Sejarah dan Asal-usul Temanggung, Kabupaten yang Dijuluki Kota Tembakau

Rabu, 18 Oktober 2023 - 15:25 WIB
loading...
Sejarah dan Asal-usul...
Kabupaten Temanggung memiliki julukan Kota Tembakau karena sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani tembakau. Foto/temanggungkab.go.id
A A A
JAKARTA - Temanggung merupakan sebuah kabupaten yang terletak di Jawa Tengah bagian tengah. Kabupaten ini memiliki julukan Kota Tembakau karena sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani tembakau.

Sebagai salah satu kabupaten terbesar, Temanggung memiliki keunikan dan sejarah tersendiri. Adapun sejarah dan asal usul dari kabupaten Temanggung sebagai berikut.

Sejarah dan Asal-usul Kabupaten Temanggung


Sejarah Temanggung mulai tercatat pada Prasasti Wanua Tengah III Tahun 908 Masehi. Prasasti tersebut diketahui ditemukan oleh penduduk dusun Kedunglo Desa Gandulan Kecamatan Kaloran Temanggung pada November 1983.



Dalam prasasti Wanua digambarkan bahwa Temanggung semula hanya berupa wilayah Kademangan yang gemah ripah loh jinawi. Di mana salah satunya adalah wilayah yang dikuasai Pikatan.

Dalam wilayahnya didirikanlah Biraha agama Hindu oleh adik Raja Mataram Kuno Rahyangta I Hara. Sementara rajanya kala itu adalah Rahyangta Rindang (Raja Sanjaya) yang naik tahta pada tahun 717 M (Prasasti Mantyasih).

Sepeninggal Raja Sanjaya, wilayah Temanggung telah dikuasai banyak Rakai yang meninggalkan banyak situs bersejarah. Reruntuhan candi hingga abu jenazah pemimpin sebelumnya pun masih ditemukan hingga sekarang.

Dari buku sejarah karangan I Wayan Badrika disebutkan jika Rakai Pikatan selaku Raja Mataram Kuno berkeinginan untuk menguasai seluruh wilayah Jawa Tengah. Namun dirinya tidak berani untuk merebut kekuasaan Bala Putra Dewa, penguasa Kerajaan Syailendra.

Maka dari itu, untuk mencapai maksud tersebut Rakai Pikatan membuat strategi dengan mengawini kakak Raja Balaputradewa, Dyah Pramudha Wardani. Tujuan pernikahan tersebut agar memiliki pengaruh kuat di Kerajaan Syailendra.

Selain itu, Rakai Pikatan juga akan menghimpun kekuatan yang ada di wilayahnya baik para prajurit hingga biaya yang berasal dari upeti para demang. Pada saat itu, Rakai Pikatan memiliki orang kepercayaan untuk menarik upeti yang bernama Demang Gong.

Setelah itu, Rakai Pikatan pun mengumpulkan bala tentara dan berangkat ke Kerajaan Syailendra pada tanggal 27 Mei 855 Masehi untuk melakukan penyerangan.



Dalam penyerangan ini Rakai Pikatan dibantu Kayu Wangi dan menyerahkan wilayah kerajaan kepada orang kepercayaan yang berpangkat demang. Dari nama demang dan wilayahnya demangan, kemudian muncul nama Ndemangun yang akhirnya berubah nama menjadi Temanggung.

Temanggung Menjadi Wilayah Kabupaten


Berdasarkan Surat Keputusan Komisaris Jenderal Hindia Belanda, Nomor 11 Tanggal 7 April 1826, Raden Ngabehi Djojonegoro ditetapkan sebagai Bupati Menoreh yang berkedudukan di Parakan, dengan gelar Raden Tumenggung Aria Djojonegoro.

Ketika menjadi Tumenggung, Aria Djojonegoro mengusulkan untuk menamakan daerah kekuasaannya menjadi Temanggung berdasarkan sebutan para pendahulunya. Pemerintah Hindia Belanda pun menyetujui dengan membentuk Resolusi Pemerintah Hindia Belanda Nomor 4 Tanggal 10 Nopember 1834.

Mempertimbangkan bahwa Hari Jadi Daerah adalah bagian dari perjalanan sejarah, maka Pemerintah Daerah Temanggung membuat sebuah penelitian untuk mengetahui waktunya.

Dari hasil seminar tanggal 21 Oktober 1985, yang telah diikuti oleh Sejarawan, Budayawan dan Tokoh Masyarakat, ABRI, Rokhaniwan, Dinas/Instansi/Lembaga Masyarakat dan lain-lainnya, maka ditetapkan bahwa tanggal 10 November 1834 sebagai Hari Jadi Kabupaten Temanggung.
(okt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2877 seconds (0.1#10.140)