Diajarkan Susahnya Mencari Uang

Kamis, 09 April 2015 - 10:10 WIB
Diajarkan Susahnya Mencari...
Diajarkan Susahnya Mencari Uang
A A A
Kemandirian harus ditanamkan sejak dini. Itulah yang dilakukan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Uswah Surabaya. Lewat bussiness day, siswa kelas 5 diperkenalkan cara berbisnis, menghasilkan uang sendiri.

Kendati dilakukan dengan cara sederhana, hal ini menjadi acara menarik bagi murid kelas lain di sekolah yang berada di kawasan Keputih itu. Di antara murid, ada yang menjadi tukang cuci baju dengan bantuan mesin, cuci motor dan mobil, binatu, semir sepatu dan lainnya. Semua layanan jasa itu terangkum dalam program jual jasa.com. Banyak “pihak” mendukung mengenalkan bisnis sejak dini ini.

Ada Institut Cuci Sepeda (ICS), Shock Kin Clonk, Ben Resik (BeRes), Zuper Zemir Zepatu (3Z), Rapiku Bukuku (RaBu), Pijat Prof Dhani (PPD), Setrika Kelas Lima (SeKLim), Semir Ekspress dan lainnya. Semua pendukung itu mengedepankan produk jasanya. “Kebanyakan kegiatan bussiness day, anak-anak menjual berbagai macam panganan dan minuman.

Tapi kali ini kelas 5 hadir dalam bentuk yang berbeda, yaitu menjual dalam bentuk jasa,” tutur Humas SDIT Al Uswah Hamimah Turrohmah di selasela kegiatan. Semua aktivitas penjualan jasa bertujuan memberikan pengalaman belajar yang mengasyikkan bagi siswa. Bagaimana mereka mengonsep, memikirkan strategi pemasaran, hingga menarik konsumen.

“Tak kalah penting, mereka belajar tentang arti kerja keras biar siswa tahu bagaimana susahnya mengumpulkan uang, walau hanya Rp100,” urainya. Semangat dan kesungguhan siswa membuat bangga koordinator jenjang kelas 5, Poppi Irnawati. “Kerja anak-anak langsung kami evaluasi,” kata Poppi. Sementara itu, murid kelas 3 tidak mau kalah.

Mereka membuat produk makanan dan minuman. Ada sosis, spageti, nasi goreng, bakso, sop buah, salad, omelet dan lainnya. Mereka jual Rp2.000–Rp3.000 per porsi. Ini menjadi kegiatan yang benar-benar mengasyikkan bagi 165 siswa, peserta bussiness day. Mereka tidak mengeluh melakoni kegiatan dari pukul 08.00–11.00 WIB.

Bukan hanya belajar di kelas, banyak konten pembelajaran yang dimasukkan. Strategi marketing juga diajarkan. Mobil Kepala Sekolah Alfie Niamah Febrian bahkan tidak luput dari incaran bisnis siswa, mobil itu pun dicuci. Orang nomor satu di sekolahan itu harus mengganti jasa sebesar Rp30.000. “Menyenangkan. Baru sekali ini cuci mobil,” kata Rafie Maulana Yusuf, dari kelas 5 C.

Soeprayitno
Surabaya
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0780 seconds (0.1#10.140)