Lewat Bu Mantik, Cara Surabaya Atasi Aksi Terorisme
Kamis, 30 Juli 2020 - 18:01 WIB
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya menambahkan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Surabaya, Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi) serta tokoh agama untuk sama-sama menyelesaikan persoalan dengan penanganan cepat. Ia juga mengundang psikolog dan psikeater untuk melakukan trauma healing kepada anak-anak korban.
“Kita juga melakukan hal yang sama pada anak para pelaku yang masih hidup,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, khusus untuk anak para pelaku pengeboman mereka juga didampingi oleh psikolog dari universitas islam. Hal itu penting dilakukan selain untuk menghilangkan rasa traumanya mereka juga dapat di deradikalisasi. “Selain di healing traumanya, juga di deradikalisasi sudut pandangnya. Makanya kami libatkan,” sambungnya.
Bahkan, katanya, peran Ibu Pemantau Jentik (Bu Mantik) ikut dalam upaya penanganan kasus terorisme. Waktu itu, pihaknya ingin menggerakkan seluruh sumber daya yang ada untuk turun langsung.
"Apalagi jumlahnya sangat banyak yakni 22 ribu. Selain itu Bu Mantik adalah orang yang punya hubungan baik dengan warga yang bisa masuk-masuk ke rumah,” jelasnya
“Kita juga melakukan hal yang sama pada anak para pelaku yang masih hidup,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, khusus untuk anak para pelaku pengeboman mereka juga didampingi oleh psikolog dari universitas islam. Hal itu penting dilakukan selain untuk menghilangkan rasa traumanya mereka juga dapat di deradikalisasi. “Selain di healing traumanya, juga di deradikalisasi sudut pandangnya. Makanya kami libatkan,” sambungnya.
Bahkan, katanya, peran Ibu Pemantau Jentik (Bu Mantik) ikut dalam upaya penanganan kasus terorisme. Waktu itu, pihaknya ingin menggerakkan seluruh sumber daya yang ada untuk turun langsung.
"Apalagi jumlahnya sangat banyak yakni 22 ribu. Selain itu Bu Mantik adalah orang yang punya hubungan baik dengan warga yang bisa masuk-masuk ke rumah,” jelasnya
(msd)
tulis komentar anda