Meski Hasil Survei Tinggi, Warga Surabaya Enggan Pilih Eri Cahyadi
Selasa, 28 Juli 2020 - 19:11 WIB
SURABAYA - Menyambut Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surabaya tahun 2020, Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI) menunjukkan hasil temuan terbaru dalam survei-nya. Dalam hasilnya tersebut, pihak ARCI menyatakan bahwa elektabilitas Eri Cahyadi mampu mengungguli kandidat lainnya, seperti Machfud Arifin (MA) dan Whisnu Sakti Buana (WS).
Bahkan, dalam hasil survei ARCI tersebut menunjukkan elektabilitas Eri Cahyadi yang mencapai 38,39%. Namun demikian, berbeda faktanya dengan warga Surabaya sendiri, lantaran kinerja Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya tersebut dianggap tak layak untuk pimpin Surabaya.
Ketidakpuasan warga tersebut tentunya sangat beralasan. Salah satunya ialah bagaimana penanganan Covid-19 di Surabaya yang semrawut, sehingga menjadikan Kota Pahlawan tersebut menjadi Zona Hitam dan penyumbang kasus Covid-19 tertinggi di Provinsi Jawa Timur.
Dalam hal ini, Eri Cahyadi ialah orang yang dianggap paling bertanggung jawab, lantaran dirinya yang dipercaya untuk menjadi Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Surabaya. "Eri Cahyadi harus buktikan dulu kemampuannya dalam mengurus Covid di Surabaya," ujar Warga Surabaya Tanaya Sukma. (Baca: Pasien Membludak, Rawat Inap COVID-19 RSUD Surabaya Diperluas).
Yang lebih buruknya lagi, Eri Cahyadi selaku ‘anak emas’ dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini itu bahkan diduga memanfaatkan wabah Covid-19 untuk kepentingan kampanye pribadinya. Hal itu sebagaimana diungkapkan langsung oleh Koordinator Surabaya Corruption Watch Indonesia (SCWI).
"Ini namanya, dia membonceng kampanye dirinya ditengah momentum pandemi Covid-19. EC memberi bantuan, tapi pakek dhuek e rakyat dhuek negara, sambil kampanye," jelas Hari Cipto Wiyono.
Tak berhenti sampai di situ, Eri Cahyadi yang digadang-gadang turut meramaikan kontestasi dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya sebagai titipan Bu Risma menyalahi aturan. Lantaran status dirinya yang masih sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) namun melakukan kampanye terselubung.
“Wong baner dimana mana....tapi gak mau mundur dari pns...itu sudah memperlihatkan kalo dia bukan tipikal petarung dan layak mimpin Surabaya,” ujar netizen yang bernama Iien C’mutz.
Tentunya, dari sekian indikator tersebut seolah menjadi gambaran nyata di lapangan, mengenai keengganan warga Surabaya untuk memilih Eri Cahyadi. Lantaran kondisi di lapangan yang berbeda dengan hasil survey tersebut.
Bahkan, dalam hasil survei ARCI tersebut menunjukkan elektabilitas Eri Cahyadi yang mencapai 38,39%. Namun demikian, berbeda faktanya dengan warga Surabaya sendiri, lantaran kinerja Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya tersebut dianggap tak layak untuk pimpin Surabaya.
Ketidakpuasan warga tersebut tentunya sangat beralasan. Salah satunya ialah bagaimana penanganan Covid-19 di Surabaya yang semrawut, sehingga menjadikan Kota Pahlawan tersebut menjadi Zona Hitam dan penyumbang kasus Covid-19 tertinggi di Provinsi Jawa Timur.
Dalam hal ini, Eri Cahyadi ialah orang yang dianggap paling bertanggung jawab, lantaran dirinya yang dipercaya untuk menjadi Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Surabaya. "Eri Cahyadi harus buktikan dulu kemampuannya dalam mengurus Covid di Surabaya," ujar Warga Surabaya Tanaya Sukma. (Baca: Pasien Membludak, Rawat Inap COVID-19 RSUD Surabaya Diperluas).
Yang lebih buruknya lagi, Eri Cahyadi selaku ‘anak emas’ dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini itu bahkan diduga memanfaatkan wabah Covid-19 untuk kepentingan kampanye pribadinya. Hal itu sebagaimana diungkapkan langsung oleh Koordinator Surabaya Corruption Watch Indonesia (SCWI).
"Ini namanya, dia membonceng kampanye dirinya ditengah momentum pandemi Covid-19. EC memberi bantuan, tapi pakek dhuek e rakyat dhuek negara, sambil kampanye," jelas Hari Cipto Wiyono.
Tak berhenti sampai di situ, Eri Cahyadi yang digadang-gadang turut meramaikan kontestasi dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya sebagai titipan Bu Risma menyalahi aturan. Lantaran status dirinya yang masih sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) namun melakukan kampanye terselubung.
“Wong baner dimana mana....tapi gak mau mundur dari pns...itu sudah memperlihatkan kalo dia bukan tipikal petarung dan layak mimpin Surabaya,” ujar netizen yang bernama Iien C’mutz.
Tentunya, dari sekian indikator tersebut seolah menjadi gambaran nyata di lapangan, mengenai keengganan warga Surabaya untuk memilih Eri Cahyadi. Lantaran kondisi di lapangan yang berbeda dengan hasil survey tersebut.
(nag)
tulis komentar anda