Asal Usul Nama dan Sejarah Banjarnegara, Wilayah yang Dijuluki Kota Dawet Ayu

Kamis, 16 Maret 2023 - 12:40 WIB
Dari sekian banyaknya pemimpin kota Banjar Petambakan, terdapat beberapa pemimpin yang menjadikan wilayah Kadipaten ini memiliki kemajuan.

Bupati KRT Tambakyuda (1680-1698)

Ditugaskan oleh Raja Sri Amangkurat Amral, Bupati KRT Tambakyuda kala itu diperintah untuk membangun irigasi Kali Serayu. Tujuannya adalah untuk memperkuat sisi ketahanan pangan yang berbasis pertanian.

Kala itu para petinggi pemerintahan berpikiran bahwa Irigasi yang baik akan menghidupkan sawah baru, sekaligus panen padi dan palawija akan lebih sering setiap setahun.

Selain itu KRT Tambakyuda juga dikenal sebagai ahli metalurgi atau logam, terutama senjata tradisional keris. Beliau diketahui menguasai pengetahuan sekitar 24 pamor keris, di antaranya : Pamor Beraswutah, Randuru, Sekarpala, Sulur Ringin, Udan Mas, Pandan Binetot dan Ombaking Banyu.

Adipati ini juga menguasai ilmu penempaan besi, diantaranya besi ‘mangangkang‘ yang berwarna hitam keunguan, dan pemakainya akan dicintai oleh banyak orang atau bisa menjadi penawar racun.

KRT Reksawijaya : “Bupati Emansipasi”

Pada tahun 1714, Bupati telah mengirim sekelompok ibu-ibu pengrajin payung ke Pusat Kerajinan Payung di Desa Tanjung, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten untuk pelatihan cara membuat Payung (songsong) Kebesaran.

Payung (songsong) Kebesaran adalah payung khusus yang melambangkan pangkat dan kedudukan seseorang. Dalam budaya Kerajaan Jawa ada beberapa warna payung kebesaran yaitu Emas, Putih, Hijau dan Hitam.

Semasa Bupati Banjar Petambakan ke-9 ini, sebagian perempuan sudah dibekali kecakapan hidup dan didorong memiliki usaha agar menambah kesejahteraan keluarga. Semacam kegiatan PKK (saat ini) untuk memberdayakan keluarga dan meningkatkan kesejahteraannya.



Periode Banjar Watu Lembu

Pada masa pemerintahan Banjar Watu Lembu pada tahun 1780-1831, ditandai dengan adanya pemindahan pusat pemerintah Kabupaten dari timur sungai, dipindahkan ke sebelah barat Sungai Merawu (situsnya diperkirakan di sekitar Balai Desa Banjarkulon).

Tidak seperti periode Banjar Pertambakan, periode Banjar Watu Lembu hanya diperintah oleh dua masa kepemimpinan saja yakni, KRT Mangunyudo (1780-1812) dan KRT Kertoyudo.

Pada era kepemimpinan Bupati KRT Mangunyuda, beliau sangat konsen untuk membangun wilayah, salah satunya adalah pernah melakukan kerjasama dengan Bupati Purbalingga ke-2, KRT Dipokusumo untuk bersama-sama memajukan bidang perencanaan, perdagangan, pertukangan, perkebunan dan pertanian.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content