Umat Islam Tak Boleh Takut Hadapi MEA

Rabu, 11 Februari 2015 - 15:07 WIB
Umat Islam Tak Boleh...
Umat Islam Tak Boleh Takut Hadapi MEA
A A A
SURABAYA - Umat Islam tidak boleh takut menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Meneladani cara Nabi Muhammad SAW bisa menjadi cara tersendiri menghadapi era perdagangan bebas ASEAN itu.

Pesan ini yang terungkap dalam seminar nasional bertema ”Meneladani dan Mengimplementasi Kepribadian Rasulullah dalam Menghadapi MEA” digelar Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya, kemarin. Salah satu pembicara, Ustaz Feri Yudi Antonis Saputra menyebutkan, MEA merupakan hasil kesepakatan para pengusaha di ASEAN sejak 1992-1993.

Penerapannya semula disepakati 2020 dan dipercepat pada 2015. ”Sekarang gugup, padahal site plan sejak 1992. Selama ini tidak pernah diberitahukan. Percepatan dunia suka tidak suka (MEA), tidak bisa dihindari. Menghadapi percepatan dunia ini, ingat saja pesan Rasulullah, barang siapa sama dengan kemarin akan merugi.

Barang siapa hari ini lebih baik dari kemarin berarti untung,” kutip Yudi Antonis. Visi Rasulullah, kata Yudi Antonis, jauh ke depan. Termasuk mendorong umat belajar hingga Negeri China. ”Di negara mana yang tidak ada China Town-nya? Produk mana yang tidak dihasilkan China,” katanya. Di Indonesia jumlah penduduk sendiri masih terpusat di Jawa.

Di Surabaya, kini banyak pengajar asing. Fakta ini ada sebelum MEA. ”Pengajar ini dari Korea, Hong Kong, Jepang, dan lainnya, ini sesuai data Dispendukcapil. Belum lagi tenaga kerja asing yang inden masuk Indonesia terus meningkat dari 1500, naik jadi 1700 dan 2000 orang asing. Kita harus mengubah dari pemburu jadi pencipta kerja,” kata Yudi Antonis.

Habib Ali bin Edrus bin Agil, salah seorang tokoh Nahdlatul Ulama di Surabaya mengungkapkan, dalam menghadapi MEA, umat Islam harus mengedepankan kejujuran. Jujur ini yang menjadi modal Nabi dalam berdagang. ”Saat MEA juga harus pintar kerja dan memegang syariat Islam,” kata Habib Ali.

Salah seorang cendekiawan Islam Jatim, Ulul Albab yang juga menjadi salah satu pembicara menyebutkan, MEA tidak ada masalah jika umat meneladani dan mengimplementasikan kepribadian Rasulullah. ”Umat Islam sekarang ini saatnya berhenti bicara. Selama ini banyak bicara, sepi karya,” kata Ulul yang juga mantan Rektor Unitomo.

Soeprayitno
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8116 seconds (0.1#10.140)