Cinta Inggit Garnasih Antarkan Indonesia ke Gerbang Kemerdekaan
Minggu, 09 Agustus 2020 - 05:00 WIB
Jalan Inggit Garnasih yang menggantikan nama sebelumnya, Ciateul ini, membentang dari perempatan Jalan Pungkur-Lengkong Besar hingga bertemu dengan Jalan Astananyar. Di ujung Jalan Inggit Garnasih Nomor 8, Kota Bandung terdapat sebuah rumahtinggal Inggit semasa hidup, yang kini telah dibeli oleh pemerintah dari keluarga Inggit dan dijadikan tempat bersejarah.
Di depan rumah permanen berarsitektur khas zaman kolonial bercat putih tersebut, terdapat prasasti bertuliskan, “Rumah Bersejarah Inggit Garnasih”. Sedangkan di halaman depan, dipajang sebuah foto berukuran besar legendaris , Inggit Garnasih.
Rumah Bersejarah Inggit Garnasih, Jalan Ibu Inggit Garnasih Nomor 8, Kota Bandung. Foto/SINDOnews/Agus Warsudi
Hari Lahir Garnasih dan Nama Depan Inggit
Dikutip dari beberapa sumber, seperti Wikipedia, Sampoer Merah edisi ke-5 yang terbit pada 5 Februari 2017, dan disdik.jabarprov.go.id, Inggit Garnasih lahir di Kamasan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada 17 Februari 1888.
Perempuan luar biasa ini lahir hanya dengan nama Garnasih, putri pasangan Ardjipan dan Amsi. Kata Inggit di depan namanya berasal dari jumlah uang, seringgit. Diceritakan bahwa Garnasih menjadi sosok yang dikasihi teman-temannya.
Tentu saat gadis, Garnasih tercantik di antara gadis Kamasan, Banjaran kala itu. Di antara para pemuda, beredar kata-kata, "Mendapatkan senyuman Garnasih ibarat mendapat uang seringgit." Banyak pemuda jatuh hati kepada Garnasih. Itulah awal mula sebutan Inggit yang menjadi nama depannya.
Pada usia sekitar 12 tahun, Inggit Garnasih menikah dengan Nata Admadja yang menjabat patih di kantor Residen Belanda. Namun, perkawinan itu tidak lama dan berakhir dengan perpisahan.
Kemudian, Inggit menikah lagi dari H Sanusi, seorang saudagar kaya. H Sanusi merupakan tokoh organisasi perjuangan Sarekat Islam (SI) Jawa Barat dan salah satu kepercayaan Haji Omar Said (HOS) Cokroaminoto.
Di depan rumah permanen berarsitektur khas zaman kolonial bercat putih tersebut, terdapat prasasti bertuliskan, “Rumah Bersejarah Inggit Garnasih”. Sedangkan di halaman depan, dipajang sebuah foto berukuran besar legendaris , Inggit Garnasih.
Rumah Bersejarah Inggit Garnasih, Jalan Ibu Inggit Garnasih Nomor 8, Kota Bandung. Foto/SINDOnews/Agus Warsudi
Hari Lahir Garnasih dan Nama Depan Inggit
Dikutip dari beberapa sumber, seperti Wikipedia, Sampoer Merah edisi ke-5 yang terbit pada 5 Februari 2017, dan disdik.jabarprov.go.id, Inggit Garnasih lahir di Kamasan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada 17 Februari 1888.
Perempuan luar biasa ini lahir hanya dengan nama Garnasih, putri pasangan Ardjipan dan Amsi. Kata Inggit di depan namanya berasal dari jumlah uang, seringgit. Diceritakan bahwa Garnasih menjadi sosok yang dikasihi teman-temannya.
Tentu saat gadis, Garnasih tercantik di antara gadis Kamasan, Banjaran kala itu. Di antara para pemuda, beredar kata-kata, "Mendapatkan senyuman Garnasih ibarat mendapat uang seringgit." Banyak pemuda jatuh hati kepada Garnasih. Itulah awal mula sebutan Inggit yang menjadi nama depannya.
Pada usia sekitar 12 tahun, Inggit Garnasih menikah dengan Nata Admadja yang menjabat patih di kantor Residen Belanda. Namun, perkawinan itu tidak lama dan berakhir dengan perpisahan.
Kemudian, Inggit menikah lagi dari H Sanusi, seorang saudagar kaya. H Sanusi merupakan tokoh organisasi perjuangan Sarekat Islam (SI) Jawa Barat dan salah satu kepercayaan Haji Omar Said (HOS) Cokroaminoto.
tulis komentar anda