Puting Beliung Sapu Ponorogo
A
A
A
PONOROGO - Sedikitnya tiga rumah di Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo rata dengan tanah disapu angin puting beliung yang menerjang enam desa di wilayah tersebut. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Selain itu, puluhan rumah rusak berat dan sedang, ratusan rumah rusak ringan dan ribuan batang pohon tumbang. Angin kencang berputar mulai menerjang wilayah lereng Bukit Masjid dan bukit Rajekwesi itu sekitar pukul 16.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Terdapat enam desa di dua kecamatan yang diterjang bencana ini, yaitu Desa Karang Patihan, Bulak, Sumber Rejo, Ngendut, dan Pandak di Kecamatan Balong dan di Desa Nongkodono, Kecamatan Kauman.
Kondisi terparah dialami Desa Ngendut dan Desa Pandak. Di Desa Pandak, dua rumah yang rata dengan tanah milik Soinah dan Misno. Satu rumah lain yang juga hancur milik warga Desa Ngendut. Rumah yang rusak berat, sedang, dan ringan masih dalam proses pendataan oleh pihak terkait. Kerusakan ini rata-rata akibat tertimpa pohon besar di sebagian rumah dan rontoknya genting akibat tertiup angin.
“Semua masih dalam pendataan. Sangat banyak kerusakan yang terjadi. Ya rumah, kebun, bahkan infrastruktur seperti tiang listrik dan kabel-kabelnya. Listrik belum dinyalakan karena kabel masih banyak yang berada di tanah, bahaya. Kerugian belum bisa dihitung, yang jelas tidak ada korban jiwa dalam bencana ini,” kata Camat Balong Joko Waskito di lokasi bencana kemarin.
Kepala Desa Pandak Yaimun menyatakan sejauh ini dia menaksir kerugian akibat bencana yang terjadi mencapai sekitar Rp500 juta. Perhitungan ini didasarkan pada kerusakan rumah warganya baik yang hancur total ataupun yang hanya rontok gentengnya. Dasar perhitungan lainnya adalah tumbangnya ribuan pohon jenis trembesi dan jati rakyat yang berada di kebun-kebun warga.
“Untuk rumah jelas mencapai puluhan juta rupiah. Yang pohon jati, pasti ratusan juta. Kebanyakan pohon sudah mencapai ukuran dan umur yang layak jual. Belum lagi tanaman perkebunan yang lain, jelas membuat warga rugi,” ucapnya. Bupati Ponorogo Amin yang kemarin langsung meninjau lokasi bencana menyatakan pemerintah telah menyiapkan bantuan untuk warga yang tertimpa bencana.
Baik berupa bantuan sembako maupun peralatan lain seperti tikar, selimut dan peralatan dapur. Bantuan tersebut kemarin telah diserahkan kepada warga yang rumahnya hancur rata dengan tanah. Untuk menangani hal itu, pihaknya mendahulukan pembukaan jalan yang tertutup pohon-pohon yang tumbang.
“Kami dibantu anggota TNI dan Polri fokus menormalisasi akses. Pohon-pohon yang melintang di jalan agar dipotong dulu sehingga mobilitas warga tidak terhalang. Itu karena jumlah pohon yang tumbang sangat banyak. Kami masih bersyukur karena tidak ada korban jiwa maupun luka dalam bencana ini,” kata Amin.
Dili eyato
Selain itu, puluhan rumah rusak berat dan sedang, ratusan rumah rusak ringan dan ribuan batang pohon tumbang. Angin kencang berputar mulai menerjang wilayah lereng Bukit Masjid dan bukit Rajekwesi itu sekitar pukul 16.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Terdapat enam desa di dua kecamatan yang diterjang bencana ini, yaitu Desa Karang Patihan, Bulak, Sumber Rejo, Ngendut, dan Pandak di Kecamatan Balong dan di Desa Nongkodono, Kecamatan Kauman.
Kondisi terparah dialami Desa Ngendut dan Desa Pandak. Di Desa Pandak, dua rumah yang rata dengan tanah milik Soinah dan Misno. Satu rumah lain yang juga hancur milik warga Desa Ngendut. Rumah yang rusak berat, sedang, dan ringan masih dalam proses pendataan oleh pihak terkait. Kerusakan ini rata-rata akibat tertimpa pohon besar di sebagian rumah dan rontoknya genting akibat tertiup angin.
“Semua masih dalam pendataan. Sangat banyak kerusakan yang terjadi. Ya rumah, kebun, bahkan infrastruktur seperti tiang listrik dan kabel-kabelnya. Listrik belum dinyalakan karena kabel masih banyak yang berada di tanah, bahaya. Kerugian belum bisa dihitung, yang jelas tidak ada korban jiwa dalam bencana ini,” kata Camat Balong Joko Waskito di lokasi bencana kemarin.
Kepala Desa Pandak Yaimun menyatakan sejauh ini dia menaksir kerugian akibat bencana yang terjadi mencapai sekitar Rp500 juta. Perhitungan ini didasarkan pada kerusakan rumah warganya baik yang hancur total ataupun yang hanya rontok gentengnya. Dasar perhitungan lainnya adalah tumbangnya ribuan pohon jenis trembesi dan jati rakyat yang berada di kebun-kebun warga.
“Untuk rumah jelas mencapai puluhan juta rupiah. Yang pohon jati, pasti ratusan juta. Kebanyakan pohon sudah mencapai ukuran dan umur yang layak jual. Belum lagi tanaman perkebunan yang lain, jelas membuat warga rugi,” ucapnya. Bupati Ponorogo Amin yang kemarin langsung meninjau lokasi bencana menyatakan pemerintah telah menyiapkan bantuan untuk warga yang tertimpa bencana.
Baik berupa bantuan sembako maupun peralatan lain seperti tikar, selimut dan peralatan dapur. Bantuan tersebut kemarin telah diserahkan kepada warga yang rumahnya hancur rata dengan tanah. Untuk menangani hal itu, pihaknya mendahulukan pembukaan jalan yang tertutup pohon-pohon yang tumbang.
“Kami dibantu anggota TNI dan Polri fokus menormalisasi akses. Pohon-pohon yang melintang di jalan agar dipotong dulu sehingga mobilitas warga tidak terhalang. Itu karena jumlah pohon yang tumbang sangat banyak. Kami masih bersyukur karena tidak ada korban jiwa maupun luka dalam bencana ini,” kata Amin.
Dili eyato
(ars)