan Banceuy, Bandung. Sumbangsih Inggit pun mengalir saat suaminya itu menyusun pembelaan atau pleidoi di Landraad Bandung.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More