Sapinya Tidak Mandi, Pipisnya Sembarangan

Jum'at, 06 Februari 2015 - 11:44 WIB
Sapinya Tidak Mandi, Pipisnya Sembarangan
Sapinya Tidak Mandi, Pipisnya Sembarangan
A A A
SURABAYA - Susu, kata itu yang sering diungkapkan banyak anak. Terutama mereka yang sejak lahir sudah mengonsumsi susu formula.

Entah itu susu soya atau sapi. Tak jarang bayi di bawah usia tiga tahun (barita) yang belum cakap bicara atau cadel pun kerap meminta susu. “Cucu cucu, mimik cucu (susu-susu, minum susu),” begitu kata mereka. Kendati setiap hari mengonsumsi susu yang membantu proses pertumbuhannya, tidak semua anak tahu asal-usul susu terutama susu sapi.

Tidak heran jika anak diajak mendatangi perusahaan perahan susu sapi ada yang senang dan ada yang ketakutan hingga menangis histeris. Ini terlihat dari kedatangan murid Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak (KB dan TK) Yaa Bunayya saat mendatangi usaha perahan susu Makmur di Jalan Bendul Merisi Besar Selatan 31, Surabaya, kemarin. Ini bagian kegiatan belajar luar kelas. “Sapinya tidak mandi, pipisnya sembarangan,” kata Fahmi, salah seorang anak dari KB Yaa Bunayya.

Fahmi sempat menangis saat awal masuk kandang sapi. Tahu hal ini, salah seorang guru menggendongnya masuk dan berkeliling kandang. “Sapi warnanya hitam putih,” kata Fahmi yang mulai hilang rasa takutnya. Temannya yang tidak takut justru menepuk sapi.

Khusnul, salah seorang ustazah, menyebut kunjungan anak didiknya ke peternakan sapi dalam mengenalkan gizi sapi. “Gizi berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh, memelihara, dan mengganti jaringan tubuh, mendukung pertumbuhan manusia, dan berperan aktif dalam mekanisme pertahanan terhadap pengaruh lingkungan sekitar,” kata Khusnul kepada muridnya.

Guru berjilbab ini mengajak anak didiknya agar tahu langsung proses pemerahan susu sapi. Kedatangan bocah TK maupun SD tidak mengejutkan Bibi Anfah, pemilik perusahaan perahan susu Makmur yang dikelola keluarga secara turun-temurun.

“Tiap anak kami kenakan biaya Rp3000. Kalau dulu anak yang datang bisa ikut memerah susu. Karena sapinya stres dan produksi susu dari 70 ekor sapi yang ada turun hingga 40 liter, anakanak yang datang tidak diperkenankan ikut memerah,” kata generasi ketiga perusahaan susu keluarga Raju ini.

Ini tidak lantas anak-anak tidak mendapat pengalaman apa pun. Mereka tetap mendapat penjelasan teknis perawatan, pemberian pakan, hingga pemerahan susu. “Makanan sapi juga kami terangkan. Selain rumput, sapi juga diberi minuman campuran ampas tahu, kulit pohon, katul, dan garam,” kata Anfa.

Di lahan peternakan seluas 1.013 meter persegi itu, Anfa dibantu anak dan pekerjanya merawat 70 ekor sapi. Setiap hari sapi-sapi itu mampu menghasilkan sekitar 95 liter susu segar.

Soeprayitno
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4361 seconds (0.1#10.140)