Kisah Guru SD di Kolaka Utara Miliki 16 Anak yang Semua Hafiz Al-Qur'an
Kamis, 18 Mei 2023 - 16:01 WIB
KOLAKA UTARA - Pasangan suami istri di Desa Katoi, Kecamatan Katoi, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Kamaruddin (57) dan Najrah Rasyid (49), memiliki kisah yang luar biasa. Pria yang sehar-hari menjadi guru sekolah dasar (SD) tersebut, memiliki 16 anak kandung, dan seluruhnya hafiz Al-Qur'an.
Pria sederhana yang kini sudah menyandang status kakek tersebut, selalu menerima dengan hangat setiap orang yang datang bersilaturahmi di rumahnya. Kamaruddin yang berstatus sebagai aparatur sipil negara (ASN) tersebut, sehari-hari menhajar pelajaran Agama Islam di SD Negeri 1 Katoi, dan di sebuah pondok pesantren.
Dia mengaku, menikahi istri tercintanya, Najrah Rasyid pada Januari 1996. Setelah keduanya bertemu di sebuah pesantren yang ada di Pangkep, Sulawesi Selatan. Usai menikah, anak pertamanya lahir di Pangkep. "Anak pertama, Nurfaaiqah lahir pada 12 Oktober 1996 lalu. Sedangkan anak bungsu, Zayyan Aqif Rahmani lahir pada 29 Desember 2015 lalu," kata Kamaruddin.
Anak pertamanya kini sudah berusia 26 tahun. Sedang anak bungsunya berusia tujuh tahun. Anak pertama, kedua dan ketiga semuanya lahir di Pangkep. Selanjutnya pada 1999, Kamaruddin dan keluarganya memutuskan pindah ke Kolaka Utara. Saat itu, dia mengabdi menjadi guru honorer hingga kemudian diangkat menjadi ASN.
Di Kolaka Utara, anak keempat hingga ke-16 lahir. Banyak kisah saat kelahiran anak ke empat hingga 16, mengingat tempatnya tinggal masih sangat terbatas, sehingga proses kelahiran anaknya berlangsung serba darurat.
"Enam anak saya dilahirkan sendiri tanpa bantuan petugas medis," ujar Kamaruddin. Anak keenam sampai anak ke-14, Kamaruddin mengaku ikut membantu persalinan istrinya. Untuk memutus tali pusar, digunakan silet yang dibakar. Hal ini terpaksa dilakukan, karena di desa tersebut belum ada bidan.
Hebatnya, ke-16 anak tersebut tumbuh dengan baik. Bahkan semua anaknya merupakan hafiz Al-Qur'an. Mereka kini sudah ada yang selesai kuliah dan yang lain menuntut ilmu mulai bangku SD hingga perguruan tinggi. "Anak-anak sekolahnya dapat beasiswa semua karena berprestasi. Tamat SD, anak saya masuk ke pesantren," bebernya.
Kamaruddin menuturkan, anak pertama, ketiga dan ke empat sudah selesai kuliah di Kendari, dan Makassar. Sedangkan anak kedua belum selesai kuliah karena keburu menikah. "Ada satu anak saya yang dibiayai Dinas Pendidikan Kolaka Utara, sekolah di Yogyakarta. Anak ketujuh," sebutnya.
Lantas dari mana pasutri ini menafkahi keluarganya. Ternyata selain jadi ASN guru agama, Kamaruddin mengajar di Pesantren 77 Desa Totalan, Kolaka Utara. Sedangkan istrinya, Najrah Rasyid di sela mengurus anak-anaknya, juga berjualan di kantin di SD Negeri 1 Katoi. "Anak yang pertama sekarang mengajar di pesantren," pungkas bangga.
Baca Juga
Pria sederhana yang kini sudah menyandang status kakek tersebut, selalu menerima dengan hangat setiap orang yang datang bersilaturahmi di rumahnya. Kamaruddin yang berstatus sebagai aparatur sipil negara (ASN) tersebut, sehari-hari menhajar pelajaran Agama Islam di SD Negeri 1 Katoi, dan di sebuah pondok pesantren.
Dia mengaku, menikahi istri tercintanya, Najrah Rasyid pada Januari 1996. Setelah keduanya bertemu di sebuah pesantren yang ada di Pangkep, Sulawesi Selatan. Usai menikah, anak pertamanya lahir di Pangkep. "Anak pertama, Nurfaaiqah lahir pada 12 Oktober 1996 lalu. Sedangkan anak bungsu, Zayyan Aqif Rahmani lahir pada 29 Desember 2015 lalu," kata Kamaruddin.
Anak pertamanya kini sudah berusia 26 tahun. Sedang anak bungsunya berusia tujuh tahun. Anak pertama, kedua dan ketiga semuanya lahir di Pangkep. Selanjutnya pada 1999, Kamaruddin dan keluarganya memutuskan pindah ke Kolaka Utara. Saat itu, dia mengabdi menjadi guru honorer hingga kemudian diangkat menjadi ASN.
Di Kolaka Utara, anak keempat hingga ke-16 lahir. Banyak kisah saat kelahiran anak ke empat hingga 16, mengingat tempatnya tinggal masih sangat terbatas, sehingga proses kelahiran anaknya berlangsung serba darurat.
"Enam anak saya dilahirkan sendiri tanpa bantuan petugas medis," ujar Kamaruddin. Anak keenam sampai anak ke-14, Kamaruddin mengaku ikut membantu persalinan istrinya. Untuk memutus tali pusar, digunakan silet yang dibakar. Hal ini terpaksa dilakukan, karena di desa tersebut belum ada bidan.
Hebatnya, ke-16 anak tersebut tumbuh dengan baik. Bahkan semua anaknya merupakan hafiz Al-Qur'an. Mereka kini sudah ada yang selesai kuliah dan yang lain menuntut ilmu mulai bangku SD hingga perguruan tinggi. "Anak-anak sekolahnya dapat beasiswa semua karena berprestasi. Tamat SD, anak saya masuk ke pesantren," bebernya.
Kamaruddin menuturkan, anak pertama, ketiga dan ke empat sudah selesai kuliah di Kendari, dan Makassar. Sedangkan anak kedua belum selesai kuliah karena keburu menikah. "Ada satu anak saya yang dibiayai Dinas Pendidikan Kolaka Utara, sekolah di Yogyakarta. Anak ketujuh," sebutnya.
Lantas dari mana pasutri ini menafkahi keluarganya. Ternyata selain jadi ASN guru agama, Kamaruddin mengajar di Pesantren 77 Desa Totalan, Kolaka Utara. Sedangkan istrinya, Najrah Rasyid di sela mengurus anak-anaknya, juga berjualan di kantin di SD Negeri 1 Katoi. "Anak yang pertama sekarang mengajar di pesantren," pungkas bangga.
(eyt)
tulis komentar anda