Reuters Sebut 2.212 Orang Indonesia Meninggal Bergejala Terinfeksi Corona
Selasa, 28 April 2020 - 20:44 WIB
Anggota tim pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito, tidak menyangkal data yang dirilis Reuters tapi menolak berkomentar tentang jumlah korban meninggal Corona yang ditemukan pada para pasien PDP.
Dia menyatakan sebanyak 19.897 suspect corona di Indonesia tidak dites karena panjangnya antrean specimen yang menunggu diproses di laboratorium yang kekurangan staf.
Menurut dia, beberapa orang telah meninggal sebelum sampel mereka dianalisa. “Jika mereka memiliki ribuan atau ratusan sampel yang perlu mereka tes, mana yang akan mereka beri prioritas? Mereka akan memberi prioritas pada orang yang masih hidup,” kata Wiku kepada Reuters.
“Saya yakin mayoritas kematian PDP disebabkan oleh COVID-19,” ungkap Pandu Riono, epidemiologis di Universitas Indonesia (UI), menyebut gejala COVID-19 mereka dan tak ada penyebab lain kematian.
Data provinsi yang diikuti Reuters bulan ini menunjukkan pemakaman di Jakarta pada Maret meningkat 40% dibandingkan bulan mana pun sejak Januari 2018.
Indonesia memiliki kasus Corona yang resmi dicatat 9.096 pada 27 April. Indoensia melakukan 210 tes per satu juta orang.
Australia memiliki tes 100 kali lebih banyak per kapita, dan Vietnam melakukan tes sekitar 10 kali lebih banyak.
“Tingkat infeksi dan kematian sebenarnya lebih tinggi dibandingkan data yang dilaporkan resmi karena tes kita masih sangat rendah dibandingkan populasi,” kata Dr Iwan Ariawan, epidemiologis dari Universitas Indonesia pada Reuters.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Mohammad Faqih meminta pemerintah mengungkap jumlah pasien PDP yang meninggal tapi tidak dites.
Kantor perwakilan WHO di Indonesia menyatakan pada akhir pekan bahwa kematian suspect virus Corona perlu diungkapkan.
Dia menyatakan sebanyak 19.897 suspect corona di Indonesia tidak dites karena panjangnya antrean specimen yang menunggu diproses di laboratorium yang kekurangan staf.
Menurut dia, beberapa orang telah meninggal sebelum sampel mereka dianalisa. “Jika mereka memiliki ribuan atau ratusan sampel yang perlu mereka tes, mana yang akan mereka beri prioritas? Mereka akan memberi prioritas pada orang yang masih hidup,” kata Wiku kepada Reuters.
“Saya yakin mayoritas kematian PDP disebabkan oleh COVID-19,” ungkap Pandu Riono, epidemiologis di Universitas Indonesia (UI), menyebut gejala COVID-19 mereka dan tak ada penyebab lain kematian.
Data provinsi yang diikuti Reuters bulan ini menunjukkan pemakaman di Jakarta pada Maret meningkat 40% dibandingkan bulan mana pun sejak Januari 2018.
Indonesia memiliki kasus Corona yang resmi dicatat 9.096 pada 27 April. Indoensia melakukan 210 tes per satu juta orang.
Australia memiliki tes 100 kali lebih banyak per kapita, dan Vietnam melakukan tes sekitar 10 kali lebih banyak.
“Tingkat infeksi dan kematian sebenarnya lebih tinggi dibandingkan data yang dilaporkan resmi karena tes kita masih sangat rendah dibandingkan populasi,” kata Dr Iwan Ariawan, epidemiologis dari Universitas Indonesia pada Reuters.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Mohammad Faqih meminta pemerintah mengungkap jumlah pasien PDP yang meninggal tapi tidak dites.
Kantor perwakilan WHO di Indonesia menyatakan pada akhir pekan bahwa kematian suspect virus Corona perlu diungkapkan.
tulis komentar anda