Glamor Dengan Kebaya Hijab
A
A
A
Tren berbusana dengan hijab nampaknya masih digemari masyarakat. Meski tren tersebut tidak seramai beberapa tahun yang lalu.
Bahkan di awal tahun ini tren berhijab juga diperkenalkan oleh berbagai desainer. Salah satunya seperti yang dilakukan desainer asal Surabaya, Riana Martasari. Bertempat di lobi Hotel Shangrilla, Riana mengenalkan busana tren hijab dengan tema de belles fillettes. Total ada 40 busana yang dipamerkan dan terbagi dalam tiga sesi fashion show.
Busana hijab yang dirancang Riana terlihat glamor karena banyak nuansa warna emas dan penggunaan beberapa manik- manik yang ditempel pada pinggiran kain tille. Selain itu, detail yang digunakan Riana juga terbuat dari brokat dan tille yang sengaja dibentuk bungabunga.
”Permainan detail memang sudah menjadi ciri khas saya, mulai menambahkan batuan, lalu membuat hiasan timbul dari kain tille atau brokatbrokat. Pokoknya detailnya selalu dipikirkan dan dibuat sendiri,” ungkap Riana yang mendalami ilmu desain busana di sekolah fashion Susan Budiharjo Surabaya. Uniknya tren yang diusung Riana kali ini tidak murni hijab, tetapi merupakan kombinasi dari kebaya.
Dia sengaja menggabungkan dua jenis model busana sekaligus karena kebaya dengan gaya hijab memang sering dicari. Selain itu, kebaya hijab juga memberi kesan anggun untuk pemakainya. ”Makanya saya memakai tema de belles fillettes yang artinya gadis-gadis cantik karena dengan busana hijab kebaya ini saya ingin siapa pun yang memakainya semakin kelihatan cantik dan anggun,” ujar perempuan berhijab tersebut.
Ciri khas lain yang ditampilkan dalam hijab kebaya ini, dimana biasanya hampir semua untuk bagian penutup rambut yang biasanya hanya berupa jilbab, Riana justru menampilkannya dengan berbagai hiasan seperti topi atau semacam hairdo yang bisa menutup semua rambut. Jadi, untuk jilbabnya pun terlihat berbeda.
Pada bagian punggung kadang Riana juga menambahkan cape dan berupa jubah yang terbuat dari berbagai jenis kain. Untuk kebaya dengan hairdo topi, dia menambahkan jubah tipis berwarna cokelat muda. Sedangkan untuk hairdo busana kebaya hijab yang lain lebih banyak menggunakan tille untuk bunga-bunga.
Mengingat tren yang dia usung adalah kebaya hijab, maka dia pun juga tidak meninggalkan unsur kebaya seperti pemakaian kain brokat. Dia menambahkan brokat untuk berbagai sisi misal lengan atau untuk luaran di bagian bawah yang membentuk seperti ekor. Hampir semua potongannya menggunakan model two pieces dengan bawahan berupa kain daerah seperti tenun atau batik.
Beberapa busana juga menggunakan sari india supaya tampilan kebaya hijabnya berbeda dari kebanyakan. Dalam show tunggal kemarin, Riana tidak hanya menampilkan koleksi busana kebaya hijab, tetapi juga busana kebaya umum yang potongannya juga dimodifikasi, yakni bawahan pendek dengan tilleyang ditampilkan memanjang hingga ke bawah mata kaki. Warna-warna yang dipilih Riana juga beragam, mulai yang full colour hingga soft semuanya ada.
”Sebenarnya kalau saat ini orang cenderung memilih warna soft untuk tren 2015. Tetapi saya soal warna sebenarnya tidak terlalu dijadikan tren, sehingga warna-warna yang cerah pun saya tampilkan. Sebab, warna tergantung selera juga,” papar perempuan yang sudah empat tahun berkecimpung di dunia desain tersebut.
Samik wijayanti
Bahkan di awal tahun ini tren berhijab juga diperkenalkan oleh berbagai desainer. Salah satunya seperti yang dilakukan desainer asal Surabaya, Riana Martasari. Bertempat di lobi Hotel Shangrilla, Riana mengenalkan busana tren hijab dengan tema de belles fillettes. Total ada 40 busana yang dipamerkan dan terbagi dalam tiga sesi fashion show.
Busana hijab yang dirancang Riana terlihat glamor karena banyak nuansa warna emas dan penggunaan beberapa manik- manik yang ditempel pada pinggiran kain tille. Selain itu, detail yang digunakan Riana juga terbuat dari brokat dan tille yang sengaja dibentuk bungabunga.
”Permainan detail memang sudah menjadi ciri khas saya, mulai menambahkan batuan, lalu membuat hiasan timbul dari kain tille atau brokatbrokat. Pokoknya detailnya selalu dipikirkan dan dibuat sendiri,” ungkap Riana yang mendalami ilmu desain busana di sekolah fashion Susan Budiharjo Surabaya. Uniknya tren yang diusung Riana kali ini tidak murni hijab, tetapi merupakan kombinasi dari kebaya.
Dia sengaja menggabungkan dua jenis model busana sekaligus karena kebaya dengan gaya hijab memang sering dicari. Selain itu, kebaya hijab juga memberi kesan anggun untuk pemakainya. ”Makanya saya memakai tema de belles fillettes yang artinya gadis-gadis cantik karena dengan busana hijab kebaya ini saya ingin siapa pun yang memakainya semakin kelihatan cantik dan anggun,” ujar perempuan berhijab tersebut.
Ciri khas lain yang ditampilkan dalam hijab kebaya ini, dimana biasanya hampir semua untuk bagian penutup rambut yang biasanya hanya berupa jilbab, Riana justru menampilkannya dengan berbagai hiasan seperti topi atau semacam hairdo yang bisa menutup semua rambut. Jadi, untuk jilbabnya pun terlihat berbeda.
Pada bagian punggung kadang Riana juga menambahkan cape dan berupa jubah yang terbuat dari berbagai jenis kain. Untuk kebaya dengan hairdo topi, dia menambahkan jubah tipis berwarna cokelat muda. Sedangkan untuk hairdo busana kebaya hijab yang lain lebih banyak menggunakan tille untuk bunga-bunga.
Mengingat tren yang dia usung adalah kebaya hijab, maka dia pun juga tidak meninggalkan unsur kebaya seperti pemakaian kain brokat. Dia menambahkan brokat untuk berbagai sisi misal lengan atau untuk luaran di bagian bawah yang membentuk seperti ekor. Hampir semua potongannya menggunakan model two pieces dengan bawahan berupa kain daerah seperti tenun atau batik.
Beberapa busana juga menggunakan sari india supaya tampilan kebaya hijabnya berbeda dari kebanyakan. Dalam show tunggal kemarin, Riana tidak hanya menampilkan koleksi busana kebaya hijab, tetapi juga busana kebaya umum yang potongannya juga dimodifikasi, yakni bawahan pendek dengan tilleyang ditampilkan memanjang hingga ke bawah mata kaki. Warna-warna yang dipilih Riana juga beragam, mulai yang full colour hingga soft semuanya ada.
”Sebenarnya kalau saat ini orang cenderung memilih warna soft untuk tren 2015. Tetapi saya soal warna sebenarnya tidak terlalu dijadikan tren, sehingga warna-warna yang cerah pun saya tampilkan. Sebab, warna tergantung selera juga,” papar perempuan yang sudah empat tahun berkecimpung di dunia desain tersebut.
Samik wijayanti
(ars)