Arema- Persebaya Ngeper

Sabtu, 25 April 2015 - 10:43 WIB
Arema- Persebaya Ngeper
Arema- Persebaya Ngeper
A A A
MALANG - Dua klub asal Jawa Timur (Jatim), Arema dan Persebaya, membatalkan pertandingan yang seharusnya digelar Sabtu-Minggu (25-26/4). Keputusan ini diambil setelah Polri tidak mengeluarkan izin keramaian untuk pertandingan sepak bola.

“Tentu, sebagai aparat negara mengamankan kebijakan pemerintah supaya ada kepastian hukum,” kata Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf seusai salat Jumat di Masjid Nurul Huda, kompleks Mapolda Jatim, kemarin.

Kapolda Jatim mengaku sudah mendapatkan surat resmi tembusan dari Menpora kepada Kapolri untuk tidak memberikan izin pelaksanaan pertandingan sepak bola. Jika panitia pelaksanaan (panpel) tetap menggelar pertandingan sepak bola QNB League, dia menghimbau agar pertandingan itu dibubarkan. “Kami tidak memberikan izin. Kami mengimbau untuk bubar dan menghentikan supaya tertib. Kalau ada ribut saya akan meminta pertanggungjawaban kepada yang menyelenggarakan,” ujarnya.

Arema Cronus rencananya akan menghadapi Pelita Bandung Raya (PBR) di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, hari ini pukul 15.30 WIB. Pada saat bersamaan, Persela Lamongan menjamu Semen Padang di Stadion Surajaya, Lamongan.

Besoknya, Persebaya melawan Persiba Balikpapan di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT). “Semua pertandingan di Jawa Timur tidak bisa digelar meski tanpa penonton. Termasuk pertandingan Persebaya melawan Persiba batal juga,” ujar CEO Persebaya, Gede Widiade, dihubungi tadi malam.

Menurut Gede, penghentian kompetisi QNBL ini juga lantaran kesalahan dari Persebaya. “Menteri itu melakukan sebuah keputusan karena kita juga, kita harus berkaca. Karena kalau tidak ada pertikaian di Persebaya, maka tidak akan begini jadinya,” ujarnya.

Panpel Persela versus Semen Padang mengangkat tangan. “Kami dari panpel sudah jelas, tidak berani menggelar pertandingan tanpa surat izin keramaian dari Polri. Selain itu, juga ada surat dari Menpora kepada bupati dan gubernur agar tak memberikan fasilitas pertandingan. Atas dasar itu, kami tak bisa laksanakan pertandingan,” kata Ketua Panpel Persela, Sujito, kemarin.

Uniknya, walau panpel sudah angkat tangan, tim tetap menjalani rutinitas seperti biasa. Baik Persela Lamongan dan Semen Padang, masih tetap berlatih di Stadion Surajaya sebagai langkah persiapan pertandingan yang belum jelas kepastiannya.

Sekretaris Persela, Muji Santoso mengatakan, pihaknya tetap akan menjalankan tahapan jelang pertandingan. “Kami tetap on schedule dan melakukan tahapan sesuai PT Liga. Nanti malam (Jumat malam) tetap ada manager meeting yang dihadiri pengawas pertandingan PT Liga,” kata Muji Santoso.

Nanti dalam manager meeting tersebut, “Akan disampaikan kalau pertandingan tidak ada izin. Kemudian hasilnya akan diteruskan ke PT Liga. Jadi soal tahapan pertandingan masih normal, hanya saja memang panpel tidak berani menggelar pertandingan.”

Kepala Polres Malang, AKBP Aris Haryanto menyatakan, izin untuk penyelenggaraan pertandingan bukan dari Polres Malang, melainkan dari Mabes Polri. “Kami tinggal melaksanakannya. Sikapnya sudah jelas. Polres Malang melaksanakan kebijakan pemerintah untuk tidak menerbitkan izin keramaian,” katanya.

Pelatih Arema Cronus, Suharno, mengaku kecewa dengan pembatalan pertandingan. Pembatalan ini sangat mengganggu kondisi mental dan semangat para pemain. “Kami sudah melakukan persiapan untuk menghadapi pertandingan ini. Bahkan, tadi pagi (Jumat 24/4), kami semua berlatih untuk mempersiapkan pertandingan,” ujarnya.

Suharno juga meminta agar konflik yang terjadi antara Menpora dengan PSSI dapat segera dituntaskan, sehingga kompetisi dapat segera digelar kembali. Meski kecewa, pelatih yang dikenal ramah ini tetap akan menghormati keputusan Polri. Kekecewaan yang sama diungkapkan Asisten Pelatih PBR, Peri Sandria.

Pembatalan pertandingan dirasakan sangat mengganggu kondisi tim. Apalagi tim sudah datang ke Malang untuk bertanding. “Kami berharap secepatnya persoalan ini segera diselesaikan. Karena apabila dibiarkan berlarut-larut, akan semakin banyak yang dirugikan,” katanya.

Keputusan pembatalan digelarnya pertandingan antara Arema Cronus menghadapi tamunya PBR. Menurut Inspektur Pertandingan, Budi Winarto, diambil setelah ada surat dari Polres Malang No. B/1108/IV/- 2015/Satintelkam tertanggal 24 April 2015. “Kami akan melaporkan pembatalan pertandingan ini ke PT Liga Indonesia. Sebagai operator liga,” ungkapnya.

Divisi Utama Juga Batal

Sementara itu, Liga Divisi Utama juga dibatalkan karena izin keramaian tidak turun. Kendati demikian sejumlah klub seperti PSIS Semarang tetap bersikeras akan melaksanakan kewajiban pertandingan. Tim memutuskan tetap berangkat ke Stadion Manahan. Penegasan itu disampaikan manajer tim PSIS Adi Saputro. “Kami tetap berangkat. Belum tahu, Sabtu atau Minggu,” kata Adi, kemarin.

Dia mengaku sudah mendengar laga pembukaan Divisi Utama (DU) 2015 di Manahan tersebut dua hari jelang hari H, panitia pelaksana belum mengantongi izin. “Saya sudah mendengar dari Polda Jateng. Kami akan ikut manajer rapat pada Sabtu malam di Solo,” ujarnya.

Tidak hanya di Solo, laga perdana Persip Pekalongan kontra Persibangga pada hari yang sama juga belum mendapatkan izin. Kondisi itu membuat Laskar Kalong—julukan Persip kebingungan. “Biasanya dua hari jelang pertandingan sudah turun. Tapi sampai sekarang belum masuk,” ungkap Manajer Persip, Sopan Sopianto.

Sementara panitia pertandingan tetap mempersiapkan laga pembuka kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia musim 2015. Ketua Panitia Pertandingan Kota Solo, Heri Isranto menyebutkan, hingga kemarin panitia pertandingan sudah melakukan berbagai persiapan untuk gelaran tersebut.

Mulai dari mencetak tiket untuk penonton hingga persiapan lapangan yang bakal dipakai untuk pertandingan pembukaan itu. “Persiapan sampai saat ini terus kami lakukan, kami cetak 24.000 lembar untuk para penonton, kami juga siapkan kursi khusus untuk suporter tim tamu,” ucapnya.

Heri menyebutkan, persiapan seluruhnya sudah hampir rampung, hanya izin keamanan dari kepolisian belum keluar. Meski demikian, pihaknya berharap agar terjadi keajaiban dan Kemenpora segera mencabut larangan itu dan pertandingan bisa segera digelar. Apalagi sejauh ini panitia sudah mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk proses persiapan pertandingan.

Karena itu, jika pertandingan tersebut tetap tidak bisa digelar, akan menjadi kerugian bagi tim Persis Solo dan panitia pertandingan. “Kalau tidak jadi digelar kami pasrah, namun kerugian kami mencapai Rp30 juta,” katanya.

Pelatih Persis Aris Budi berharap liga tetap digelar mulai 26 April. Jika ditunda dikhawatirkan akan menurunkan kualitas para pemain di setiap tim. “Harapannya pertandingan tetap harus digelar, kami harap agar izin pertandingan segera turun baik dari Kemenpora maupun dari Kepolisian,” ucapnya.

Menpora Kumpulkan Klub Minus Arema-Persebaya

Kemenpora resmi memanggil klub peserta kompetisi Indonesia Super League (ISL), Senin (27/4), guna menyikapi surat Menpora Imam Nahrawi yang tidak mengakui aktivitas PSSI. “Memang benar. Kami mengundang klub-klub ISL. Masih sekedar pertemuan saja,” kata Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora, Gatot S Dewa Broto, kemarin.

Surat dengan nomor 01509/D.V-1/IV/2015 dan ditandatangani oleh Gatot S Dewa Broto per tanggal 14 April ini meminta semua klub yang diundang hadir pada pertemuan di Ruang Lantai 3 Gedung Kemenpora, Jakarta, Senin (27/4). Dalam surat tersebut, pihaknya Kemenpora hanya mengundang 16 klub ISL serta sang operator kompetisi, yaitu PT Liga Indonesia.

Jumlah klub tersebut sesuai dengan rekomendasi Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). Dengan demikian tidak ada nama Arema Indonesia dan Persebaya. Kedua klub tersebut hingga saat ini belum dinyatakan lolos dan mendapatkan rekomendasi untuk turun pada kompetisi tertinggi di Tanah Air. “Sampai hari ini hanya 16 klub. Untuk dua klub lainnya hingga saat ini belum ada perkembangan,” kata pria yang juga Kepala Komunikasi Publik Kemenpora itu.

Sebelumnya, Gatot S Dewa Broto menjelaskan, hingga saat ini pihaknya terus berusaha mencari sosok yang tepat untuk mengisi Tim Transisi bertugas mengendalikan aktivitas PSSI setelah dibekukan pemerintah. “Proses hingga saat ini masih berjalan. Kami ingin mendapatkan sosok yang tepat untuk masuk di Tim Transisi,” katanya.

Tim Transisi, kata dia, selanjutnya akan membentuk PSSI kepengurusan baru sesuai dengan aturan organisasi dan statuta FIFA. Tim ini tidak akan mempengaruhi pemilik suara dalam memilih calonnya. Semuanya diserahkan pada pemilik suara.

Yuswantoro/ Kukuh setyawan/ Rachmad tomy/Eka setiawan/Arief setiadi/ant
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4317 seconds (0.1#10.140)