Cinta Inggit Garnasih Antarkan Indonesia ke Gerbang Kemerdekaan

Minggu, 09 Agustus 2020 - 05:00 WIB
Pleidoi yang dibacakan Soekarno dipersidangan dengan judul “Indonesia Menggoegat” pada 1930 menjadi tinta emas sejarah perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan melalui cara diplomasi dan intelektual.

Tak berhenti di situ, Inggit setia mendampingi saat Soekarno diasingkan ke Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 1935 dan Bengkulu pada 1938. Saat di Bengkulu inilah awal mula keretakan rumah tangga Inggit dan Soekarno. Soekarno jatuh hati kepada Fatmawati dan berniat memperistrinya.



Seokarno dan Inggit Garnasih saat diasingkanke Bengkulu. Foto/Sampoer Merah

Meskipun resmi bercerai pada 1943 atau dua tahun sebelum Indonesia merdeka, Inggit tetap menyimpan perasaan cinta kepada Soekarno. Begitu juga Soekarno, masih menyimpan rasa cinta yang sama kepada Inggit. "Aku kembali ke Bandung dan kepada cintaku yang sesungguhnya," tulis Soekarno.

Hingga akhir hayatnya, Inggit tak pernah melepas cintanya kepada Bung Karno. Di usianya yang telah sangat senja 85 tahun, Inggit datang melayat saat Sang Proklamator wafat pada 21 Juni 1970. Air mata membasahi pipi Inggit.



Inggit Garnasih (tengah) dipeluk Soekarmini, kakak kandung Soekarno. Foto/Cindy Adams dalam buku SoekarnoMy Friend

Pertemuan Terakhir dengan Bung Karno

Atas jasa-jasanya mendampingi Sang Proklamator, Inggit mendapatkan anugerah tanda kehormatan dari pemerintah. Tanda kehormatan pertama yang diberikan pemerintah kepada Inggit Garnasih berupa Satyalencana Perintis Kemerdekaan pada 1961.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content