Memalukan! Sepak Bola Tarkam di Jember Ricuh, Pemain Lari ke Sawah
Senin, 10 April 2023 - 03:19 WIB
JEMBER - Peristiwa memalukan terjadi saat ngabuburit di Lapangan Besuk, Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember. Pertandingan sepak bola yang digelar untuk mengisi waktu menjelang buka puasa Ramadan, berakhir dengan kericuhan.
Kericuhan dalam pertandingan sepak bola antar kampung (Tarkam), yang mempertemukan kesebelasan Gajayana Wirowongso, dengan Patrang Jember tersebut, diduga dipicu oleh pemukulan pemain saat pertandingan. Permainan kasar di lapangan, memancing suporter turun ke lapangan.
Para suporter yang terpancing emosi, langsung mengeroyok para pemain di tengah lapangan. Bahkan, akibat kericuhan tersebut, sejumlah pemain lari ketakutan ke area persawahan warga, untuk menghindari amukan suporter.
Awalnya, pertandingan tersebut berjalan dengan aman dan tenang. Namun, setelah kesebelasan Patrang Jember tertinggal tiga gol, dan belum sekalipun memasukkan bola ke gawang lawan, pertandingan mulai memanas dan menjurus kasar.
Permainan kasar yang dilakukan para pemain Patrang Jember, memicu emosi para suporter yang rata-rata pendukung kesebelasan Gajayana Wirowongso. Para pemain Patrang Jember, menjadi bulan-bulanan suporter yang merangsek masuk ke dalam lapangan.
Kericuhan pertandingan sepak bola di bulan Ramadan ini, sangat disayangkan oleh pengamat sepak bolan Kabupaten Jember, Joni Budi Utomo. "Saya tentunya sangat menyayangkan terjadinya kericuhan ini, karena sepak bola sejatinya menjunjung tinggi sportivitas," tegasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, ke depan diharapkan tidak ada lagi kericuhan yang terjadi di lapangan sepak bola, baik di tingkat tarkam maupun di level yang lebih tinggi, agar sepak bola semakin berkembang di Indonesia.
Lihat Juga: Sejarah SMAN 21 Surabaya, Sekolahnya Marselino Ferdinan yang Lulus Meski Hanya Masuk 2 Kali
Kericuhan dalam pertandingan sepak bola antar kampung (Tarkam), yang mempertemukan kesebelasan Gajayana Wirowongso, dengan Patrang Jember tersebut, diduga dipicu oleh pemukulan pemain saat pertandingan. Permainan kasar di lapangan, memancing suporter turun ke lapangan.
Para suporter yang terpancing emosi, langsung mengeroyok para pemain di tengah lapangan. Bahkan, akibat kericuhan tersebut, sejumlah pemain lari ketakutan ke area persawahan warga, untuk menghindari amukan suporter.
Awalnya, pertandingan tersebut berjalan dengan aman dan tenang. Namun, setelah kesebelasan Patrang Jember tertinggal tiga gol, dan belum sekalipun memasukkan bola ke gawang lawan, pertandingan mulai memanas dan menjurus kasar.
Permainan kasar yang dilakukan para pemain Patrang Jember, memicu emosi para suporter yang rata-rata pendukung kesebelasan Gajayana Wirowongso. Para pemain Patrang Jember, menjadi bulan-bulanan suporter yang merangsek masuk ke dalam lapangan.
Kericuhan pertandingan sepak bola di bulan Ramadan ini, sangat disayangkan oleh pengamat sepak bolan Kabupaten Jember, Joni Budi Utomo. "Saya tentunya sangat menyayangkan terjadinya kericuhan ini, karena sepak bola sejatinya menjunjung tinggi sportivitas," tegasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, ke depan diharapkan tidak ada lagi kericuhan yang terjadi di lapangan sepak bola, baik di tingkat tarkam maupun di level yang lebih tinggi, agar sepak bola semakin berkembang di Indonesia.
Lihat Juga: Sejarah SMAN 21 Surabaya, Sekolahnya Marselino Ferdinan yang Lulus Meski Hanya Masuk 2 Kali
(eyt)
tulis komentar anda