Sejarah dan Asal-usul Temanggung, Kabupaten yang Dijuluki Kota Tembakau
Rabu, 18 Oktober 2023 - 15:25 WIB
Maka dari itu, untuk mencapai maksud tersebut Rakai Pikatan membuat strategi dengan mengawini kakak Raja Balaputradewa, Dyah Pramudha Wardani. Tujuan pernikahan tersebut agar memiliki pengaruh kuat di Kerajaan Syailendra.
Selain itu, Rakai Pikatan juga akan menghimpun kekuatan yang ada di wilayahnya baik para prajurit hingga biaya yang berasal dari upeti para demang. Pada saat itu, Rakai Pikatan memiliki orang kepercayaan untuk menarik upeti yang bernama Demang Gong.
Setelah itu, Rakai Pikatan pun mengumpulkan bala tentara dan berangkat ke Kerajaan Syailendra pada tanggal 27 Mei 855 Masehi untuk melakukan penyerangan.
Dalam penyerangan ini Rakai Pikatan dibantu Kayu Wangi dan menyerahkan wilayah kerajaan kepada orang kepercayaan yang berpangkat demang. Dari nama demang dan wilayahnya demangan, kemudian muncul nama Ndemangun yang akhirnya berubah nama menjadi Temanggung.
Berdasarkan Surat Keputusan Komisaris Jenderal Hindia Belanda, Nomor 11 Tanggal 7 April 1826, Raden Ngabehi Djojonegoro ditetapkan sebagai Bupati Menoreh yang berkedudukan di Parakan, dengan gelar Raden Tumenggung Aria Djojonegoro.
Ketika menjadi Tumenggung, Aria Djojonegoro mengusulkan untuk menamakan daerah kekuasaannya menjadi Temanggung berdasarkan sebutan para pendahulunya. Pemerintah Hindia Belanda pun menyetujui dengan membentuk Resolusi Pemerintah Hindia Belanda Nomor 4 Tanggal 10 Nopember 1834.
Mempertimbangkan bahwa Hari Jadi Daerah adalah bagian dari perjalanan sejarah, maka Pemerintah Daerah Temanggung membuat sebuah penelitian untuk mengetahui waktunya.
Dari hasil seminar tanggal 21 Oktober 1985, yang telah diikuti oleh Sejarawan, Budayawan dan Tokoh Masyarakat, ABRI, Rokhaniwan, Dinas/Instansi/Lembaga Masyarakat dan lain-lainnya, maka ditetapkan bahwa tanggal 10 November 1834 sebagai Hari Jadi Kabupaten Temanggung.
Selain itu, Rakai Pikatan juga akan menghimpun kekuatan yang ada di wilayahnya baik para prajurit hingga biaya yang berasal dari upeti para demang. Pada saat itu, Rakai Pikatan memiliki orang kepercayaan untuk menarik upeti yang bernama Demang Gong.
Setelah itu, Rakai Pikatan pun mengumpulkan bala tentara dan berangkat ke Kerajaan Syailendra pada tanggal 27 Mei 855 Masehi untuk melakukan penyerangan.
Dalam penyerangan ini Rakai Pikatan dibantu Kayu Wangi dan menyerahkan wilayah kerajaan kepada orang kepercayaan yang berpangkat demang. Dari nama demang dan wilayahnya demangan, kemudian muncul nama Ndemangun yang akhirnya berubah nama menjadi Temanggung.
Temanggung Menjadi Wilayah Kabupaten
Berdasarkan Surat Keputusan Komisaris Jenderal Hindia Belanda, Nomor 11 Tanggal 7 April 1826, Raden Ngabehi Djojonegoro ditetapkan sebagai Bupati Menoreh yang berkedudukan di Parakan, dengan gelar Raden Tumenggung Aria Djojonegoro.
Ketika menjadi Tumenggung, Aria Djojonegoro mengusulkan untuk menamakan daerah kekuasaannya menjadi Temanggung berdasarkan sebutan para pendahulunya. Pemerintah Hindia Belanda pun menyetujui dengan membentuk Resolusi Pemerintah Hindia Belanda Nomor 4 Tanggal 10 Nopember 1834.
Mempertimbangkan bahwa Hari Jadi Daerah adalah bagian dari perjalanan sejarah, maka Pemerintah Daerah Temanggung membuat sebuah penelitian untuk mengetahui waktunya.
Dari hasil seminar tanggal 21 Oktober 1985, yang telah diikuti oleh Sejarawan, Budayawan dan Tokoh Masyarakat, ABRI, Rokhaniwan, Dinas/Instansi/Lembaga Masyarakat dan lain-lainnya, maka ditetapkan bahwa tanggal 10 November 1834 sebagai Hari Jadi Kabupaten Temanggung.
tulis komentar anda