Madiun Masuki Tahap Tanggap Bencana

Selasa, 24 Februari 2015 - 11:11 WIB
Madiun Masuki Tahap...
Madiun Masuki Tahap Tanggap Bencana
A A A
MADIUN - Madiun kini masuk tahap tanggap bencana. Ini untuk meminimalkan korban dari bencana alam yang menimpa Kabupaten Madiun seminggu terakhir.

Bupati Madiun Muhtarom mengatakan, atas kejadian longsor dan air bah yang menimpa tiga desa, yaitu Segulung, Joho, dan Mendak di Kecamatan Dagangan, maka status bencana ditetapkan sebagai kondisi tanggap bencana selama 10 hari. Warga dibantu aparat Polri dan TNI terus membersihkan material longsor dan penanggulangan bencana.

Kegiatan yang dilakukan adalah penyelamatan, evakuasi korban plus harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusanpengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana sarana. “Kami sudah laporkan kejadian itu kepada Gubernur Jatim dan jajaran terkait hingga ke Kemensos,” ujar Bupati Madiun Muhtarom.

Selain itu, setelah empat hari lebih dinyatakan hilang, jasad Dinem, 60, warga Dusun Dipo Seprau, Desa Dagangan, Kabupaten Madiun, yang hanyut dalam bencana longsor dan air bah, Kamis (19/2) lalu, akhirnya ditemukan warga. Jasad Dinem ditemukan kemarin sekitar pukul 06.15 WIB dalam kondisi mengenaskan. Saat ditemukan, jasad Dinem tertimbun bongkahan bambu dan batang-batang kayu yang terseret air bah saat terjadi bencana.

Jasad itu berada di sekitar jembatan Desa Joho, Kecamatan Dagangan, sekitar 2,5 km dari lokasi hanyut. Lokasi ini hanya beberapa meter dari lokasi penemuan jasad Mbah Dinah atau ibunda Mbah Dinem yang juga hanyut saat itu. “Jasad korban ditemukan setelah sejumlah warga mencium bau menyengat di antara tumpukan bongkahan bambu. Selanjutnya, hal itu dilaporkan kepada petugas gabungan dan membongkar timbunan bambu secara hati-hati.

Sebab jasad yang terendam air sejak Kamis (19/2) malam dikhawatirkan bisa rusak,” kata Ketua Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Edy Harianto. Melalui kerja ekstrakeras, jasad korban dapat dievakuasi sekitar pukul 09.20 WIB kemarin. Setelah melalui penelitian keluarga dan kerabat korban, jasad korban itu dipastikan Dinem, 60.

Jasad Mbah Dinah sebelumnya ditemukan Tim SAR gabungan pada Jumat (20/2) siang berjarak sekitar 2,5 km dari sekitar rumahnya. Seusai evakuasi, jasad Mbah Dinem langsung dikirim ke rumah duka dan dimakamkan. “Kini keluarga merasa lega. Sebab setelah menunggu selama beberapa hari membuahkan hasil ditemukan jasadnya.

Keluarga merasa ikhlas, kejadian itu sepenuhnya akibat musibah atau hanyut terbawa banjir bandang,” ujar sejumlah kerabat korban. Dari informasi yang dikumpulkan, saat bencanasebenarnya banjir cukup tinggi dan keluarga Mbah Dinah termasuk Dinem sudah mengungsi.

Namun, Mbah Dinah ingin melihat kondisi sawah dan kandang serta ternak kambingnya yang terendam banjir. Namun, hingga 2 jam berselang, belum pulang maka Dinem menyusul. Ternyata saat keduanya akan kembali ke lokasi yang aman, justru ditelan air bah yang datang tiba-tiba.

Dili eyato
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0914 seconds (0.1#10.140)