Sejarah dan Asal-usul Nama Asahan, Berawal dari Perjalanan Sultan Iskandar Muda ke Johor dan Malaka
Jum'at, 03 November 2023 - 11:38 WIB
Wilayah ini berkembang dengan cepat sebagai pusat pertemuan perdagangan antara Aceh dan Malaka. Saat ini wilayah tersebut dikenal dengan sebutan "Tanjung Balai."
Dari pernikahan Sultan Iskandar Muda dengan seorang puteri Raja Simargolang, lahir seorang putra yang diberi nama Abdul Jalil. Dia menjadi pendiri Kesultanan Asahan dengan gelar Sultan Asahan I.
Pemerintahan kesultanan Asahan dimulai pada tahun 1630. Hal itu berlangsung sejak Sultan Asahan I dilantik hingga Sultan Asahan XI.
Pemerintahan di daerah Asahan juga dijalankan oleh datuk-datuk di Wilayah Batu Bara. Ada kemungkinan adanya kerajaan-kerajaan kecil lainnya.
Pada 22 September 1865, Belanda berhasil mengambil alih Kesultanan Asahan. Hal ini membuat kesultanan dipegang oleh Belanda.
Kekuasaan pemerintahan Belanda di Asahan/Tanjung Balai dijalankan oleh seorang Kontroler, yang diperkuat melalui Gouverments Besluit pada 30 September 1867.
Kerajaan Sultan Asahan dan pemerintahan Datuk-Datuk di wilayah Batu Bara tetap diakui oleh Belanda, namun tidak berkuasa penuh sebagaimana sebelumnya.
Pada 13 Maret 1942, pemerintahan Belanda berhasil ditundukkan oleh Jepang. Setelah itu, Pemerintahan Fasisme Jepang menggantikan Pemerintahan Belanda.
Wilayah tersebut dibagi menjadi beberapa distrik, seperti Tanjung Balai, Kisaran, Bandar Pulau, Pulau Rakyat, dan Sei Kepayang. Pemerintahan Fasisme Jepang berakhir pada 14 Agustus 1945, hingga pada 17 Agustus 1945, Kemerdekaan Negara Republik Indonesia diumumkan.
Dari pernikahan Sultan Iskandar Muda dengan seorang puteri Raja Simargolang, lahir seorang putra yang diberi nama Abdul Jalil. Dia menjadi pendiri Kesultanan Asahan dengan gelar Sultan Asahan I.
Pemerintahan kesultanan Asahan dimulai pada tahun 1630. Hal itu berlangsung sejak Sultan Asahan I dilantik hingga Sultan Asahan XI.
Pemerintahan di daerah Asahan juga dijalankan oleh datuk-datuk di Wilayah Batu Bara. Ada kemungkinan adanya kerajaan-kerajaan kecil lainnya.
Pada 22 September 1865, Belanda berhasil mengambil alih Kesultanan Asahan. Hal ini membuat kesultanan dipegang oleh Belanda.
Kekuasaan pemerintahan Belanda di Asahan/Tanjung Balai dijalankan oleh seorang Kontroler, yang diperkuat melalui Gouverments Besluit pada 30 September 1867.
Kerajaan Sultan Asahan dan pemerintahan Datuk-Datuk di wilayah Batu Bara tetap diakui oleh Belanda, namun tidak berkuasa penuh sebagaimana sebelumnya.
Pada 13 Maret 1942, pemerintahan Belanda berhasil ditundukkan oleh Jepang. Setelah itu, Pemerintahan Fasisme Jepang menggantikan Pemerintahan Belanda.
Wilayah tersebut dibagi menjadi beberapa distrik, seperti Tanjung Balai, Kisaran, Bandar Pulau, Pulau Rakyat, dan Sei Kepayang. Pemerintahan Fasisme Jepang berakhir pada 14 Agustus 1945, hingga pada 17 Agustus 1945, Kemerdekaan Negara Republik Indonesia diumumkan.
tulis komentar anda