Kedahsyatan Pusaka Canang Ki Bicak dan Keris Kiai Culik Mandaraka yang Bikin Musuh Mataram Kocar-kacir
Rabu, 25 Januari 2023 - 11:34 WIB
Semua wilayah di sebelah utara Pegunungan Kendeng menyerah, kecuali Demak, yang mempersenjatai diri di dalam lingkungan bentengnya. Selanjutnya, Pati menghimpun pasukan dan menuju Mataram, untuk melakukan penyerangan.
Perlu beberapa waktu bagi Adipati Pragola, untuk menghimpun banyak prajurit yang disiapkan menyerang Mataram. Ia pun mengirimkan informasi ke Panembahan Senopati, sebagai peringatan akan adanya penyerbuan ke wilayah yang dipimpin saudara sepupunya itu.
Pangeran mahkota Mataram bergerak menuju Prambanan, tentara Pati menuju Kemalon, setelah beristirahat melanjutkan perjalanan. Sang Raja Mataram, Panembahan Senopati turun langsung ke gelanggang perang, ia naik kuda dan sempat beristirahat di Prambanan.
Melewati tengah malam Panembahan Senopati melanjutkan perjalanannya lagi. Di luar benteng pertahanan pasukan Pati di Dengkeng, pasukan Mataram berteriak-teriak, dan benda sakti Canang Ki Bicak dipukul bertalu-talu. Sementara keris Kiai Culik Mandaraka berhasil mematahkan tiga batang pohon kelapa yang menjadi pagar benteng.
Panembahan Senopati berhasil memasuki benteng pertahanan yang dibangun Adipati Pragola, dengan mengendarai kudanya. Tak berselang lama, tiba-tiba banjir besar menerjang benteng pertahanan. Banjir bandang berisi air dan lumpur meluap dari letusan Gunung Merapi.
Pasukan Pati berlarian menyelamatkan diri melihat fenomena alam yang terjadi. Adipati Pragola turut lari dan kembali ke Pati. Di Pati ia memanggil para bupati di sekitarnya, guna menyusun bala tentara tambahan. Sebab banyak tentara Pati yang tenggelam saat sungai meluap.
Perlu beberapa waktu bagi Adipati Pragola, untuk menghimpun banyak prajurit yang disiapkan menyerang Mataram. Ia pun mengirimkan informasi ke Panembahan Senopati, sebagai peringatan akan adanya penyerbuan ke wilayah yang dipimpin saudara sepupunya itu.
Pangeran mahkota Mataram bergerak menuju Prambanan, tentara Pati menuju Kemalon, setelah beristirahat melanjutkan perjalanan. Sang Raja Mataram, Panembahan Senopati turun langsung ke gelanggang perang, ia naik kuda dan sempat beristirahat di Prambanan.
Baca Juga
Melewati tengah malam Panembahan Senopati melanjutkan perjalanannya lagi. Di luar benteng pertahanan pasukan Pati di Dengkeng, pasukan Mataram berteriak-teriak, dan benda sakti Canang Ki Bicak dipukul bertalu-talu. Sementara keris Kiai Culik Mandaraka berhasil mematahkan tiga batang pohon kelapa yang menjadi pagar benteng.
Panembahan Senopati berhasil memasuki benteng pertahanan yang dibangun Adipati Pragola, dengan mengendarai kudanya. Tak berselang lama, tiba-tiba banjir besar menerjang benteng pertahanan. Banjir bandang berisi air dan lumpur meluap dari letusan Gunung Merapi.
Pasukan Pati berlarian menyelamatkan diri melihat fenomena alam yang terjadi. Adipati Pragola turut lari dan kembali ke Pati. Di Pati ia memanggil para bupati di sekitarnya, guna menyusun bala tentara tambahan. Sebab banyak tentara Pati yang tenggelam saat sungai meluap.
(eyt)
tulis komentar anda