Tiga Jenazah AirAsia Teridentifikasi
A
A
A
SURABAYA - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim berhasil mengidentifikasi tiga korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501, kemarin.
Ketiga jenazah tersebut adalah Saiful Rachmad, Joe Jeng Fei, dan Yuni Indah. Ini berarti total 68 jenazah yang telah diserahkan kepada pihak keluarga. Ketua Tim DVI Kombes Pol Budiyono mengatakan, jasad Saiful Rachmad, laki-laki, usia 31 tahun, warga Jakarta, berhasil teridentifikasi berdasarkan analisa DNA korban dengan pembanding anak kandung korban.
Jenazah teknisi AirAsia ini juga diperkuat dengan metode sekunder berupa properti, yaitu ID card korban seperti Kartu Tanda Penduduk, Surat Izin Mengendara, dan STNK, yang masih berada di dalam dompet dan melekat di tubuh korban.
“Didukung pula dengan data medis dan antropologi yang terdapat kesamaan usia, jenis kelamin, dan tinggi badan. Berdasarkan data tersebut, maka tim DVI Polda Jawa Timur memutuskan bahwa jenazah dengan label B071 tidak terbantahkan atas nama Saiful Rachmad,” kata Budiyono.
Lalu jenazah label B072 adalah Joe Jeng Fei, laki-laki, berusia 48 tahun, warga Surabaya, berhasil teridentifikasi melalui metode primer berupa pemeriksaan DNA korban yang dibanding dengan DNA ibu kandung korban dan ternyata identik 100%. Didukung pula dengan metode sekunder berupa data properti, yaitu ID card yang masih berada di dalam dompet korban, seperti KTP dan SIM atas nama korban.
Diperkuat pula dengan data medis dan antropologi yang terdapat kesamaan antara jenis kelamin, usia, dan tinggi badan. Ketiga, jenazah label B065 adalah Yuni Indah, perempuan, usia 24 tahun, warga Ponorogo, berhasil teridentifikasi berdasarkan metode primer berupa pemeriksaan DNA korban yang dibanding dengan DNA ayah kandung korban dan ternyata identik 100%.
Selain itu, didukung pula dengan metode sekunder berupa temuan medis dan antropologi terdapat kesamaan usia, jenis kelamin, dan tinggi badan korban. Jasad Yuni Indah kemarin langsung dimakamkan di kampung halamannya di Dusun Sumberagung, Desa/Kecamatan Balong, Ponorogo. Jasad TKI tiba di rumah orang tuanya, Jemiran, di RT 02/RW II Dusun Sumberagung, Desa/Kecamatan Balong, tepat pukul 17.45. WIB.
Dari ambulans yang membawanya, peti yang berisi jenazah Yuni sempat disemayamkan beberapa menit di bagian tengah rumah duka untuk pelaksanaan salat jenazah. Tak lama setelah itu, jenazah yang dibungkus peti dengan nomor B.065 ini langsung dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Makam Kembar, Desa Balong.
Dalam sambutan saat melepas jenazah ke pemakaman, Bupati Ponorogo Amin menyatakan penemuan jasad Yuni Indah merupakan hal patut disyukuri dan diapresiasi. Sebab dari kecelakaan yang demikian dahsyat, jasad masih bisa ditemukan, diidentifikasi, dan bisa dibumikan secara layak. “Kita harus bersyukur karena jasad Saudari Yuni Indah ini bisa ditemukan meski beratus kilometer jaraknya dari lokasi kecelakaan,” ujar Amin.
Tubuh Monyet
Selain itu, Tim DVI Polda Jawa Timur menyimpulkan temuan satu bagian tubuh yang awalnya diduga bayi korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501 ternyata adalah bagian tubuh monyet, bukan manusia. “Setelah dilakukan identifikasi oleh tim ahli dari antropologi, hasilnya bagian tubuh berlabel B077 itu merupakan non human, atau bukan potongan/tulang tubuh manusia,” kata Kombes Pol dr Budiyono.
Menurut dia, pada saat mengidentifikasi tim menemukan beberapa kejanggalan saat memeriksa post mortem pada bagian tubuh, yakni tekstur tulang belulang yang hanya berupa tulang belakang dan satu kaki. Karena itu, tim menyimpulkan bagian tubuh yang ditemukan nelayan di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, tidak mengarah pada jenazah manusia.
Ia menjelaskan, kesimpulan bukan manusia juga terlihat dari beberapa tekstur tubuh tulang-belulang, seperti tulang termor yang masih ada yaitu paha. “Ini bisa kita pastikan bukan tulang manusia, sebab jika tulang manusia tentu tulang tidak bisa menyambung, namun yang ada ini justru menyambung dan sangat mungkin golongan monyet,” katanya.
Hingga hari ke-38, 91 jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501 telah berhasil dievakuasi dan sebagian besar dari jumlah itu telah diidentifikasi tim DVI Polri. Berdasarkan informasi per 3 Februari 2015 pukul 22.00 WIB, Basarnas mengonfirmasi telah mengevakuasi 91 jenazah.
Dari jumlah itu, sebanyak 64 jenazah telah teridentifikasi oleh tim DVI Polri, 13 jenazah masih dalam proses identifikasi, dan 14 jenazah belum tiba di RS Bhayangkara, Surabaya.
Zaki Zubaidi/ Dili Eyato/ant
Ketiga jenazah tersebut adalah Saiful Rachmad, Joe Jeng Fei, dan Yuni Indah. Ini berarti total 68 jenazah yang telah diserahkan kepada pihak keluarga. Ketua Tim DVI Kombes Pol Budiyono mengatakan, jasad Saiful Rachmad, laki-laki, usia 31 tahun, warga Jakarta, berhasil teridentifikasi berdasarkan analisa DNA korban dengan pembanding anak kandung korban.
Jenazah teknisi AirAsia ini juga diperkuat dengan metode sekunder berupa properti, yaitu ID card korban seperti Kartu Tanda Penduduk, Surat Izin Mengendara, dan STNK, yang masih berada di dalam dompet dan melekat di tubuh korban.
“Didukung pula dengan data medis dan antropologi yang terdapat kesamaan usia, jenis kelamin, dan tinggi badan. Berdasarkan data tersebut, maka tim DVI Polda Jawa Timur memutuskan bahwa jenazah dengan label B071 tidak terbantahkan atas nama Saiful Rachmad,” kata Budiyono.
Lalu jenazah label B072 adalah Joe Jeng Fei, laki-laki, berusia 48 tahun, warga Surabaya, berhasil teridentifikasi melalui metode primer berupa pemeriksaan DNA korban yang dibanding dengan DNA ibu kandung korban dan ternyata identik 100%. Didukung pula dengan metode sekunder berupa data properti, yaitu ID card yang masih berada di dalam dompet korban, seperti KTP dan SIM atas nama korban.
Diperkuat pula dengan data medis dan antropologi yang terdapat kesamaan antara jenis kelamin, usia, dan tinggi badan. Ketiga, jenazah label B065 adalah Yuni Indah, perempuan, usia 24 tahun, warga Ponorogo, berhasil teridentifikasi berdasarkan metode primer berupa pemeriksaan DNA korban yang dibanding dengan DNA ayah kandung korban dan ternyata identik 100%.
Selain itu, didukung pula dengan metode sekunder berupa temuan medis dan antropologi terdapat kesamaan usia, jenis kelamin, dan tinggi badan korban. Jasad Yuni Indah kemarin langsung dimakamkan di kampung halamannya di Dusun Sumberagung, Desa/Kecamatan Balong, Ponorogo. Jasad TKI tiba di rumah orang tuanya, Jemiran, di RT 02/RW II Dusun Sumberagung, Desa/Kecamatan Balong, tepat pukul 17.45. WIB.
Dari ambulans yang membawanya, peti yang berisi jenazah Yuni sempat disemayamkan beberapa menit di bagian tengah rumah duka untuk pelaksanaan salat jenazah. Tak lama setelah itu, jenazah yang dibungkus peti dengan nomor B.065 ini langsung dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Makam Kembar, Desa Balong.
Dalam sambutan saat melepas jenazah ke pemakaman, Bupati Ponorogo Amin menyatakan penemuan jasad Yuni Indah merupakan hal patut disyukuri dan diapresiasi. Sebab dari kecelakaan yang demikian dahsyat, jasad masih bisa ditemukan, diidentifikasi, dan bisa dibumikan secara layak. “Kita harus bersyukur karena jasad Saudari Yuni Indah ini bisa ditemukan meski beratus kilometer jaraknya dari lokasi kecelakaan,” ujar Amin.
Tubuh Monyet
Selain itu, Tim DVI Polda Jawa Timur menyimpulkan temuan satu bagian tubuh yang awalnya diduga bayi korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501 ternyata adalah bagian tubuh monyet, bukan manusia. “Setelah dilakukan identifikasi oleh tim ahli dari antropologi, hasilnya bagian tubuh berlabel B077 itu merupakan non human, atau bukan potongan/tulang tubuh manusia,” kata Kombes Pol dr Budiyono.
Menurut dia, pada saat mengidentifikasi tim menemukan beberapa kejanggalan saat memeriksa post mortem pada bagian tubuh, yakni tekstur tulang belulang yang hanya berupa tulang belakang dan satu kaki. Karena itu, tim menyimpulkan bagian tubuh yang ditemukan nelayan di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, tidak mengarah pada jenazah manusia.
Ia menjelaskan, kesimpulan bukan manusia juga terlihat dari beberapa tekstur tubuh tulang-belulang, seperti tulang termor yang masih ada yaitu paha. “Ini bisa kita pastikan bukan tulang manusia, sebab jika tulang manusia tentu tulang tidak bisa menyambung, namun yang ada ini justru menyambung dan sangat mungkin golongan monyet,” katanya.
Hingga hari ke-38, 91 jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501 telah berhasil dievakuasi dan sebagian besar dari jumlah itu telah diidentifikasi tim DVI Polri. Berdasarkan informasi per 3 Februari 2015 pukul 22.00 WIB, Basarnas mengonfirmasi telah mengevakuasi 91 jenazah.
Dari jumlah itu, sebanyak 64 jenazah telah teridentifikasi oleh tim DVI Polri, 13 jenazah masih dalam proses identifikasi, dan 14 jenazah belum tiba di RS Bhayangkara, Surabaya.
Zaki Zubaidi/ Dili Eyato/ant
(ftr)