Dipaksa Lepas Jimat Kebal, Raja Majapahit Tewas Ketika Sakit Bisul
Jum'at, 19 Mei 2023 - 07:45 WIB
DENDAM Ra Tanca terhadap Raja Majapahit, Jayanegara tidak pernah padam setelah kematian 6 Dharmaputra bentukan Raden Wijaya , dan puncaknya saat menerima laporan istrinya diperlakukan tak senono oleh raja.
Ra Tanca adalah salah satu anggota Dharmaputra, jabatan yang dibentuk Raden Wijaya, pendiri kerajaan Majapahit. Dharmaputra beranggotakan tujuh orang, antara lain, Ra Kuti, Ra Semi, Ra Tanca, Ra Wedeng, Ra Yuyu, Ra Banyak, dan Ra Pangsa. Namun, para anggota Dharmaputra itu tewas karena melakukan pemberontakan. Hanya Ra Tanca yang selamat dari pemberontakan Ra Kuti tahun 1319.
Setelah pemberontakan Ra Kuti, Ra Tanca terus mencari kesempatan untuk membunuh Raja Jayanegara, namun selalu gagal, karena selain terus mendapat pengawalan, Jayanegara juga memiliki jimat kebal yang tak mempan dengan senjata tajam.
Ra Tanca pun menemui Gajah Mada pada 1328. Ia bermaksud untuk menyampaikan keluhan istrinya yang telah diganggu oleh raja. Ra Tanca menerima laporan dari istrinya bahwa Raja berniat menikahi dua saudara tirinya, Dyah Gitarja atau Tribhuwana Tunggadewi dan Dyah Wiyat atau Sri Rajadewi.
Kesempatan itu pun datang, Ra Tanca yang juga merangkap sebagai tabib istana mendapatkan kesempatan mengobati Jayanegara. Kala itu, Jayanegara terkena sakit bisul yang membuatnya tak bisa berjalan karena pembengkakan. Kemudian, Gajah Mada memanggil Ra Tanca ke Istana untuk mengobati penyakit Raja.
Ra Tanca tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Ia pun mempersiapkan alat operasi yang sanggup dijadikan sebagai alat bunuh.
Dia menggunakan alat operasi karena dalam kamar Raja, Ra Tanca tidak diperkenankan membawa senjata. Ra Tanca pun menusukkan pisau operasi (taji) pada bagian tubuh Jayanegara yang membengkak. Sayang tusukan Ra Tanca tidak mempan karena jimat kebal yang dipakai sang raja.
Ra Tanca pun tak kehabisan akal, dengan cerdiknya dia meminta kepada sang raja untuk membuka jimatnya agar operasi bisa dilakukan. Tanpa curiga Raja Majapahit itu pun melepas jimatnya. Ra Tanca pun bisa menusukkan pisaunya sampai Jayanegara tewas.
Ra Tanca adalah salah satu anggota Dharmaputra, jabatan yang dibentuk Raden Wijaya, pendiri kerajaan Majapahit. Dharmaputra beranggotakan tujuh orang, antara lain, Ra Kuti, Ra Semi, Ra Tanca, Ra Wedeng, Ra Yuyu, Ra Banyak, dan Ra Pangsa. Namun, para anggota Dharmaputra itu tewas karena melakukan pemberontakan. Hanya Ra Tanca yang selamat dari pemberontakan Ra Kuti tahun 1319.
Setelah pemberontakan Ra Kuti, Ra Tanca terus mencari kesempatan untuk membunuh Raja Jayanegara, namun selalu gagal, karena selain terus mendapat pengawalan, Jayanegara juga memiliki jimat kebal yang tak mempan dengan senjata tajam.
Baca Juga
Ra Tanca pun menemui Gajah Mada pada 1328. Ia bermaksud untuk menyampaikan keluhan istrinya yang telah diganggu oleh raja. Ra Tanca menerima laporan dari istrinya bahwa Raja berniat menikahi dua saudara tirinya, Dyah Gitarja atau Tribhuwana Tunggadewi dan Dyah Wiyat atau Sri Rajadewi.
Kesempatan itu pun datang, Ra Tanca yang juga merangkap sebagai tabib istana mendapatkan kesempatan mengobati Jayanegara. Kala itu, Jayanegara terkena sakit bisul yang membuatnya tak bisa berjalan karena pembengkakan. Kemudian, Gajah Mada memanggil Ra Tanca ke Istana untuk mengobati penyakit Raja.
Ra Tanca tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Ia pun mempersiapkan alat operasi yang sanggup dijadikan sebagai alat bunuh.
Dia menggunakan alat operasi karena dalam kamar Raja, Ra Tanca tidak diperkenankan membawa senjata. Ra Tanca pun menusukkan pisau operasi (taji) pada bagian tubuh Jayanegara yang membengkak. Sayang tusukan Ra Tanca tidak mempan karena jimat kebal yang dipakai sang raja.
Ra Tanca pun tak kehabisan akal, dengan cerdiknya dia meminta kepada sang raja untuk membuka jimatnya agar operasi bisa dilakukan. Tanpa curiga Raja Majapahit itu pun melepas jimatnya. Ra Tanca pun bisa menusukkan pisaunya sampai Jayanegara tewas.
tulis komentar anda