Menhub Aktifkan Jalur Rel KA Petikemas
A
A
A
SURABAYA - Menteri Perhubungan (Menhub) Ignatius Jonan kembali menghidupkan jalur kereta api (KA) di Terminal Petikemas Surabaya (TPS) yang sejak 2004 tidak beroperasi, kemarin.
Pembukaan jalur KA Petikemas ini diharapkan bisa mengurangi waktu tunggu pengeluaran barang (dwelling time) peti kemas internasional di Pelabuhan Tanjung Perak. Data PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III menyebutkan, selama ini ratarata dwelling time peti kemas internasional di Pelabuhan Tanjung Perak mencapai lima hari.
Dengan pembukaan jalur kereta api ini, waktu pengeluaran barang lebih cepat. Apalagi keberadaan kereta ini akan membuat efisiensi sebesar 10%. “Ini akan mendorong sistem logistik dalam pengiriman barang,” kata Menteri Perhubungan (Menhub) Ignatius Jonan di Pelabuhan Tanjung Perak, kemarin. Jonan mengatakan, selama ini proses penurunan barang yang terjadi menempuh waktu lama.
Dengan ada kereta ini, maka prosesnya menjadi lebih cepat, termasuk proses pengirimannya. “Ini merupakan tonggak kembali angkutan multimoda peti kemas di pelabuhan. Semua harus sinergi supaya bisa menghasilkan hasil yang positif,” ujarnya. Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto mengatakan, salah satu faktor yang memicu tingginya dwelling time peti kemas internasional di pelabuhan adalah masalah angkutan barang.
Selama ini pihak ekspedisi dan pemilik barang masih mengandalkan truk sebagai sarana mengangkut peti kemas keluar dari pelabuhan. Kondisi kemacetan di jalan raya dan jumlah truk yang terbatas menjadi salah satu penyebab barang itu belum bisa dikeluarkan dari area pelabuhan.
“Kalau sudah ada clearence dari bea dan cukai, tapi angkutan yang membawa keluar belum tersedia, ya mau tidak mau barang itu masih berada di pelabuhan,” katanya saat mendampingi Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dalam peresmian angkutan kereta api peti kemas di Terminal Petikemas Surabaya.
Djarwo menerangkan, KA Petikemas menjadi alternatif angkutan untuk membawa barang menuju maupun keluar pelabuhan. Terlebih, arus peti kemas yang melalui Pelabuhan Tanjung Perak sudah mencapai lebih dari 3,1 juta TEU’s. Dari jumlah itu 1,2 juta TEU’s di antaranya peti kemas internasional.
“Arus peti kemas semakin tahun semakin meningkat, KA Petikemas merupakan salah satu cara mengantisipasi terjadinya kemacetan di jalan raya akibat meningkatnya arus peti kemas di pelabuhan. Tahun ini saja peningkatan arus peti kemas diprediksi mencapai 10%,” katanya.
Kepala Humas Pelindo III Edi Priyanto di tempat yang sama menambahkan, KA pengangkut peti kemas itu sudah beroperasi sejak tahun 1994, hanya pada tahun 2004, KA tersebut berhenti beroperasi. Kini angkutan KA itu dihidupkan kembali untuk melayani pengangkutan peti kemas dari Surabaya menuju Jakarta.
“Operator kereta api adalah PT Kereta Api Logistik, bentuknya kerja sama dengan anak perusahaan Pelindo III, yakni PT Terminal Petikemas Surabaya. Frekuensinya sehari 2 kali pemberangkatan dari Surabaya,” ungkapnya. KA pengangkut peti kemas itu akan dilengkapi dengan 15- 30 gerbong untuk peti kemas berukuran 40 feet. Kapasitas yang bisa diangkut dalam satu tahun sebesar 43.800 TEU’s.
Pada tahap awal, angkutan kereta api peti kemas ini akan digunakan untuk melayani peti kemas berpendingin (reefer) bermuatan produk holtikultura. “Tahap awal diprioritaskan bagi angkutan holtikultura menuju Jakarta. Sejak aturan pembatasan oleh Menteri Pertanian, impor holtikultura banyak yang masuk melalui Pelabuhan Tanjung Perak,” kata Edi.
Saat ini pengangkutan peti kemas dengan menggunakan KA baru dilakukan melalui Terminal Petikemas Surabaya. Seiring berjalannya waktu, tidak menutup kemungkinan pengangkutan peti kemas dengan kereta api ini akan dilakukan di terminal-terminal lain di Pelabuhan Tanjung Perak. “Kami hanya menjual jasa, kalau operasionalnya dari PT Kalog,” ucap Kepala Humas PT TPS Sholeh.
Arief ardliyanto
Pembukaan jalur KA Petikemas ini diharapkan bisa mengurangi waktu tunggu pengeluaran barang (dwelling time) peti kemas internasional di Pelabuhan Tanjung Perak. Data PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III menyebutkan, selama ini ratarata dwelling time peti kemas internasional di Pelabuhan Tanjung Perak mencapai lima hari.
Dengan pembukaan jalur kereta api ini, waktu pengeluaran barang lebih cepat. Apalagi keberadaan kereta ini akan membuat efisiensi sebesar 10%. “Ini akan mendorong sistem logistik dalam pengiriman barang,” kata Menteri Perhubungan (Menhub) Ignatius Jonan di Pelabuhan Tanjung Perak, kemarin. Jonan mengatakan, selama ini proses penurunan barang yang terjadi menempuh waktu lama.
Dengan ada kereta ini, maka prosesnya menjadi lebih cepat, termasuk proses pengirimannya. “Ini merupakan tonggak kembali angkutan multimoda peti kemas di pelabuhan. Semua harus sinergi supaya bisa menghasilkan hasil yang positif,” ujarnya. Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto mengatakan, salah satu faktor yang memicu tingginya dwelling time peti kemas internasional di pelabuhan adalah masalah angkutan barang.
Selama ini pihak ekspedisi dan pemilik barang masih mengandalkan truk sebagai sarana mengangkut peti kemas keluar dari pelabuhan. Kondisi kemacetan di jalan raya dan jumlah truk yang terbatas menjadi salah satu penyebab barang itu belum bisa dikeluarkan dari area pelabuhan.
“Kalau sudah ada clearence dari bea dan cukai, tapi angkutan yang membawa keluar belum tersedia, ya mau tidak mau barang itu masih berada di pelabuhan,” katanya saat mendampingi Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dalam peresmian angkutan kereta api peti kemas di Terminal Petikemas Surabaya.
Djarwo menerangkan, KA Petikemas menjadi alternatif angkutan untuk membawa barang menuju maupun keluar pelabuhan. Terlebih, arus peti kemas yang melalui Pelabuhan Tanjung Perak sudah mencapai lebih dari 3,1 juta TEU’s. Dari jumlah itu 1,2 juta TEU’s di antaranya peti kemas internasional.
“Arus peti kemas semakin tahun semakin meningkat, KA Petikemas merupakan salah satu cara mengantisipasi terjadinya kemacetan di jalan raya akibat meningkatnya arus peti kemas di pelabuhan. Tahun ini saja peningkatan arus peti kemas diprediksi mencapai 10%,” katanya.
Kepala Humas Pelindo III Edi Priyanto di tempat yang sama menambahkan, KA pengangkut peti kemas itu sudah beroperasi sejak tahun 1994, hanya pada tahun 2004, KA tersebut berhenti beroperasi. Kini angkutan KA itu dihidupkan kembali untuk melayani pengangkutan peti kemas dari Surabaya menuju Jakarta.
“Operator kereta api adalah PT Kereta Api Logistik, bentuknya kerja sama dengan anak perusahaan Pelindo III, yakni PT Terminal Petikemas Surabaya. Frekuensinya sehari 2 kali pemberangkatan dari Surabaya,” ungkapnya. KA pengangkut peti kemas itu akan dilengkapi dengan 15- 30 gerbong untuk peti kemas berukuran 40 feet. Kapasitas yang bisa diangkut dalam satu tahun sebesar 43.800 TEU’s.
Pada tahap awal, angkutan kereta api peti kemas ini akan digunakan untuk melayani peti kemas berpendingin (reefer) bermuatan produk holtikultura. “Tahap awal diprioritaskan bagi angkutan holtikultura menuju Jakarta. Sejak aturan pembatasan oleh Menteri Pertanian, impor holtikultura banyak yang masuk melalui Pelabuhan Tanjung Perak,” kata Edi.
Saat ini pengangkutan peti kemas dengan menggunakan KA baru dilakukan melalui Terminal Petikemas Surabaya. Seiring berjalannya waktu, tidak menutup kemungkinan pengangkutan peti kemas dengan kereta api ini akan dilakukan di terminal-terminal lain di Pelabuhan Tanjung Perak. “Kami hanya menjual jasa, kalau operasionalnya dari PT Kalog,” ucap Kepala Humas PT TPS Sholeh.
Arief ardliyanto
(bbg)