Kisah Oei Tiong Ham, Raja Gula Nusantara Crazy Rich Pertama Asia Tenggara
Sabtu, 28 Oktober 2023 - 07:08 WIB
Sejumlah surat kabar yang terbit saat itu, seperti De Locomotief di Semarang, Java Bode, Nieuws van den Dag di Batavia, dan Soerabaiasch Handelsblad menulis Oei Tiong Ham sebagai The Richest man between Shanghai and Australia.
Tidak banyak yang tahu, bahwa pada 1921 Oei Tiong Ham membayar kerugian perang Belanda dari keuntungan bisnisnya hingga 35 juta gulden. Pembayaran itu dilakukan dengan menggunakan cek yang ditarik dari Javasche Bank.
Tidak hanya itu, dia juga diminta untuk membayar pajak penghasilan lain oleh Pemerintah Kolonial Belanda selama masa perang yang dianggap sebagai pajak ganda penghasilan. Tetapi dia menolak dan akhirnya memilih kabur ke Singapura.
Di Singapura, Oei Tiong Ham dikenal sebagai juragan tanah. Hingga tahun 1924, tanah milik Oei Tiong Ham telah mencapai seperempat luas Kepulauan Singapura. Selain tanah-tanah, Oei Tiong Ham juga memiliki banyak rumah-rumah.
Hingga hari ini, sebagai penghargaan terhadapnya ada satu nama jalan yang memakai nama Oei Tiong Ham. Tempat itu adalah Oei Tiong Ham Park yang letaknya di samping Jalan Raya Holland Road yang menjurus ke daerah Industri Jurong.
Selama menetap di Singapura, Oei Tiong Ham menjadi orang yang sangat dermawan. Dia menyumbang 150 Straits Dollar kepada Malayan University, dan USD40.000 kepada Joseph School yang memiliki sekolah rendah hingga setingkat HBS.
Lima tahun sebelum kematiannya, Oei Tiong Ham mendirikan Bank Vereeniging Oei Tiong Ham dengan modal 4 juta rupiah Hindia Belanda. Setelah perang dunia pertama pada 1919, modalnya yang terhitung lima pabrik gula mencapai 40 juta gulden penuh.
Sejak sukses memimpin Kian Gwan, sejak 1900-1924, kekayaan Mayor Oei Tiong Ham ditaksir mencapai 200 juta gulden. Dari jumlah itu, setengah adalah uang kontan, termasuk uang yang didepositokan ke bank-bank.
tulis komentar anda