SAR Bongkar Makam Tiga Korban AirAsia
A
A
A
SURABAYA - Operasi pencarian pesawat AirAsia QZ8501 bukan hanya kisah tentang sulitnya menemukan korban dan kotak hitam.
Tragedi itu juga menghadirkan pekerjaan tak kalah sulit, mengidentifikasi jenazah korban yang telah ditemukan dan memastikan identitas sangat penting, terutama berkaitan dengan moral dan harapan keluarga. Terkait proses identifikasi itu, kemarin, tim SAR gabungan dari Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, membongkar kuburan tiga jenazah korban Airasia QZ8501 yang dimakamkan masyarakat Maradapan, Kecamatan Pulau Sembilan.
“Tiga jenazah yang ditemukan nelayan setempat memang sudah dikuburkan karena warga tak tahan mencium aroma kurang sedap dan menyengat,” kata petugas Pos SAR Kotabaru Muhammad Imam Nazarudin, kemarin. Dia menjelaskan, tiga jenazah yang terdiri atas dua perempuan dan satu laki-laki itu dikubur dalam satu liang dengan dibungkus terpal warna biru. Jasad tersebut sengaja dikubur dengan kedalaman satu meter untuk memudahkan pembongkaran.
“Karena warga tahu ada rencana dibongkar kembali,” katanya. Tiga jasad korban itu ditemukan di Perairan Maradapan, Jumat (16/1), dalam kondisi tak utuh. Nelayan dan tim SAR juga menemukan sejumlah barang, antara lain potongan kursi dan busa sandaran kursi. Setelah kuburan dibongkar, jasad korban dan barang-barang itu lantas diangkut menggunakan Kapal Sadewa menuju Kotabaru.
Sesampai di Kotabaru, tiga mayat dan barang-barang yang ditemukan diterbangkan ke Bandara Juanda, Surabaya, menggunakan pesawat Casa NC212 Skuadron Udara 600 Wing Udara I Pusat Penerbangan TNI AL. Dari Surabaya, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim kemarin berhasil mengidentifikasi lima jenazah penumpang pesawat AirAsia QZ8501 yang semuanya warga Indonesia.
Lima jenazah itu kemudian diserahkan kepada keluarganya masing-masing. Kepala Tim DVI Polda Jatim Kombes Pol Budiyono mengungkapkan, dengan diketahuinya identitas lima korban itu, kini pihaknya akan meneruskan identifikasi tiga korban lain yang ditemukan di Kotabaru. Budiyono menjelaskan, metode pemeriksaan kepada lima jenazah dilakukan menggunakan sampel DNA beserta temuan properti yang dipakai korban, seperti tas sisir, baju, dan lainnya.
Jenazah pertama berlabel B037 bernama Yeni Suwono, perempuan, 38 tahun asal Surabaya, yang diidentifikasi melalui metode pemeriksaan DNA dengan pembanding ikat rambut korban beserta metode primer berupa pemeriksaan gigi yang ternyata identik dengan data post mortem maupun ante mortem .
“Data ini diperkuat dengan jenis kelamin, usia korban, serta adanya bekas luka operasi sesar korban, ditambah ada hasil pantauan kamera tersembunyi di bandara,” katanya. Jenazah kedua berlabel B035 bernama Sesa Adi Krisputra, laki-laki 15 tahun asal Pasuruan, yang diidentifikasi melalui DNA dengan pembanding kaos korban, data sekunder temuan jenis kelamin dan usia ternyata identik serta pantauan kamera tersembunyi di bandara.
Jenazah ketiga berlabel B036 bernama Bob Hartanto Wijaya, laki-laki 25 tahun asal Malang, diidentifikasi menggunakan DNA dengan pembanding topi korban, ditambah metode primer berupa peme-riksaan gigi, tinggi badan, serta properti berupa kaos dan celana.
Jenazah keempat berlabel B040 bernama Albertus Eka Surya Yulianto, laki-laki 10 tahun asal Probolinggo, yang diketahui ada kesamaan antara foto dental korban pernah melakukan pemeriksaan gigi sebelumnya dan dinyatakan identik dengan post mortem dan ante mortem . Jenazah berikutnya berlabel B046 bernama Ko Kusuma Candra, laki-laki 55 tahun asal Tarakan, yang teridentifikasi menggunakan DNA dengan pembanding anak korban dan pemeriksaan medis usia, tinggi badan, serta properti berupa pakaian.
Dengan teridentifikasinya lima jenazah itu maka hingga hari ke-21 operasi pencarian sudah 45 korban AirAsia rute Surabaya-Singapura yang hilang kontak pada Minggu, 28 Desember 2014, diserahkan keluarganya masing-masing.
Lutfi yuhandi/ant
Tragedi itu juga menghadirkan pekerjaan tak kalah sulit, mengidentifikasi jenazah korban yang telah ditemukan dan memastikan identitas sangat penting, terutama berkaitan dengan moral dan harapan keluarga. Terkait proses identifikasi itu, kemarin, tim SAR gabungan dari Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, membongkar kuburan tiga jenazah korban Airasia QZ8501 yang dimakamkan masyarakat Maradapan, Kecamatan Pulau Sembilan.
“Tiga jenazah yang ditemukan nelayan setempat memang sudah dikuburkan karena warga tak tahan mencium aroma kurang sedap dan menyengat,” kata petugas Pos SAR Kotabaru Muhammad Imam Nazarudin, kemarin. Dia menjelaskan, tiga jenazah yang terdiri atas dua perempuan dan satu laki-laki itu dikubur dalam satu liang dengan dibungkus terpal warna biru. Jasad tersebut sengaja dikubur dengan kedalaman satu meter untuk memudahkan pembongkaran.
“Karena warga tahu ada rencana dibongkar kembali,” katanya. Tiga jasad korban itu ditemukan di Perairan Maradapan, Jumat (16/1), dalam kondisi tak utuh. Nelayan dan tim SAR juga menemukan sejumlah barang, antara lain potongan kursi dan busa sandaran kursi. Setelah kuburan dibongkar, jasad korban dan barang-barang itu lantas diangkut menggunakan Kapal Sadewa menuju Kotabaru.
Sesampai di Kotabaru, tiga mayat dan barang-barang yang ditemukan diterbangkan ke Bandara Juanda, Surabaya, menggunakan pesawat Casa NC212 Skuadron Udara 600 Wing Udara I Pusat Penerbangan TNI AL. Dari Surabaya, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim kemarin berhasil mengidentifikasi lima jenazah penumpang pesawat AirAsia QZ8501 yang semuanya warga Indonesia.
Lima jenazah itu kemudian diserahkan kepada keluarganya masing-masing. Kepala Tim DVI Polda Jatim Kombes Pol Budiyono mengungkapkan, dengan diketahuinya identitas lima korban itu, kini pihaknya akan meneruskan identifikasi tiga korban lain yang ditemukan di Kotabaru. Budiyono menjelaskan, metode pemeriksaan kepada lima jenazah dilakukan menggunakan sampel DNA beserta temuan properti yang dipakai korban, seperti tas sisir, baju, dan lainnya.
Jenazah pertama berlabel B037 bernama Yeni Suwono, perempuan, 38 tahun asal Surabaya, yang diidentifikasi melalui metode pemeriksaan DNA dengan pembanding ikat rambut korban beserta metode primer berupa pemeriksaan gigi yang ternyata identik dengan data post mortem maupun ante mortem .
“Data ini diperkuat dengan jenis kelamin, usia korban, serta adanya bekas luka operasi sesar korban, ditambah ada hasil pantauan kamera tersembunyi di bandara,” katanya. Jenazah kedua berlabel B035 bernama Sesa Adi Krisputra, laki-laki 15 tahun asal Pasuruan, yang diidentifikasi melalui DNA dengan pembanding kaos korban, data sekunder temuan jenis kelamin dan usia ternyata identik serta pantauan kamera tersembunyi di bandara.
Jenazah ketiga berlabel B036 bernama Bob Hartanto Wijaya, laki-laki 25 tahun asal Malang, diidentifikasi menggunakan DNA dengan pembanding topi korban, ditambah metode primer berupa peme-riksaan gigi, tinggi badan, serta properti berupa kaos dan celana.
Jenazah keempat berlabel B040 bernama Albertus Eka Surya Yulianto, laki-laki 10 tahun asal Probolinggo, yang diketahui ada kesamaan antara foto dental korban pernah melakukan pemeriksaan gigi sebelumnya dan dinyatakan identik dengan post mortem dan ante mortem . Jenazah berikutnya berlabel B046 bernama Ko Kusuma Candra, laki-laki 55 tahun asal Tarakan, yang teridentifikasi menggunakan DNA dengan pembanding anak korban dan pemeriksaan medis usia, tinggi badan, serta properti berupa pakaian.
Dengan teridentifikasinya lima jenazah itu maka hingga hari ke-21 operasi pencarian sudah 45 korban AirAsia rute Surabaya-Singapura yang hilang kontak pada Minggu, 28 Desember 2014, diserahkan keluarganya masing-masing.
Lutfi yuhandi/ant
(ars)