Sampaikan Materi Tanggap Bencana lewat Animasi
A
A
A
Sibuk promosi album bertajuk Imam Sejatiyang baru dirilis tak membuat Fida KDI (Kontes Dangdut Indonesia) menomorsekiankan studi. Buktinya, mahasiswi pemilik nama Alfinatul Mufidah ini bisa terlibat langsung dalam kegiatan kampus. Mahasiswa semester V, Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom), Jurusan Hubungan Masyarakat (Humas) Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya, ini terlibat langsung dalam pemberian pelatihan tanggap bencana.
Seperti yang terlihat di SDN Klampis Ngasem II, Jalan Klampis Anom, Kecamatan Sukolilo Surabaya, kemarin. Gadis berjilbab ini aktif terlibat langsung memberikan materi tanggap bencana. Sasarannya puluhan siswa dari kelas inklusif di sekolahan tersebut.
“Supaya materi bisa tersampaikan, diterima, dan dimengerti anak-anak, kami sampaikan melalui tayangan film animasi. Selain itu gamemenarik juga diselipkan,” ucap dara asal Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, Jatim ini. Ada banyak bencana yang disampaikan mahasiswa Fikom bersama relawan kampus dan Pusat Studi Bencana serta Lingkungan Unitomo. Ada tsunami, banjir, tanah longsor, gunung meletus, dan lainnya.
Tiap bencana disampaikan cara penyelamatannya. Khusus untuk Surabaya, mahasiswa Fikom Unitomo lebih menekankan ancaman bencana banjir. Karena banjir kerap melanda sejumlah titik di Surabaya bersamaan derasnya hujan. Tips-tips menghadapi banjir disampaikan ke anak-anak inklusif itu, di antaranya menyelamatkan barang berharga yang bisa dibawa, membawa air minum dalam botol, serta mencari tempat yang lebih tinggi dan aman.
“Kenapa harus bawa botol berisi air minum? Karena saat banjir kualitas air jelek,” ujar sejumlah relawan Unitomo yang ikut dalam kegiatan pembekalan. Tak sekadar memberikan pelatihan. Anak-anak inklusif itu juga diajak langsung berkontribusi mengantisipasi banjir Surabaya. Caranya dengan menanam pohon bakau di Eko Wisata Mangrove Wonorejo, Kecamatan Rungkut. Dari upaya ini diharapkan ancaman abrasi dan banjir akibat erupsi air laut ke daratan Surabaya tak terjadi.
“Kami sengaja memberikan materi sigap bencana ke anak-anak ini supaya jika ada kejadian darurat, mereka bisa mandiri,” tutur Wildan Krisnarwanto Waranusani, ketua kegiatan pelatihan. Mahasiswa semester V Fikom, Jurusan Humas Unitomo, ini lega melihat anak-anak begitu antusias mengikuti pelatihan dan penanaman pohon.
Evie Rusiana, guru pendamping kelas khusus di SDN Klampis Ngasem II, mengaku senang melihat muridnya aktif menyimak pelatihan tanggap bencana. “Anak-anak ini dari kelas inklusif. Mereka ABK (anak berkebutuhan khusus). Ada yang lambat belajar, ada yang kemampuan melihatnya kurang dan lainnya,” tutur Evie.
Seperti yang terlihat di SDN Klampis Ngasem II, Jalan Klampis Anom, Kecamatan Sukolilo Surabaya, kemarin. Gadis berjilbab ini aktif terlibat langsung memberikan materi tanggap bencana. Sasarannya puluhan siswa dari kelas inklusif di sekolahan tersebut.
“Supaya materi bisa tersampaikan, diterima, dan dimengerti anak-anak, kami sampaikan melalui tayangan film animasi. Selain itu gamemenarik juga diselipkan,” ucap dara asal Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, Jatim ini. Ada banyak bencana yang disampaikan mahasiswa Fikom bersama relawan kampus dan Pusat Studi Bencana serta Lingkungan Unitomo. Ada tsunami, banjir, tanah longsor, gunung meletus, dan lainnya.
Tiap bencana disampaikan cara penyelamatannya. Khusus untuk Surabaya, mahasiswa Fikom Unitomo lebih menekankan ancaman bencana banjir. Karena banjir kerap melanda sejumlah titik di Surabaya bersamaan derasnya hujan. Tips-tips menghadapi banjir disampaikan ke anak-anak inklusif itu, di antaranya menyelamatkan barang berharga yang bisa dibawa, membawa air minum dalam botol, serta mencari tempat yang lebih tinggi dan aman.
“Kenapa harus bawa botol berisi air minum? Karena saat banjir kualitas air jelek,” ujar sejumlah relawan Unitomo yang ikut dalam kegiatan pembekalan. Tak sekadar memberikan pelatihan. Anak-anak inklusif itu juga diajak langsung berkontribusi mengantisipasi banjir Surabaya. Caranya dengan menanam pohon bakau di Eko Wisata Mangrove Wonorejo, Kecamatan Rungkut. Dari upaya ini diharapkan ancaman abrasi dan banjir akibat erupsi air laut ke daratan Surabaya tak terjadi.
“Kami sengaja memberikan materi sigap bencana ke anak-anak ini supaya jika ada kejadian darurat, mereka bisa mandiri,” tutur Wildan Krisnarwanto Waranusani, ketua kegiatan pelatihan. Mahasiswa semester V Fikom, Jurusan Humas Unitomo, ini lega melihat anak-anak begitu antusias mengikuti pelatihan dan penanaman pohon.
Evie Rusiana, guru pendamping kelas khusus di SDN Klampis Ngasem II, mengaku senang melihat muridnya aktif menyimak pelatihan tanggap bencana. “Anak-anak ini dari kelas inklusif. Mereka ABK (anak berkebutuhan khusus). Ada yang lambat belajar, ada yang kemampuan melihatnya kurang dan lainnya,” tutur Evie.
(ars)